fourtin (end)

273 33 5
                                    

"Cepat sembuh, Cakra. Jangan sampai telat saat minum obat ya, ganteng. Kalo begitu kakak permisi"

"Terimakasih kakak rin," Cakra tersenyum.

Bae Irene namanya. Sebelum pergi, dokter magang itu tersenyum hangat sembari mengelus kepala pasiennya.

Matanya sempat melirik sosok lain yang tidak jauh keberadaannya. Ia tersenyum mengejek. Cowok yang sadar menjadi objeknya hanya mendecih kecil.

Mata yang selalu terlihat lembut dan menggemaskan berubah menjadi tajam. Menunjukkan ketidaksukaannya kepada cewek yang juga sedang menatapnya.

Detik itu Hyera sadar jika Park Jimin didepannya adalah sosok asing yang sudah jauh dari jangkauannya.

***

"Ming.. ming.."

"Apa?"

"Buka mbah google dan lo cari tuh, cara cepat mencari pendamping hidup sampai akhir memisahkan," Nancy menyedot es teh nya semangat sebelum melanjutkan ocehannya, "Kali aja dapet ming. Lo kan termasuk cowok tertampan pak pak pak pak dung dung plak plak!" sambungnya ditambah akhiran seperti akting salah satu pemain amanah wali.

Mingyu mendecak, tidak suka dengan topik ini, "Berisik nan masih pagi."

"Karena ini masih pagi jadi cocok buat buka pikiran sempit lo." Nancy tersenyum bangga sebelum bakwan jagung masuk kedalam mulutnya.

Sedangkan cowok itu menghela napas lelah. Kesal juga karena hanya berduaan bersama pacar sahabatnya yang bawel ini.

"Yera gimana nan?" Mingyu mengalihkan topik.

Nancy menggeleng. Wajahnya yang semula ceria menjadi murung. "Dia masih nolak kalau gue hubungin ataupun gue samperin kerumahnya."

"Dari dua minggu ini?". Nancy mengangguk.

Mingyu menepuk pundak Nancy pelan,
"Kita berempat kenal Hyera, pasti dua minggu waktu yang cukup buat Yera––"

"Gue kenapa?"

Deg!

Nancy langsung berdiri, membalikkan badannya menuju sumber suara. Mingyu juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua sama-sama terkejut karena kehadiran cewek yang menjadi objek pembicaraan, diikuti dua sahabatnya yang berada dibelakang.

"Yera..." Sebenernya ini berlebihan, tapi Nancy  tidak bisa menahan air matanya yang menumpuk di pelupuk matanya.

Nancy mendekati Hyera panik. Kedua tangannya memegang pundak cewek itu dengan gemetaran.

"Ini beneran Yera atau halusinasi gue sih?" ucapnya polos dengan tangan yang masih memegang bahu sampai tangan pemilik.

Jihoon yang melihat kelakuan Nancy hanya bisa tepuk jidat. Sedangkan di mata Vernon pacarnya itu sangatlah imut. Akshshshshs gemas sekali ayaaang, batinnya berseru.

Beda lagi dengan Mingyu, cowok itu fokus memperhatikan wajah Hyera. Detik selanjutnya, senyum terbit di bibirnya.

Hyera, sih, tidak jauh dari biasanya. Melihat tingkah Nancy yang seperti ini selalu bikin dia berdecak. Tapi suka.

Hyera langsung toyor kepala Nancy pakai jarinya. "Dasar tolol lo nasi. Jelas-jelas ini gue, penguasa pulau kapuk."

"Huwaaaaa...jadi ini beneran Yera yang suka maling soptek guee!!" Hyera sedikit terhuyung saat Nancy dengan cepatnya memeluk dirinya.

"Aduh, duh, gila...mati gue mati ga kebagian oksigen," ucap Hyera tidak bercanda, tapi tangannya tetap membalas pelukan.

Hyera mengelus punggung Nancy yang mulai bergetar kecil. Dia tersenyum tipis, Nancy yang ia kenal tidak pernah berubah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KETOS IMUT; PJM (END S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang