Di sebuah sore yang cerah....
Drap drap drap
Semua anggota team sepak bola Universitas Dong Bang terlihat berlatih di lapangan sepak bola yang ada di sayap kanan Universitas. Namja-namja bertubuh atletis itu tengah mempersiapkan kompetisi akhir tahun yang akan digelar seminggu lagi.
Duk
Baro sang mildfielder mengoperkan bola pada striker mereka Jung Yunho. Eh? Tapi...bola itu menggelinding begitu saja ketika namja bertubuh beruang itu hanya diam dengan pandangan kosong. Yunho terlihat melamun dan tidak focus.
"Hyung!"
Baro memanggilnya dengan keras hingga perhatian Yunho kembali ke alam nyata. Mata musangnya bergerak cepat menyadari kesalahanya dan langsung melesat mencoba merebut bola yang terlepas darinya namun usahanya terbuang sia-sia.
Dak
GOAL!
Lawan main team Yunho berhasil memasukan bola tersebut ke dalam gawang. Mereka bersorak gembira ketika berhasil mengalahkan lawan main mereka. Skor menjadi 1-0 untuk team lawan.
Priittttt!
Pelatih team sepak bola Universitas Dong Bang itu meniup peluit miliknya pertanda babak pertama telah usai. Namja yang dulunya adalah seorang atlit itu berjalan dengan wajah sangar menuju ke arah Yunho yang terlihat kelelahan.
"Apa yang terjadi denganmu Jung Yunho. Kau terlihat sama sekali tidak focus pada permainanmu tadi" omel pelatih team sepak bola itu tidak senang.
"Maaf coach. Saya tidak akan mengulanginya"
"Tidak ada kata maaf dalam sebuah pertandingan. Hanya ada menang atau kalah! Jika kau tidak bisa focus dan membuat kesalahan, maka kekalahan yang akan kau dapatkan. Kau adalah kapten tim jadi sudah seharusnya kau bekerja lebih keras agar anak buahmu tidak menanggung malu. Kau dengar itu Jung?!"
"Yes coach!"
"Lari lima puluh putaran"
Glek
Anak buah Yunho yang lain menganga lebar ketika mendengar hukuman dari sang pelatih. Sedangkan Yunho langsung menegakan badanya dan mulai berlari melaksanakan hukumanya. Teman-temanya yang lain terlihat menunduk takut sambil sesekali melirik kapten mereka yang berlari keliling lapangan. Pelatih mereka memang terkenal disiplin dan berdarah dingin. Namun beliau juga sangat dihormati karena oleh tangan besinya juga mereka bisa mendapatkan gelar juara secara berturut-turut.
"Cukup untuk hari ini. Besok kita latihan lebih awal untuk membahas siapa saja yang akan masuk tim utama"
"Baik coach"
Anak-anak sepak bola yang lain lantas bubar meninggalkan lapangan karena hari juga sudah semakin petang. Beberapa orang terlihat menghampiri Yunho menawarkan diri untuk menemani kapten mereka berlari tapi Yunho menolaknya.
"Ada apa lagi dengan kapten Jung?" seorang anggota tim yang berbadan kurus terlihat berbisik pada temanya.
"Mollayo"
"Mungkin ada masalah dengan pacarnya"
"Bisa jadi...."
Kedua namja itu akhirnya meninggalkan lapangan dan membiarkan Yunho sendirian.
.
.
.
Hah....hah....hah...
Bruk~
Namja berkulit cokelat itu menghempaskan tubuhnya di rerumputan. Nafasnya terengah dan terdengar berat setelah berlari mengitari lapangan sebanyak 50 kali putaran. Hingga petang telah berganti malam, Yunho masih saja betah pada posisinya. Duduk termenung di tengah hamparan rumput lapangan sepak bola itu dan menikmati semilir angin yang menggoyangkan surai cokelatnya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKURA {COMPLETE}
Fiksi PenggemarSakura itu.... Cantik, lembut, dan merona merah muda, mengingatkan Yunho pada sosok sahabatnya Kim Jaejoong. Dia menyayangi sahabatnya itu layaknya saudaranya sendiri. Tapi baru-baru ini dia tahu bahwa sesungguhnya Jaejoong .... Mencintainya.