Setelah keluar dari rumah sakit Jaemin kembali pada aktivitasnya dan sekarang sudah mulai membantu kakaknya mengurus perusahaan.
Jaemin dan Heejin juga semakin dekat dan akrab, Jaemin sering mengantar jemput Heejin dan bahkan Jaemin sudah kenal dekat dengan kedua orang tua gadis itu.
Seperti malam ini Jaemin datang ke kediaman Jeon dan meminta ijin untuk membawa Heejin keluar.
"Bagaimana bisa kau mengenal Mark?" Tanya tuan Jeon sekedar basa basi.
"Dia senior saya di sebuah organisasi, dan saat kejadian itu saya berada di sana, bang Mark meminta tolong untuk menjaga Heejin." Jelas Jaemin.
"Terima kasih sudah mau menjaga putri saya, kamu sangat baik. Semoga selalu di limpahi kebahagian." Doa tuan Jeon untuk Jaemin.
"Kebahagiaan? Bahkan semua itu telah di renggut olehmu beberapa tahun lalu." Batin Jaemin.
"Iya, terima kasih."
Pertanyaan yang berada di otaknya sekarang adalah, apakah Heejin dan ibunya tau kalau kepala keluarganya yang di kenal sangat sayang pada keluarga adalah seorang pembunuh?
Entahlah hanya mereka dan Tuhan yang tau semuanya.
"Eh, silakan di makan." Tawar nyonya Jeon yang baru datang membawa nampan berisi camilan dan minuman.
"Kenapa jadi diem dieman gini."
"Terima kasih tante."
"Heekkie sebentar lagi turun, tunggu saja." Ujar nyonya Jeon dan duduk di samping suaminya.
"Kamu dari keluarga mana kalau boleh tau? Siapa tau tante kenal mama kamu" Tanya nyonya Jeon.
Sebelum Jaemin menjawab pertanyaan wanita di depannya itu, Heejin sudah terlebih dahulu datang dan menghampiri ketiganya.
"Nah Heekkie udah datang."
"Maaf lama."
Jaemin hanya mengangguk. "Saya ijin bawa Heejin keluar ya om tante." Sebelum pergi Jaemin meminta ijin pada kedua orang tua gadis itu.
"Jangan pulang malem malem, tolong jaga Heekie."
"Baik tante."
Jaemin dan Heejin keluar bersamaan setelah mendapatkan ijin, mereka memasuki mobil Jaemin.
"Kita mau kemana?" Tanya Heejin sambil memakai seatbelt
"Ada deh."
Heejin yang ingin bertanya lagi dia urungkan karena ponselnya bergetar.
Heejin melihat pesan yang baru masuk ke ponselnya, membalas pesan itu. Setelah itu Heejin memasukkan kembali ponselnya pada tas selempangnya.
Heejin melihat Jaemin yang fokus menyetir, memperhatikannya dari samping dan berharap menemukan sesuatu dari ekspresi yang dia buat oleh laki laki itu.
"Ada apa?" Tanya Jaemin yang menyadari sejak tadi gadis di sampingnya terus memperhatikan.
"Nggak papa." Balas Heejin dan membenarkan posisinya dan mengambil kembali ponselnya.
Jeno, Renjun dan Haechan sedang berada di apartement Jeno bermain ps bersama.
"Jaemin kemana?" Tanya Haechan yang masih fokus pada psnya.
"Jalan sama Heejin." Balas santai Renjun yang duduk di sofa dengan alat lukis di tangannya.
"Kencan?"
"Mana gue tau, tanya langsung aja sama dia."
"Jeno main yang bener dong!" Omel Haechan saat Jeno hampir membunuhnya.
"Kenapa lo Jen? Ada yang lo pikirin?" Tanya Renjun.
"Nggak papa, ayo Chan main lagi."
Jeno dan Haechan kembali fokus pada psnya sedangkan Renjun fokus pada kegiatannya sendiri.
Saat asik asiknya bermain, tiba tiba ponsel Jeno berbunyi. "Jun lo gantiin bentar." Jeno memberikan alih permainan pada Renjun.
Renjun yang berada di sofa langsung dan mengambil alih permainan Jeno. "Mau kemana lo?"
"Keluar benar, ada yang nggak beres."
Setelah membaca pesan dari seseorang, Jeno langsung mengambil kunci motor dan juga jaketnya.
"Ada apa?" Tanya Haechan yang ikut panik. "Gue sama Renjun temenin."
"Nggak usah, kalian tunggu di sini aja."
"Udah nggak papa, Jeno bisa selesai masalahnya sendiri, kita main lagi." Ujar Renjun mencegah Haechan yang ingin pergi juga.
Sebenarnya Renjun juga khawatir tapi, dia harus menuruti Jeno agar tidak terjadi hal buruk, lagian kalau terjadi sesuatu pasti Jeno akan langsung menghubungi mereka nanti.
- vienyxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Competition? (Jaejin) ✓
Casuale❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @ 2021, vienyxxx