Setiap hari Ara dan Ilham jalani semakin bertambahnya hari usia kandungan Ara juga semakin membesar serta perut nya yang dulu rata kini sudah tampak sedikit mengembung .
"Selamat pagi anak papa" hampir setiap pagi Ara mendengar suara halus itu serta tangan lembut yang mengelus perut nya yang mulai membuncit itu
"Apa Kaka ga bosen setiap hari ngomong begini?" Tanya Ara pada Ilham , ya pelaku yang setiap pagi nya kini selalu mengucapkan selamat pagi pada bayi yang masih di dalam kandungan itu adalah Ilham papa dari bayi yang Ara kandung
"Ga dong , lagian Lo sewot banget sih Ara kan gue nyapa anak gue loh ini " ujar Ilham sambil menatap mata Ara
"Bukan sewot bosen aj tau denger nya tiap hari , mana anak nya ga nanggepin lagi" balas Ara sambil membuang muka
"Ya bodoamat suka-suka gue lah orang yang nyapa gue " ucap Ilham lagi
"Yaudah terserah, awas ah gue mau mandi panas liat muka kakak" ujar Ara kemudian berjalan meninggalkan Ilham
"Dasar bocah nyebelin , kenapa juga gue harus jodoh sama tu bocah" ujar Ilham ngedumel sambil tangan nya di letakkan di pinggang
"Apa? Coba ulangi ! Gue denger Lo!" Teriak Ara dari dalam kamar mandi itu
"Sialan tu bocah denger lagi!" Ucap Ilham dalam hati bisa-bisanya anak kecil itu mendengar apa yang ia ucapkan
"Ga ada gausah sok denger ya bocah " ucap Ilham ngeles kemudian keluar dari kamar sebelum ia kena amukan harimau Jawa itu .
Ilham berjalan keluar dari kamar menuju dapur untuk sarapan , karna si bumil itu belum masak terpaksa Ilham harus mandiri menyiapkan sarapan sendiri seada nya saja setidaknya mengganjal perut sebelum si harimau masak untuk makan siang.
Ilham mengambil satu roti tawar dan mengoleskan selai strawberry di atas nya , kemudian calon bapak itu berjalan ke arah kulkas dan mengambil susu dan di tuangkan nya di gelas .
"yaudahlah cukup ini aja buat ganjel perut sebelum Chiara masak buat makan siang" ujar ilham kemudian mengambil sepotong roti itu dan memakan nya
***
Brakk!
Suara keras seperti ada sesuatu yang jatuh menyadarkan Ilham dari lamunan nya yang sedang menikmati sepotong roti itu ,
"Kakak sakittt!" Teriakan keras itu membuat jantung Ilham rasa nya seketika ingin lepas , suara teriakan itu jelas suara chiara istri nya
Ilham yang panik seketika meletakkan roti nya dan berlari menuju kamar atas untuk memastikan kalo itu bukan suara sang istri ia sangat berharap ia salah pendengaran.
"Ara kamu kenapa?" Teriak Ilham dari depan pintu kamar mandi itu
"Ssss , aaakhh s-sakit banget kak , perut aku sakit " jawaban itu sontak membuat Ilham ingin menangis
Brakk!
Tanpa pikir panjang pria itu mendrobrak pintu kamar mandi itu karna yang terpenting baginya sekarang kondisi Ara dan kandungan nya .
Tubuh Ilham kaku lemas dan lesu melihat Ara yang sudah terduduk dengan wajah yang pucat serta darah yang keluar dari selangkangan nya.
"Kaa , s-sakit " hanya itu kata yang keluar dari mulut wanita itu
"Sabar sayang" ujar Ilham kemudian mengendong ara dan berlari cepat membawa istri nya itu menuju lobby agar segera bisa di bawa ke rumah sakit terdekat.
Ilham menangis , ia tidak tega melihat dengan mata kepalanya sendiri dimana Ara yang berada dalam gendongan nya itu pucat pasi dan tidak berdaya lagi ditambah darah yang keluar dari selangkangan Ara membuat Ilham semakin panik dengan kondisi istri serta calon anak nya itu.
"Chiara- Chiara harus dengar kakak, Ara kuat ya tahan sayang Ara harus kuat " ujar Ilham menguatkan Ara di sepanjang jalan menuju rumah sakit itu
"S-sakit banget kak" ujar Ara kesakitan
"Iya sayang, harus kuat yaa tahan sebentar lagi sampai kok" ujar pria itu
Ntah seberapa panik Ilham sehingga supir taksi itu disuruh nya membawa mobil sangat ngebut hingga tak lama itu mereka telah tiba di rumah sakit terdekat , Ilham dengan perasaan nya yg campur aduk segera menggendong Ara dan berlari .
"Suster-suster tolong istri saya!" Teriak Ilham menggelegar di rumah sakit itu
Beberapa suster dengan cepat membawanya brankar menuju kearah Ilham dan segera membawa Ara keruangan UGD untuk segera di tangani.
Ilham begitu cemas dan takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak ia ingin kan .
Pria itu bolak balik persis seperti strika di depan ruangan UGD itu menunggu kabar dari dokter mengenai kondisi istri nya .Hampir setengah jam Ilham bolak balik seperti Setrika itu akhirnya dokter pun keluar dari ruangan UGD ,
"Dok Bagaimana kondisi istri dan anak saya?" Tanya Ilham saat dokter itu keluar
"Kondisi nya sangat lemah , umur pasien yang masih sangat muda juga mempengaruhi kandungan nya , untung bapak cepat membawa pasien kesini kalau terlambat sedikit lagi saya tidak jamin kandungan pasien masih selamat" jelas dokter itu pada Ilham
" J-jadi istri dan anak saya ga kenapa-kenapa kan dok?" Tanya Ilham
" Alhamdulillah atas izin Allah pasien dan kandungan nya masih bisa di selamat kan tpi masih harus di rawat beberapa hari di sini untuk proses pemulihan lagi pula tadi pasien mengalami pendarahan hebat dan nyaris keguguran" kata dokter itu kepada Ilham
" Okey dok terimakasih, apakah istri saya sudah boleh di jenguk?" Ujar Ilham lagi kepada dokter itu
" Sebentar kami akan memindahkan pasien dulu ke ruangan inap , saya permisi " jelas dokter itu kemudian pergi
Ig; aflenaflenenjelika
Jgn lupa follow
Kasih vote comen ya guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a dream wedding
Teen Fictionsebelum baca cerita ini silahkan baca cerita SYELLA yah biar tau alur nya (SQUEEL SYELLA). "oh shit gadis sialan!" teriak pria itu sambil melemparkan semua barang yg ada diatas meja kerjanya "Om Ilham harus tanggung jawab ini anak om ya !" ucap Chia...