Chapter 14

1.2K 188 57
                                    

Vote!

.
.

⚠⚠

(Playlist : Taylor Swift-Wildest Dream)

——

Kim Taehyung...

Tak pernah sebelumnya ia menyangka akan bertemu dengan pria itu, dan terikat hingga sejauh ini.

Menerka banyak hal, tapi hanya perkara ini ia gugur.

Bukan persoalan tentang terikat akan sebuah hubungan, melainkan hanya bayangan. Samar-samar kehadirannya, dan jelas tidak akan pernah nyata.

Jisoo berpikir keras, berusaha menyadarkan dirinya yang mungkin sekarang sudah tak bisa berpikir jernih. Entah ia harus menyalahkan siapa, tapi yang jelas ia lelah seperti ini. 

Kala ia melihat sosok Kim Taehyung begitu jelas, sebulan yang lalu saat pesta pertunangannya, percayalah ia hanya berhalusinasi. Benar, ini hal yang gila. Memendam hal ini sendiri membuatnya bertambah tertekan. Pasalnya ia tak bisa menceritakan ini pada siapa pun, karena akan berbahaya.

Ia tak akan selamat jika menyebut nama Kim Taehyung pada siapa pun di sini, ingat perkataan sang Ayah yang sangat membekas di ingatannya. Sekecil apa pun masalah yang ia buat, masalah itu akan menghancurkan segalanya.

Sebisa mungkin Jisoo membuang setiap apa pun yang pernah ia lalui bersama pria itu, alih-alih berhasil, Kim Taehyung semakin melekat di pikirannya. Ia bertanya-tanya apa memang akan sesulit ini? Dan apa normal kala ia berhalusinasi dalam keadaan sadar? Jelas tidak. 

Ini sangat buruk, tapi tidak apa. Setidaknya kehadiran Kim Taehyung di setiap mimpinya membuat Jisoo senang, sebab merasa semua itu nyata. 

Tidak ada malam tanpa memikirkannya, seandai Taehyung tahu hal itu.

Jisoo menghela nafas setelah selesai menyisir rambutnya, ia letakkan sisir itu di atas meja rias kemudian ia bangkit. 

Sungguh, ia malas untuk keluar kamar atau bahkan berbicara dengan siapapun, tetapi ia tak bisa menghindar karena ia harus menemui beberapa perancang gaun pengantin yang akan mengukur tubuhnya. Tapi, itu lebih baik karena para perancang datang ke rumahnya, tidak mengharuskan dirinya keluar rumah.

Melirik ke arah jam yang ternyata telah menunjukkan pukul 5 sore, tetapi belum ada yang memanggilnya untuk turun. Sepertinya para perancang belum menginjakkan kaki di rumahnya.

Dengan perlahan Jisoo duduk di tepi ranjang, lalu memutuskan untuk berbaring. Ia memposisikan diri membelakangi jendela kamarnya, menatap bagian-bagian kamar.

Ia menaruh kedua telapak tangannya di bawah wajah, lalu kembali memasuki pikirannya.

Satu hal yang tak akan pernah diketahui orang lain adalah pikirannya yang melampaui batas.

Memikirkan Taehyung secara terus menerus sudah mampu menjadikannya tidak normal, apalagi jika ia memikirkan lebih dari yang seharusnya. 

Kini tatapannya lurus, entahlah sejak ia telah selesai mandi pikirannya melenceng kemana-mana. Kala melihat tubuhnya sendiri yang menampakkan punggung telanjangnya di depan cermin membuat ia memikirkan Kim Taehyung. Ia mencoba menepisnya, namun sulit.

Jadi, kini pikirannya kembali menjerumus ke arah yang tak beretika. Terlintas secara tak sopan membuat Jisoo terlalu berpikir kelewatan jauh, bahkan ingin berhenti saja tak bisa.

Ia menghembuskan nafas berat kala mengingat wajah Kim Taehyung yang tampan tak tertandingi, mengingat setiap inci bentuk wajahnya yang membekas begitu pekat. Jisoo mengakui Taehyung adalah pria yang sangat jantan dan seksi, itu terlintas begitu saja.

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang