"Boleh duduk disini?"
Seorang gadis menoleh ke sumber suara dan menemukan seseorang laki laki tang berdiri di sampingnya.
"Duduk aja." Sahutnya yang langsung memperhatikan ponselnya kembali.
"Makasih."
Pemuda Na itu duduk di sampingnya dan sesekali memandang gadis di sebelahnya yang terus fokus pada ponsel.
"Kenapa sendiri?" Tanya Jaemin sekedar basa basi.
"Hm?" Gadis itu kembali menoleh. "Nggak, lebih suka aja kalau sendiri." Senyumnya mengembang seakan tidak ada apa apa padanya.
"Bang Mark?" Ucap Jaemin yang ingin memancing gadis untuk lebih banyak bicara.
"Maksud?" Gadis bernama Heejin itu membalikkan perkataannya dan berusaha mengendalikan ekspresi terkejutnya beberapa waktu lalu.
"Kenal bang Mark?"
"Kenapa?"
"Bang Mark pernah cerita sama gue, kalau dia ada cewek yang harus di jaga, melebihi dirinya sendiri."
Penjelasan itu terlontar dari Jaemin tanpa memandang Heejin di sebelahnya.
"Bang Mark cerita apa aja?" Tanya Heejin yang mulai tertarik dengan obrolan tersebut.
"Kenalan dulu biar enak ngobrolnya."
"Jaemin, Na Jaemin." Jaemin mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.
"Heejin, Jeon Heejin." Balasnya dan menyambut jabatan tangan laki laki di sampingnya.
"Bang Mark bilang ada satu orang yang nyawanya selalu terancam sama orang orang di sekitarnya, makanya dia selalu jagain orang itu sampai akhirnya nyawa dia taruhannya." Jaemin mulai bercerita.
Heejin yang baru mendengar cerita itu sedikit mulai berkaca kaca dan sebuah ingatan terlintas di otaknya bagai kaset rusak.
"Di detik terakhirnya dia minta sama gue buat gantiin dia buat jagain itu cewek."
Heejin sudah tidak bisa menahan air matanya lagi, dia menangis mengetahui orang yang selalu berada di sampingnya telah tiada tapi, kenapa ayahnya berbohong dan bilang bang Mark pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan.
"Dan mulai sekarang gue, Na Jaemin yang bakal jagain cewek itu. Gue bakal gantiin tanggung jawab Mark Lee buat jaga lo Jeon Heejin." Ucap Jaemin mantap tanpa keraguan lagi di benaknya.
"Jaem, dari mana aja lo?" Tanya Haechan yang menyeruput minuman yang ada di depannya.
"Anjing Haechan! itu minuman gue bangsat!" Suara mengelegar Renjun terdengar begitu keras membuat Jeno yang di sebelahnya menutup telinganya menggunakan kedua tangan.
"Maaf jun, gue haus." Balas Haechan cengegesan.
"Gantiin cepet minuman gue, SE-KA-RA-NG!"
"Kalian berantem mulu, nggak capek apa?" Tanya Jeno yang mulai pusing dengan kelakuan kedua sahabatnya.
"Diem lo!" Ucap Renjun dan Haechan bersamaan.
"Jaem, tadi lo belum jawab pertanyaan gue, dari mana?"
"Temuin Heejin." Sahut Jaemin dengan santai padahal respon teman temannya itu sudah kaget mendengar jawaban Jaemin.
"Terus gimana?"
Memang yang paling kepo di antara ketiga teman Jaemin itu adalah Lee Haechan dari tadi hanya dia yang terlihat antusias secara terang terangan.
"Beliin minum dulu, sekalian punya Renjun tadi, sebelum lo di gas lagi sama dia."
Suruh Jaemin sambil menyodorkan uang lima puluh ribuan pada Haechan.
Haechan melirik sebentar pada Renjun sekilas dan langsung saja mengambil dan pergi membelikan gantinya karena melihat raut Renjun yang sudah seperti ingin memakannya hidup hidup.
"Jangan di mulai dulu sesi jawabnya, tunggu gue!" Teriak Haechan saat Jaemin ingin membuka suara lain untuk bercerita.
"Anak satu itu ribut mulu dari tadi, bikin malu aja."
"Temen lo itu Jen."
"Temen lo juga Jun."
"Kalian mau ribut juga?"
Pertanyaan Jaemin membuat kedua orang tersebut langsung terdiam dan tidak ingin membuat masalah.
- vienyxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Competition? (Jaejin) ✓
Acak❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @ 2021, vienyxxx