GOC 19. Jaemin dan Jeno

97 17 2
                                    

Beberapa hari sudah terlewatkan Jaemin dan Jeno belum juga membaik, membuat Haechan merasa bingung untuk menyatukan mereka berdua lagi, jika saja bukan karena Renjun yang mengancam tidak akan kembali jika keduanya belum berbaikan membuat Haechan benar benar berusaha keras.

"Jaem, Jen, sampai kapan kalian bakal kayak gini?" Tanya Haechan yang sudah frustasi.

Haechan tadi menyeret paksa Jeno untuk duduk bersama Jaemin.

"Kalian silakan omongin baik baik masalahnya apa! Hari ini harus bener bener selesai dan kalian baikan!" Perintah Haechan dan meninggal keduanya.

"Gue tanya masalah lo sama gue apa Jen? Kita nggak pernah kayak gini sebelumnya." Jaemin mulai membuka suara.

"Karena lo! Lo yang nyuruh mereka nyerang kalian kan? Terus lo kalah, Heejin di bawa pergi sama mereka...

"Untuk gue dateng di waktu yang tepat."

"Lo bicara kayak gitu atas dasar apa?"

"Karena salah satu dari mereka bilang keluarga Na yang nyuruh mereka, siapa lagi kalau bukan lo dan bang Jaehyun."

Jaemin yang mendengar penuturan Jeno terkejut, bagaimana bisa mereka menyebut Na adalah boss mereka padahal dirinya saja tidak mengenal, apa mereka suruhan bang Jaehyun?

Kalau bener mereka adalah suruhan Jaehyun, secara tidak langsung dirinya telah mengingkari janji yang telah mereka sepakati.

Lagipula rencananya untuk Heejin bukanlah menyakitinya seperti ini, bahkan melukainya tidak pernah terfikirkan di otak pemuda Na itu.

"Jen, sumpah bukan gue yang suruh mereka, gue aja nggak tau mereka satupun."

"Jangan ngelak lagi, mereka aja bilang kalau lo yang nyuruh mereka."

"Jen, bukan gue serius!"

Jaemin terus membela diri, karena memang dirinya tidak tau sama sekali.

"Selama nggak ada bukti kalau itu bukan suruhan lo, gue nggak bakal percaya itu, dan jauhin Heejin mulai sekarang! Biarin gue yang gantiin jagain dia."

Keputusan sepihak di ambil Jeno dan berjalan meninggalkan Jaemin yang terus berusaha membela dirinya dan mengatakan dia tidak terlibat sedikitpun dengan mereka.

"Rencana kedua berjalan baik, ternyata mecah mereka segampang itu, sekarang giliran puncaknya."








































"Tuan apa yang sekarang harus kita lakukan?"

"Diam dan lihat semua yang akan terjadi, tidak lama lagi akan ada perpecahan antara kedua kakak beradik itu."

"Apa yang tuan maksud?"

"Kau akan tau nanti!"

Obrolan mereka terhenti kala pintu di buka begitu saja.

"Ada apa putri papa?"

Sang putri berjalan mendekat ke meja kerja papanya dan duduk di kursi depan meja itu, tepat berhadapan dengan papanya dan tangan kanannya yang berdiri di sampingnya.

"Kangen!"

"Ah papa mengerti maksudmu, pergilah!"

Papanya ini sudah seperti cenayang saja, padahal putri cantiknya itu belum mengatakan apapun sudah mengerti apa yang di inginkan.










































"Bagaimana? Kalian sudah baikan?" Tanya Haechan yang baru datang menghampiri Jaemin yang masih berada di sana sendirian.

Jaemin mengeleng sebagai jawaban.

"Dahlah gue capek!" Eluh Haechan langsung menjatuhkan kepalanya pada meja di depannya.

"Gue duluan Chan, mau ke kantor bang Jaehyun soalnya."

Pamit Jaemin langsung meninggalkan Haechan sendiri.

"JUN CEPET BALIK, GUE CAPEK HADEPIN MEREKA BERDUA SENDIRIAN!"





















- vienyxxx

01. Competition? (Jaejin) ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang