tirtisik

280 31 2
                                    

Cieee, yang ga kena tipu lagi xixixi

Konichiwa and Happy reading !


______________

Seminggu setelah kejadian dimana Hyera memberi arahan—ah lebih tepatnya memaksa teman-temannya menerima tawaran itu. Kabar baik benar-benar menghampirinya.

Baru saja ia diberi tahu jika keempat sahabatnya dapat melanjutkan pendidikan ditempat yang sama berkat bantuan guru muda yang menjabat sebagai guru bimbingan konseling, Pak Denis.

Guru itu menepati perkataannya.

Fyi. Guru muda itu hanya menawarkan bantuan kepada teman-teman Hyera saja. Alasannya tidak jauh dari; nilai yang diraih terlihat memuaskan walaupun mereka murid langganan pembuat onar dan juga karena dirinya yang masih kuliah.

Seperti ada yang ganjal, tapi mau gimana lagi. Lebih baik menikmatin apa yang didapat kan?

"Pengen kuliah juga..." Hyera memasukan ponselnya kedalam sling bag miliknya. Cewek itu sesekali merapatkan jaketnya sebab cuaca kali ini mulai terasa dingin.

Matanya mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang ketika suara bel tanda pulang terdengar jelas ditelinganya.

Hyera bergumam,"Pak Denis ternyata baik banget. Temen-temen gue yang sering nyusahin dia malah ditawarin bantuannya buat ngurus pendidikan lanjut," Matanya sedikit menerawang ke masa dia masih sekolah bersama sahabat-sahabatnya.

"Kalo gue gak sama Jimin, mungkin gue gebet tuh guru muda yang galaknya melebihi cekgu besar tapi gantengnya subhanallah," celetuknya asal, tanpa sadar dibelakangnya sudah ada jelemaan manusia yang sebentar lagi bertransformasi menjadi singa aslan.

"Mau banget ya gebet Pak Denis yang gantengnya subhanallah."

Hyera terkesiap. Tubuhnya memaksa cewek itu untuk langsung berputar ke sumber suara. Ah, ternyata tuan pemilik hati sudah datang, menyapanya dengan tatapan sinis.

Alih-alih menyesal, cewek itu malah merasa sangat senang. Ekspresi cowok didepannya malah semakin membuat Hyera gemas.

Cewek itu ingin mencari masalah lebih banyak lagi. Dia benar-benar gemas. Gimana dong?

"Yeraaa" merasa dikacangin, cowok itu reflek mengerucutkan bibirnya. Detik itu juga Hyera mau gunting muka Jimin yang imutnya melewati batas suci.

"Bisa gak usah monyong-monyong gitu? Meresahkan mata orang tau!" Hyera mengulurkan tangannya. "Mau salim. Lihat anak kita otw kesini, noh hehehe,," lanjutnya sembari cengengesan.

Jimin tersenyum, mengulurkan tangannya untuk dicium oleh sang pacar.

"Kenapa gak ngabarin?"tanya Hyera setelah mencium punggung tangan Jimin.

Cowok itu tersenyum singkat. "Bicarain dirumah ya."jawab Jimin.

"Konichiwa.. Ayah baik! Bunda kakak!"sapa anak laki-laki yang sudah ada didepan keduanya. Iya, siapa lagi kalo bukan Cakra.

Sejak kejadian dua tahun yang lalu, tepatnya dipanti asuhan, Hyera memantapkan hati dan niatnya untuk merawat anak laki-laki itu. Dan untuk pertama kalinya juga Cakra buka suara, ia membicarakan sedikit identitasnya kepada pemilik Panti Asuhan agar bisa mendapatkan izin. Terutama fakta bahwa dirinya seorang laki-laki dan tidak bisu.

Izin juga didapat dengan cepat, karena Jimin terlibat. Selama ini, cowok remaja itu yang nyatanya sering membantu pemilik Panti dan juga merawat Cakra yang dikenal sebagai Carissa. Yang pasti, cowok itu membutuhkan Hyera untuk merawat Cakra. Karena yang anak laki-laki itu butuhkan bukan hanya sosok Ayah, melainkan sosok Bunda yang dapat memberikan kasih sayang.

KETOS IMUT; PJM (END S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang