Chapter 34

1K 228 192
                                    

Maaf malem-malem gini ya 😚 selamat membacaaaaa

————•

Jantung berdegup tak menentu kala Jisoo memijakkan kakinya di sebuah bangunan, yang jelas adalah sebuah bangunan tempat pengadilan. Ia gelisah tak menentu sejak pertama kali datang ke Pyongyang, sudah belasan tahun ia tak menginjakkan dirinya di kampung halaman, ia kembali meresap memori yang ada.

Jennie, gadis itu sangat baik. Ia mungkin tak cukup hanya untuk mengatakan terimakasih saja, Jennie membawakan keberuntungan baginya.

"Kim Taehyung ada di dalam sana." Tutur Jennie melangkah lebih dulu menuju pintu besar yang Jisoo simpulkan adalah ruang pengadilan.

Sesak tiba-tiba menghadang, jadi Kim Taehyung sungguh berada di penjara selama ini? Itu membuatnya tak berdaya, merasa begitu salah.

Saat Jennie terlihat mengapai gagang pintu, Jisoo gugup setengah mati. Gadis itu menoleh kearahnya lalu mengangguk singkat memberi keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.

Jisoo membuang napas perlahan, dengan jemarinya yang terus ia mainkan. Tepat saat Jennie membuka pintu, gadis itu terlihat terdiam sebentar, namun pada akhirnya melebarkan pintu untuk Jisoo.

Mengambil satu langkah saat itu, setelahnya Jisoo terdiam. Ia terpaku, tak bisa bergerak. Seluruh tubuhnya terhenti, seakan waktu ikut terhenti bertepatan netra Jisoo bertemu dengan seorang pria.

Pria yang ia cintai, ia tunggu, dan sangat-sangat ia rindukan.

Matanya secepat kilat terasa panas, tak bisa menahan rasa yang mengobrak-abrik perasaannya. Bibirnya bergetar, sulit untuk bicara.

Jisoo memindainya penuh teliti, memastikan ia tidak sedang berhalusinasi.

Kim Taehyung...

Itu sungguh kau?

Rambut pria itu yang cokelat terlihat memudar, wajahnya terlihat menampilkan sedikit kerutan yang membuat Jisoo merasa sakit hati. Dengan setelan jas yang tak menghilangkan rasa tampannya, Jisoo sesaat mengingat bagaimana saat Kim Taehyung menemuinya di hadapan kedua orang tuanya secara terang-terangan.

Pria yang berani.

Jisoo menangis mengingat itu, ia melangkah mendekat memastikan apakah ini benar Kim Taehyung. Pria itu tersenyum, senyum yang sangat manis yang Jisoo rindukan.

"K-kim?" Jisoo membuka suara, tak sadar meraih bahu itu yang tetap kokoh namun terasa berbeda, ini sudah bertahun-tahun lamanya. Tetapi Kim Taehyung tak banyak berubah.

Jisoo memejam dengan isak tangisnya kala merasa jemari milik pria itu menyentuh rahangnya, oh rasanya sangat intim. Ia benar-benar merindukannya.

Tentu Jisoo sangat merasa bahagia melihat Kim Taehyung di depan matanya, hingga membuat ia menangis tersedu-sedu mendekap tubuh Kim taehyung sangat erat. Lantas ia merasakan hal yang sama, oh ya Tuhan rasanya ia sangat bahagia.

Ia merasakan Kim Taehyung mengelus rambutnya, masih selembut waktu dahulu dan memiliki ciri khas.

"Taehyung..." Lirih Jisoo menyembunyikan wajahnya di dada pria itu.

"Jisoo..." Sebuah kecupan Jisoo rasakan di kening yang tertutup rambutnya.

Rasa bersalah kembali menyematkan Jisoo menjadikannya kesulitan mengatur napasnya, tetapi jemari Taehyung yang mengelus mampu membuatnya sedikit tenang. Terlebih saat Kim Taehyung berbisik. "Jisoo, kau sudah tua."

Mendengar itu Jisoo tersenyum di antara isak tangisnya. Lalu menetralkan napas, sebelum akhirnya menatap mata tajam itu.

"Maafkan aku, Taehyung..."

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang