titrisepen

259 30 4
                                    

Gara-gara aku terlantarin cerita ini berbulan-bulan readers aku pada ngilang

i am so sowrry darl . .

ini semua salah wattpad, aku ga salah
👁️👄👁️

Happy reading darl !

______&______

"Are you okay baby boy?"

"Aku udah remaja, obaa–"

Mama mengangkat tangannya didepan wajah remaja laki-laki didepannya, jari telunjuknya ia gerakan ke kanan-kiri secara berulang.

"Don't call me like this, baby boy! Panggil oma. O-M-A. Paham sayang?"

Cakra mengangguk,"Iya oma."

Mama Hyera—–yang sekarang menjadi nenek Cakra tersenyum senang, "Anak pintar."

"Baby boy, jujur sama Oma. Bunda kakak sama Ayah baik beneran gak kasih tau kamu tujuan mereka?" Mama bertanya.

Cakra menggeleng tidak tahu. Anak laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Lalu pandangannya berhenti lurus di pintu utama. Diam-diam dirinya juga berharap Hyera dan Jimin–— orang tua barunya segera muncul kembali dari pintu.

Dia sedikit khawatir.

"Pasti tadi alibi biar bisa berduaan," lirih Mama yang masih bisa terdengar.

Sudah tiga jam lamanya semenjak kepulangan mereka ke Indonesia, keduanya langsung pergi begitu saja.

Sebenernya Jimin duluan yang pamit pulang. Selang beberapa menit, Hyera juga meminta izin untuk menyusul Jimin.

Hanya itu.

"Kita cari, Opa. Kamu pasti laper kan?"

_____

"Astaga YER–"

"Ada Jimin?"

Jihoon mengernyit heran. Dia baru aja ancang-ancang mau peluk cewek didepannya, namun ia urungkan karena ucapan yang keluar dari bibir mungil berwarna pink itu.

Astaga, bisa-bisanya cowok itu memikirkan hal lain.

"Are you kidding me, Min Hyera?"

"What? Gue gak bercanda. Ada Jimin?" Hyera bertanya kembali. Dari raut wajahnya, cewek itu terlihat seperti banyak pikiran.

Jihoon menghela napas pelan, "Harusnya gue yang nanya ke lo tentang keberadaan sepupu gue. Gue pikir lo bareng baliknya."

"Kita emang bareng."

"Terus?"

Cewek itu menatap Jihoon lamat-lamat, berharap Jihoon memahami dirinya lewat tatapan. Ingin sekali menceritakan kegelisahannya beberapa hari lalu. Namun, ia tidak bisa membuat Jihoon membantunya yang pada dasarnya dia sendiri masih belum dapat jawaban dari alasan kegelisahannya.

"Gapapa," Hyera merentangkan tangan, lalu tersenyum. "Mau peluk kan? Cepetan."

Jihoon memeluk Hyera, menyalurkan rindunya. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk mengusap surai lembut Hyera.

"Kalo ada masalah yang mau lo ceritain, gue siap dengerin semuanya. Setelah lo bisa tenangin diri lo, Yera," ujar Jihoon berusaha menenangkan Hyera.

Menenangkan Hyera dari segala overthinking nya.

Masih diposisi memeluk Jihoon, cewek itu berkata "Anterin gue ke kampusnya Jimin, please. ."

______

"Woy tampan! Kemana aja lo bro."

"Tau. Balik-balik bukan ngabarin malah sibuk ngebucin lo."

Jimin yang mendengar suara dua teman kampusnya mendecak kesal. Cowok itu hanya tidak mau lagi menjadi bahan sorotan dikantin yang mulai ramai rakyat kampus.

"Berisik lo berdua. Ganggu!"

Kedua cowok itu mendelik mendengar suara cewek yang berada di antara temannya. Cewek pemilik mata tajam itu tidak sadar jika dirinyalah yang nyatanya pengganggu.

Hanya saja kata "Ganggu" milik cewek itu sangat berbeda arti. Dia menatap tajam kedua cowok yang masih berdiri didepannya. Mereka pasti pura-pura gak paham maksud perkataannya.

"Lo gak sadar diri?" ceplos Taehyung, salah satu cowok yang masuk kedalam deretan cowok tertampan di kampusnya. Taehyung duduk tepat dihadapan cewek yang menurutnya menyebalkan. Namanya Irene. Desas desusnya cewek ini dinyatakan sebagai cewek tercantik di kampus ini.

Tapi menurut Taehyung, cantik itu hanya milik bunda, author dan kamu yang baca ini.

Tahan senyumnya, kita balik ke cerita.

Cowok itu kembali membuka suara,"Itu bu bidadari gue mau berduaan sama temen gue. Gunanya lo disini tuh buat apa?"

"Te, jangan kasar-kasar kalo nanya!" tegur Yuta sembari menarik kursi dibelakangnya. "Nanti pak suhu koar." lanjutnya setelah duduk di samping Taehyung.

"Pak Suho, bodoh!"

"Santai dong, demen banget lo menggonggong." Taehyung mendecih. Males sekali debat sama temennya yang satu ini.

"Jadi?" Jimin akhirnya buka suara. Diam-diam dia juga kesel kalo kedua temennya udah sesi adu mulut. Dalam hati dia sedikit bersyukur karena baru dua temannya yang baru menemukan keberadaannya.

Datang dua lagi? Hancur sudah rencana Jimin.

"Jadi apaan? Tai?"

Jimin menarik napas panjang untuk menetralkan kekesalannya. "Ngapain lo berdua kesini. Termasuk lo," jarinya menunjuk Irene yang mulai adu bacot sama Taehyung. "Ngapain?"

"Waww! Mantan ketos mulai menggonggong," Yuta tersenyum saat melihat wajah kesal Jimin kembali hadir. Sangat kentara sekali karena kulit cowok itu putih pucat.

"Kak, kita pindah?" tawar Jimin ke cewek yang berada di samping Irene. Cewek itu juga yang di klaim sebagai Bidadari mungil kampus ini. Terutama Taehyung, dia merupakan salah satu fans fanatiknya, namun dirinya juga tidak berniat untuk memiliki.

Karena satu hal.

"Pindah lo cewek rese!" sungut Taehyung sembari menarik tangan kanan Irene.

Irene melotot, "Tai! Lepas gak! Kuku lo nancep tangan gue nih!"

Irene berhasil berdiri karena tarikan tidak manusiawi dari cowok yang menurutnya sangat sangat SANGAT SOK GANTENG!

Ya, walaupun faktanya emang ganteng ..

"Cape gue liatnya," Yuta mengkode Jimin lewat lirikan mata, lalu berucap, "Cepetan pindah, ntar keburu diserobot emak tiri tuh Bu bidadari kampus."

Jimin ngangguk, "Thanks, Yut. Lo boleh kabarin yang lain gue udah balik."

Setelahnya dua insan itu benar-benar pergi dari area kantin sampai tidak lagi terlihat oleh mata.

"Yut,"

"Hm?"

"Harusnya lo tau kalo–"

"Gue tau ini salah," Yuta memotong ucapan Irene yang sudah berdiri didepannya. Cowok itu tersenyum. "Tapi lo gak bisa terus-terusan ikut campur. Sekalipun gue dan yang lainnya. Gak akan bisa lagi."

Karena sejak awal dia sadar terjebak, tapi enggan untuk terlepas.

_____

Gatel banget mau double up lagi😶

KETOS IMUT; PJM (END S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang