Jaemin membuka mata menyesuaikan dengan pencahayaan di sekitarnya, badannya juga terasa sakit, remuk semua.
"Eh?!" Jaemin baru menyadari dirinya berada di ruangan serba putih, rumah sakit?
Jaemin mengingat kejadian kemarin malam saat balapan dan dirinya mengalami kecelakaan karena remnya yang blong, apa itu penyebab sekarang dirinya berada di sini?
"Sadar juga lo, gue kira bakal mati." Ujar Renjun Spontan saat melihat temannya yang baru sadar.
"Gimana gue bisa di sini?" Tanya Jaemin dengan suara yang masih terdengar lemah.
"Lo terbang ke sini." Jawab asal Renjun, membuat Jaemin jengah.
Kenapa Renjun menjadi menjengkelkan seperti ini pikir Jaemin.
"Gue serius Jun!"
"Dih, gue masih suka cewek ya anjing, main serius serius."
"Pergi aja lo sana!" Usir Jaemin yang sudah benar benar kehilangan kesabarannya menghadapi Renjun yang sangat menjengkelkan, lagian temannya yang lain di mana sih.
"Eh yang lain mana?" Tanya Jaemin yang baru menyadari tidak ada orang lain kecuali mereka berdua.
"Jeno lagi temenin Haechan cari makan, lo tau sendiri kan temen lo yang satu itu gimana."
"Kalau abang lo ke kantor, ada rapat nanti balik lagi."
Jelas Renjun sambil tetap fokus pada ponselnya.
"Jaehyun?" Jaemin bingung, kok dirinya memperdulikannya sekarang?
"Ya menurut lo? Emang abang lo ada berapa?"
"Oh ya, gue sampai lupa!" Ujar Renjun langsung meletakkan ponselnya dan berjalan menghampiri brankar Jaemin.
"Kemarin malem Heejin telepon lo, minta buat ketemu ada yang mau di bahas katanya tapi, gue bilang nggak bisa dan lo masuk rumah sakit." Jedanya.
"Terus?"
"Bentar napas, capek juga ngoceh mulu dari tadi." Ujar Renjun dan menghela nafas panjang. "Heejin bakal kesini nanti, setelah makulnya selesai mungkin."
"Gimana sama Hyunjin sama temen temennya itu?" Jaemin mengalihkan topik pembicaraan.
"Bang Jae ambil jalur hukum buat mereka. Terus alasan mereka lakuin itu bukan semata buat singkirin lo doang, karena alasan mereka lakuin itu juga Heejin, lo tau kan musuh keluarga Jeon bukan cuma 1 atau 2 doang tapi, banyak. Jadi, kebetulan banget lo sama Heejin lagi ada hubungan menurut mereka sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Jadi, Na dan Jeon bisa di hancurin bersamaan."
Penjelasan Renjun panjang lebar membuatnya ngos ngosan, karena tidak biasanya manusia satu ini berbicara sepanjang ini dan tidak menggunakan emosinya.
Pintu terbuka menampakkan dua orang yang membawa banyak camilan.
"Pangeran tidur udah bangun ternyata." Celetuk Haechan sambil memberikan sekantong camilan pada Renjun.
"Udah baikan Jaem?" Tanya Jeno yang sudah duduk di sofa tempat renjun tadi.
"Mendingan, masih agak pusing deh."
"Gue kira lo nggak bakal sadar sadar Jaem, gue udah nangis nangis sampai rumah sakit." Haechan mulai melebaykan semuanya.
"Bener, Haechan udah kayak cewek yang yang cowoknya kecelakaan nangis nangis sambil sebut sebut nama lo." Sahut Renjun mulai tertawa.
"BANGSAT LO JUN!"
Jaemin dan Jeno hanya tertawa melihat kelakuan Renjun dan Haechan yang saling mengejek, karena menurut mereka itu adalah hiburan tersendiri untuk keduanya.
Karena mereka yang tertawa sampai tidak menyadari ada orang yang mengetuk pintu. Jaemin mengira itu dokter atau suster yang ingin memeriksanya.
"Maaf, kayakan gue ganggu kalian."
"Nggak kok Jin." Bapas Haechan Ramah.
Ternyata yang datang adalah Heejin dengan membawa sekeranjang buah di tangannya.
"Gue bawa buah, moga cepet sembuh Jaem." Ucap Heejin dan meletakkan keranjang itu di meja.
"Makasih, gue udah baikan kok Jin."
"Jaem, abang lo mau ngomong nih." Jeno memotong pembicaraan dan memberikan ponselnya pada Jaemin.
"Kalian keluar, ajak Heejin juga." Minta Jaemin yang langsung di turuti.
- vienyxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Competition? (Jaejin) ✓
Acak❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @ 2021, vienyxxx