Chapter 17

1.3K 208 123
                                    

Maaf telat tiga hari huhu, kebiasaan banget (plak!). Tapi tenang, sekarang udah ada draft jadi tinggal nunggu voment naik. Selamat membaca! 🐣

——

Ternyata tak ada lagi jalan keluar, situasi ini sangat buruk dan kacau. Mengapa jalan hidupnya menjadi begitu rumit, sedangkan ia hanya menginginkan apa yang ia mau. Walau Jisoo adalah seorang putri dari keluarga yang berderajat, selalu mendapat apa yang ia mau walau tak meminta, tetapi kali ini ia memang tidak tahu diri dengan cara membuat kekacauan sebab tak ingin sebuah perjodohan.

Jisoo termasuk seorang wanita yang dibesarkan dengan segala materi namun sosialisasi terbatas, ia manja tetapi tak pernah membantah orang tuanya. Jisoo berperilaku layak seorang yang bebas, kecuali di hadapan Ayah dan Ibu. Sedangkan kini, semua itu hilang. 

Menjadikannya bagai wanita yang ingin menentukan pilihannya sendiri, setelah lama perjodohan telah ditetapkan. 

Dengan gelisah dan pilu, Jisoo menutup pintu kamar dan menguncinya. Setelah apa yang terjadi beberapa menit lalu, ia merasa lesu. Energinya terkuras karena pikirannya tak jernih. 

Ia berjalan menuju balkon hendak memeriksa apa masih ada keberadaan Taehyung di halaman rumahnnya. Namun nihil, pintu gerbang telah ditutup rapat-rapat. Ia meringis, kini apa yang harus ia lakukan?

Kim Taehyung sudah pergi, ia merasa bersalah karena harus melibatkan pria itu dalam masalahnya. Ayah keterlaluan padanya, Jisoo sangat malu. Seharusnya ia memikirkan Taehyung yang tak akan baik-baik saja jika sudah sejauh ini.

Jisoo memejam, berusaha menetralkan deru nafasnya yang terasa sesak tiap kali meraup oksigen. Ia menjauh dari balkon, menutup pintu kaca dan membanting tubuh ke atas kasur. Merasa dunia tak adil padanya.

Jisoo termenung, dalam waktu yang lama.

Beberapa saat, ia mengingat Kim Taehyung yang mengatakan bersedia untuk menikahinya namun dibalas dengan satu tamparan keras. Jisoo beruntung bertemu dengan pria sebaik Taehyung. Selain itu, apa Taehyung masih menerimanya setelah ini?

Merasa lelah dengan mata yang memanas, dengan pikiran yang bergulat tak disangka Jisoo tertidur.

Masalahnya ternyata kian melonjak, dan tak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Ia kurang tidur belakangan ini.

Tertidur dalam waktu yang lama, Jisoo terbangun dengan kepala yang sangat pening. Ia mengerenyitkan dahi, berusaha melihat sekitar sebab penglihatannya memburam. Menoleh ke arah jam dinding, waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Ia benar-benar tertidur lama.

Jisoo bangkit, merasa haus, diminumnya air di dalam gelas tepat pada nakas yang sudah tersedia. Serasa makin dramatis saat mengetahui di luar hujan, belakangan ini seringkali hujan. Cuacanya buruk. 

Ia menjambak rambutnya, lalu pergi menuju kamar mandi. Tubuhnya perlu untuk dibersihkan, barangkali berendam membuatnya lebih baik.

Selama satu jam lamanya Jisoo berada di kamar mandi, entah ia benar-benar membersihkan tubuh atau hanya termenung. Setelah keluar, ia cepat-cepat mengenakan gaun tidurnya yang berwarna putih perpotongan paha. 

Menggosokkan rambut basahnya, lalu terduduk di tepi ranjang dan mengambil sesuatu yang berada di dalam laci. Secarik surat yang Taehyung berikan untuknya, sebelum tahu pertunangan Jisoo. Sepertinya Taehyung meletakkannya secara diam, dan ini hal yang sangat romantis. Jika Jisoo adalah seorang wanita yang biasa, apa ia bisa bersama dengan Taehyung dengan mudah?

Jisoo membacanya berulang kali setiap hari, tanpa diketahui oleh siapa pun, takut seseorang akan menghancurkan surat ini.

Senyum getir muncul di bibir, mengingat kerumitan ini. 

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang