Chapter 29

907 198 148
                                    

Hai! Cepet ya? Jangan lupa Vote setelah membaca ya! <3

————

Setelah dua hari yang lalu di ruang sidang, Jennie tentu tahu itu adalah lampu darurat baginya. Semua terasa kacau, sebab Lee Namjoon sangat menguasai. Sama seperti yang ia lakukan sekarang, gelisah terus berada di sekujur tubuhnya.

Tak lain tentang ia tidak punya jalan untuk melangkah, mereka tak punya bukti kuat untuk melawan bahwa Kim Taehyung tidaklah bersalah.

Jennie sedari tadi mondar-mandir di dalam ruang jeruji bersama Taehyung yang baru saja merapikan tempat tidurnya. Jennie berpikir keras memikirkan siapa saksi yang harus ia bawa empat hari lagi, semuanya terlalu rumit hingga ia patah Arang.

Tapi, ada satu harapan...

"Aku harus menyebutkan nama Jisoo." Itulah kalimat yang ada di benak Jennie sejak tadi, Taehyung menatap punggung rapuh itu dan mengatakan tidak.

Jennie menyakinkan lagi. "Tolong... sekali saja. Biarkan aku membawa Jisoo atau satu orang dari keluarga Han ke pengadilan dan pada saat putusan itu akan membawa kebaikan untuk kita."

"Sama sekali tidak..." Lirih Taehyung.

Jennie berbalik menatap Taehyung geram, kepalanya terasa sangat panas dan muak. Ia berjalan mendekat padanya. "Kenapa kau tidak mencoba dan memahami? Kita kehilangan keyakinan kemarin. Pengadilan tidak mempunyai waktu untuk tahanan sepertimu!" Jennie terlihat di luar kendali. "Di negara ini lebih banyak tahanan dibandingkan pengadilan. Kau tidak akan mendapatkan kesempatan lagi. Kita tidak bisa terus diam."

Napas Jennie memburu menatap Taehyung yang sedang menunduk pasrah. Kemudian ia berteriak. "Kau akan mati tergeletak di sini, kau akan mati! Apa kau tidak mengerti?!"

Jennie meremas rambutnya, ia begitu terbawa keadaan. Tak hanya karena ini kasus pertamanya, melainkan janjinya pada Taehyung yang akan ia bantu untuk terbebas dari sini. Ia benar-benar kalang kabut, dan tak bisa berpikir jernih. Air matanya menggambarkan segalanya.

"Seperti yang kukatakan, Jisoo mungkin sudah menjadi ibu dari dua anak sekarang." Taehyung menjawab pelan.

Jennie hanya terdiam, menunggu kala Taehyung bangkit dari duduknya menghampiri.

"Dia mungkin mempunyai seorang putri berumur 18 tahun dan seorang putra yang tak jauh beda umurnya, dia pasti telah melewati hidupnya dengan baik, setiap hari ia pasti melewati dengan banyak hal yang indah." Taehyung tersenyum.

Hanya hening sampai Taehyung meneruskan kalimatnya. "Seharusnya Jisoo hidup dengan damai, tapi jika besok kau akan menyeretnya ke pengadilan, dan di depan semua orang kau akan menanyakan siapa Kim Taehyung? Lalu pertanyaan selanjutnya, apa hubungan antara Kim Taehyung dan Jisoo? Dan tidak adapun yang mampu memahami jawabannya, tidak akan mengerti." Taehyung menatap Jennie penuh kehampaan.

"Dalam sekejap Oh Sehun akan menceraikannya. Hidup Jisoo akan hancur, ia harus tetap aman sampai kapan pun." Taehyung menyeka surai Jennie yang menutupi, lalu menangkup wajahnya. "Selama 19 tahun... aku telah menjaga kehormataannya karena perbuatanku sendiri. Dan nanti, bagaimana bisa aku menginjak-injak kehormatannya dan pulang?"

Hanya gelenggan yang Taehyung berikan. "Aku tidak bisa melakukannya, Jennie. Dan aku tahu kau tidak akan melakukannya juga."

Tepat, Jennie menjatuhkan air matanya. Ia merasa bersalah telah mengungkit dan meneriaki Kim Taehyung beberapa saat yang lalu. Terlihat pria itu menjauh darinya, ia kembali menghampiri. "Maafkan aku, sesaat menjadi pengacara membuat aku melupakan rasa kemanusiaanku." Ucap Jennie penuh dengan penyesalan. "Aku--"

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang