GOC 10. Balapan

128 22 3
                                    

Malam hari Jaemin, Jeno, Renjun dan Haechan sudah berada di area balapan, mereka datang untuk melihat balapan tentu saja, seperti biasanya. Menghilangkan rasa stress setelah kuliah.

"Gue denger lo temui bang Jaehyun?" Tanya Jeno membuka obrolan.

"Ngapain?" Sambung Haechan.

"Buat kesepakatan." Jawab Jaemin santai sambil memainkan kunci motornya.

"Kesepakatan?" Ulang Renjun yang bingung dengan maksud Jaemin.

"Gue bikin kesepakatan sama dia bakal bantu Jaehyun hancurin semua rival perusahaan Na dengan satu syarat dia nggak boleh nyentuh Heejin lagi."

"Semudah itu?"

"Hm."

Jeno merasa ada yang di sembunyikan oleh temannya itu, bagaimana bisa? Bahkan dulu Jaemin sudah di minta untuk mengurus perusahaan dia tidak mau dan selalu mengatakan sangat membenci Kakaknya dan tidak ingin terlibat sedikitpun dengannya.

"Semoga lo beneran, nggak ada niat lain." Guman Jeno membuat ketiga temannya menoleh dan menatap dengan bertanya tanya.

"Eh, ya btw lo sama Heejin gimana?" Haechan mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya gimana, maksud lo?"

"Deket nggak, lo udah tau apa aja tentang dia?" Bukan Haechan yang membalas melainkan Renjun yang menjawab.

"Dia nggak bisa di remehin, tadi gue anterin dia pulang dan dia tau kalau kita cari tau tentang dia di apartement bang Mark."

"Hah?"

"Dia bilang, mau cari apa? Tentang bang Mark atau tentang gue, gitu!"

"Cerdas."

"Heejin harus makin waspada sama Jaemin, gue nggak selalu ada buat dia."

Batin salah satu dari mereka sambil memikirkan semua dugaan dugaan yang berada di kepalanya.

"Wah, ternyata kalian juga ada di sini, gue kira kalian nggak bakal main ke sini lagi karena udah jadi bodyguard."

Suara itu membuat keempat orang itu mengalihkan fokusnya pada tiga orang yang datang menghampiri mereka.

"Hah siapa maksud lo Jin?" Tanya temannya yang lain berpura pura tidak tau.

"Siapa lagi kalau bukan putra kedua keluarga Na, lo kekurangan uang sekarang, makanya jadi bodyguard?" Tanya laki laki bermata tajam, Hyunjin.

"Hah serius? Lo udah nggak di biayain lagi sama abang lo itu?" Sahut yang lain dengan suara deepnya, Felix.

"Bacot, ANJING!" Renjun yang sudah mulai kepancing emosi mengatakan itu tepat di depan ketiganya.

"Wah si boncel udah ke pancing." Han tertawa melihat Renjun mulai terpancing.

"Jun, tahan emosi lo!" Jaemin berusaha menenangkan temannya itu agar tidak melakukan apapun.

"Mau lo apa sekarang?" Tanya Jeno to the point.

"Tentu aja balapan sama kalian lah."

"Yakin banget bakal menang kali ini? Biasanya juga selalu kalah." Sahut Haechan meremehkan.

"Gue pasti menang kali ini dan kalian berempat bakal kalah." Hyunjin sangat percaya diri.

"Palingan juga curang." Guman Renjun.

"Apa maksud lo?" Felix yang mendengar gumanan Renjun tidak terima dan ingin memukul Renjun.

"Bener kan?" Tambah Renjun dengan smirknya.

"Jun udah!"

"Kalau lo nggak bakal curang, nggak usah marah gitu dong." Renjun tidak mendengarkan ucapan Jaemin dan terus saja memancing emosi musuhnya itu.

Felix sudah mulai kesal langsung menarik kerah baju Renjun dan ingin menonjoknya tapi, langsung di lerai oleh kedua pihak.

"Felix, tenang!" Bisik Han.

"Renjun udah! Jangan mancing emosi orang." Ujar Jeno.

"Kita mulai aja sekarang dan buktiin siapa yang bakal menang." Ajak Hyunjin.

Ketujuh laki laki itu langsung berjalan menuju motornya masing masing dan masuk ke arena balapan, bahkan Jaemin dan kawan kawan tidak menaruh kecurigaan pada balapan kali ini.

Sedangkan ketiga laki laki lainnya hanya tersenyum dan saling bertatapan seakan berkata kemenangan ada di tangan kita sekarang.





















- vienyxxx

01. Competition? (Jaejin) ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang