Keluarga Jeon di kenal sangatlah harmonis, walau hanya memiliki satu anak mereka sangatlah bahagia.
Tuan Jeon sangat menyayangi putri semata wayangnya, Jeon Heejin. Apapun yang dia inginkan akan langsung di turuti.
Tapi, tidak selalu baik baik saja, apalagi Heejin adalah pewaris tunggal Jeon, banyak musuh yang mengincarnya.
Oleh karena itu tuan Jeon memerintahkan Mark Lee lelaki kebangsaan Canada untuk menjaga putrinya itu.
Mark Lee adalah anak yang di temukan oleh keluarga Jeon di Canada, mereka merawat Mark hingga besar seperti anak sendiri, bahkan keluarga Jeon membiayai pendidikannya, Mark sudah seperti kakak laki laki bagi Heejin.
Tapi, sepertinya Tuhan sangat menyayangi Mark sehingga dia di panggil terlebih dahulu meninggalkan adik kecilnya, dan penyebab kematiannya adalah untuk menyelamatkan Heejin.
Keluarga Jeon sempat melarang untuk melakukan semua itu, mereka hanya ingin Mark menjaga Heejin seperti adiknya tapi, Mark bersikeras dan beralibi sebagai balas budi untuk selama ini dia hidup karena keluarga Jeon.
"Heekkie sayang bang Mark, jangan pernah pergi!"
Perkataan Heejin kecil membuat Mark merasa bersalah di detik terakhirnya.
Bisnis yang di tekuni tuan Jeon tidak selalu mulus ada di mana dia berada di titik terendah karena persaingan.
Sampai dia membuat kesalahan besar, membuat keluarga seseorang hancur dan meninggalkan luka yang sangat dalam.
"Heekkie, ayo turun sarapan udah siap." Teriak nyonya Jeon sambil menatap kamar putrinya masih tertutup rapat.
"Heekkie Belum turun ma?" Tanya tuan Jeon yang sudah rapi untuk pergi bekerja.
"Mungkin dia kecapekan, kemarin dia juga pulang malem."
"Yaudah papa berangkat sekarang ya, bekal papa udah siap kan?" Nyonya Jeon mengangguk menanggapi pertanyaan suaminya.
"Bentar aku ambilin!" Nyonya Jeon berjalan ke meja makan dan mengambil kotak bekal. "Ini!"
"Terima kasih." Ucap tuan Jeon mengambil kotak bekal itu.
"Seperti biasa, aku udah siapin 5 bodyguard di luar rumah, dan 7 bodyguard buat ikutin Heejin, jangan biarin dia pergi tanpa mereka ya." Pesan tuan Jeon.
"Iya pa."
Baru saja tuan Jeon pergi, Heejin sudah turun dengan setelan kuliahnya, hari ini ada kuis dan Heejin malah terlambat bangun, sangat menjengkelkan.
"Mama kenapa nggak bangunin aku?" Tanya Heejin dengan wajah kesalnya. "Hari ini Heekkie ada kuis tau nggak."
"Ya mana mama tau sayang, kamu juga udah di bangunin sejak tadi kok tapi, kamu aja yang kebo emang." Balas nyonya Jeon yang tidak mau mengalah dengan putrinya itu, membuat Heejin semakin terlihat kesal.
"Udah ya, Heekkie berangkat sekarang."
Sudah menjadi kebiasaan Heejin sebelum dia berangkat kuliah dirinya akan mencium pipi orangtuanya.
"Papa udah berangkat ya?" Tanya Heejin kala tidak menemukan keberadaan papanya itu.
"Bye ma."
Heejin menghela nafas saat baru keluar rumah karena para bodyguard sudah siap juga untuk mengantarnya ke kampus.
Sejujurnya Heejin merasa tidak nyaman dengan semua ini, coba saja ada Mark dia tidak akan di ikuti oleh para bodyguard itu, karena orang yang sudah dia anggap kakak itu sudah cukup untuk menjaganya.
Heejin jadi kembali mengingatnya membuat dirinya kembali sedih dan menganggap semua penderitaan orang orang terdekatnya semua karena dirinya.
"Mari masuk nona muda."
Sopir membuka pintu mobil penumpang, mempersilakan majikannya untuk masuk.
Dengan perasaan yang tidak menentu Heejin masuk dan terdiam sepanjang perjalanan, dirinya hanya melihat jalanan kota lewat jendela.
Suara ponsel mengalihkan fokusnya, dia membuka pesan yang baru dia terima dan tersenyum manis setelah itu.
- vienyxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Competition? (Jaejin) ✓
Random❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @ 2021, vienyxxx