Seminggu sudah terlewatkan, hari ini adalah hari keberangkatan Renjun ke China, sekarang bahkan ketiga pemuda bermarga berbeda itu berada di bandara.
"Jeno beneran nggak dateng nih?" Tanya Haechan memastikan, karena sejak seminggu yang lalu, Jeno benar benar tidak ada kabar seperti tertelan bumi.
"Nggak papa, masih ada kalian berdua, gue pergi ya jaga diri baik baik."
Renjun memeluk Jaemin dan Haechan bergantian.
"Lo juga."
"Jaem gue harap lo cepet baikan sama Jeno, pas gue balik ke sini lo harus udah akur sama jeno ya?!" Minta Renjun.
"Dan lo Haechan pastiin mereka bisa baikan apapun caranya."
"Kenapa lo kekeh banget pengen gue baikan sama Jeno?" Tanya Jaemin.
"Karena gue nggak mau pertemanan kita pecah dan rencana gue gagal karena pertengkaran kalian."
"Rencana apa?" Tanya Haechan.
"Tunggu gue balik."
Di sebuah ruang bernuansa putih dua anak adam dan hawa sedang duduk berhadapan.
"Nggak ikut nganter Renjun?" Tanya sang gadis yang duduk di single sofa. "Masalah lo cuma sama Jaemin bukan sama Renjun, dia pasti mau sahabat sahabatnya nganter dia."
"Tapi, Jin?!"
"Lo egois, untungnya gue dateng kesini apa? Lo aja malah kayak gini."
Heejin berdiri dari duduknya dan langsung meninggalkan Jeno yang masih tertunduk diam.
"Nggak penting banget, harusnya gue ada di sana sekarang." Guman Heejin sedikit kesal.
Bagaimana tidak, saat dia akan pergi telepon berbunyi dan itu dari Jeno yang mengatakan ini bertemu dan membicarakan sesuatu dan malah berakhir seperti ini.
"Selamat datang tuan Jeon bagaimana dengan kabar anda?"
Tuan Jeon di sambut dengan bahagia oleh Jaehyun di kediaman Na.
"Bagaimana rumah yang di jadikan sebagai tempat pembunuhan oleh anda?"
"Ck, bukannya dirimu sendiri yang menembak orang tuamu itu...?
Bagaimana bisa kau di sebut sebagai anak ketika kau sendiri membunuh mereka tanpa rasa bersalah dan penyesalan sedikitpun, dan malah tertawa bahagia?"
Sindir tuan Jeon sambil tersenyum smirk di akhir kalimatnya membuat Jaehyun merasa kesal dan menahan emosinya.
"Jika dirimu ingin menyakiti putri dan pewaris Jeon melalui adikmu itu, Jaemin bukan?" Tanya tuan Jeon memastikan.
"Itu tidak akan pernah bisa terjadi."
"Baiklah, tapi jangan lupa jika istri dan anak anda mengetahui kelakuan bejat ayahnya di masa lalu, apa mereka masih mau pada anda?" Giliran Jaehyun yang mulai memancing lawan bicaranya ini.
"Bukannya mereka belum mengetahui kepala keluarga mereka membunuh orang hanya karena masalah persaingan bisnis?"
"Hahaha." Tawa itu terdengar dari mulut tuan Jeon, dirinya menatap tajam pada Jaehyun. "Jangan lupakan juga, rahasia terbesarmu ada padaku Jaehyun, Na Jaehyun." Sambung Tuan Jeon menekan kata terakhir.
Jeno berlari memasuki bandara, mencari keberadaan teman Chinanya itu.
"Cari Renjun?" Tanya seseorang yang membuat Jeno menoleh.
"Dia udah pergi sekitar 5 menit yang lalu, lo telat!"
"Ini buat lo dari Renjun."
Haechan memberikan sebuah kertas pada Jeno, yang di beri langsung mengambilnya dan membuka kertas itu, membaca apa yang telah di tuliskan oleh Renjun untuknya.
"Renjun udah menduga kalau lo bakal dateng kesini, makanya gue di suruh nunggu lo sampai datang dan serahin surat itu."
"Makasih Chan."
"Iya, gue balik dulu." Pamit Haechan.
"Langkah pertama berhasil, rencana ini cukup bagus, semoga berjalan baik."
- vienyxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Competition? (Jaejin) ✓
Acak❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @ 2021, vienyxxx