Chapter 35

1.1K 223 280
                                    

Hai maaf malem banget ya 😚

.
.
.

Suasana mencekam kini menguasai, Jennie terus memejam seraya memohon kepada Tuhan dari lubuk hati yang terdalam, ketika Hakim kembali menyuruhnya duduk setelah menjelaskan kesaksian Jisoo dan properti yang bersangkutan dengan kasus Kim Taehyung.

Sudah sepuluh menit berlalu setelah Hakiim dan para barisannya mulai mencari keputusan, dan itu membuat Jennie gugup setengah mati, ia takut, sangat takut Kasus ini akan kandas.

Diam-diam Jennie menggenggam jemari Jungkook di bawah meja, pria itu mengangguk singkat untuk memberikan keyakinan semuanya akan baik-baik saja.

Tak lain dengan Kim Taehyung, setelah perdebatan di ruang sidang ini mulai, ia kini ingin merasa ingin meninggalkan tempat ini. Waktu yang lalu, ia menerima apa pun tentang keputusan pengadilan, tapi lain dari sekarang. Ia sangat beralasan untuk pulang, bersama wanitanya, untuk putranya. Tentu saja sekarang ia mengharapkan untuk bebas, dan ia berhak akan itu.

Han Jisoo? Ia terduduk di barisan penonton, memperhatikan punggung Kim Taehyung bersamaan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat. Ia telah memberi saksi atas nama Kim Taehyung, ia menjelaskan semuanya secara faktual. Karena ia ingin sebuah pengadilan terhadap Kim Taehyung dan dirinya, terpaksa ia harus menyebutkan nama Oh Sehun, nama pria yang termasuk atau bahkan memang perkara terbesar.

Oh Sehun... Jisoo tidak tahu di mana pria itu sekarang, atau apa yang pria itu lakukan, tetapi Jisoo memerlukannya, Sehun perlu untuk menebus semua tindakan manipulasi yang sangat tak pantas pada Kim Taehyung.

Lee Namjoon, pria itu tak berkata apa-apa sejak perdebatan berakhir. Hanya pasrah dengan bukti yang cukup menjawab segalanya.

Jennie kembali tegang saat Hakim berdeham, menaruh berkas di atas meja, matanya berbinar menanti apa keputusan dari pengadilan atas kasus yang ia tangani. Ia mencermat baik-baik saat Hakim mulai angkat bicara.

"Dari kesaksian Nona Han Jisoo, dan foto serta dokumen yang disampaikan olehnya menyatakan membuktikan bahwa..." Hakim itu menjeda kalimatnya seraya menatap Kim Taehyung. Itu membuat Jennie dan Jisoo kian merasa tegang. Hakim menarik napas perlahan, sebelum akhirnya memutuskan. "Tahanan ini bukanlah Kim Joonsik tetapi ia adalah Kim Taehyung. Dan untuk mencegah penodaan kehormatan seorang wanita Korea Utara, Kim Taehyung menandatangani surat pernyataan itu, bahkan seorang pria Utara menjebakmu untuk itu."

Jungkook menatap Jennie yang terlihat jelas air mata yang menggenang di matanya, ia mengerat pegangan tangan.

Hakim kembali melanjutkan. "Pemimpin Skuadron Kim Taehyung, pengadilan ini membebaskanmu."

Jennie memejamkan matanya lalu menghela napas panjang, kalimat itu mampu membawanya pada titik bahagia yang membuatnya sangat terharu. Ia menatap Jungkook dengan matanya yang melemparkan banyak pesan.

Jisoo meremas pakaiannya setelah mendengar pernyataan itu, ia terus menatap punggung lebar itu beriringan air mata bahagia yang turut hadir. Rasa yang sangat melegakan telah menyemat di tubuhnya. Ia akan hidup bersama Kim Taehyung, menjalani setiap hari bersamanya. Jisoo selalu menginginkan dan menanti kehadiranya tanpa pernah berhenti, setiap hari, setap waktu, setiap saat. Kini harapannya telah ada di depan mata. Ia ingin merengkuh tubuh itu untuk menyalurkan rasa bahagianya.

Lee Namjoon hanya menghela napas menyandarkan punggungnya pada kursi. Sungguh, ia tahu ini akan terjadi.

"Mari Kim Taehyung, silakan. Kau berhak kembali ke negaramu dengan kepala tegak." Hakim berujar dengan segenap hati lembutnya.

Kim Taehyung tersenyum tipis, yang menggambarkan banyak pesan di dalamnya. Selama sembilan belas tahun ia tinggal di tempat gelap, dingin dan sunyi, kini ia akan meninggalkannya. Ia melirik Jennie yang turut melempar senyuman yang merekah. Kim Taehyung berhutang pada gadis baik itu, Jennie penyelamatnya.

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang