Chapter 1

3.8K 380 63
                                    

Pyongyang, 21 Januari 2021

Seorang wanita yang di kenal bernama Im Jennie tengah bersimpuh di sebuah pemakaman, tak lain ia mengunjungi makam Ayah tercintanya.  Sekitar 5 tahun yang lalu Ayahnya telah tutup usia.

Ia taruh sebuah rangkaian bunga diatas nisan, yang bertuliskan nama Ayahnya.

"Hari ini impianmu menjadi nyata Ayah, hari ini putrimu akan memulai kasus pertamanya. kau mencurahkan seluruh hidupmu untuk kebenaran, dan hak asasi manusia. Hari ini aku mengambil langkah pertamaku ke dalam bidang yang sama. Seperti biasa, aku meminta doa dan berkah padamu." Ujar Jennie.

Jennie masuk ke dalam bidang hukum, meneruskan pekerjaan yang Ayahnya jalani semasa hidupnya. Pagi ini ia akan pergi ke tempat pertamanya untuk menyelesaikan sebuah kasus.

Beberapa lama kemudian, Jennie memakai kembali tas yang telah ia letakan di rerumputan, bangun dan berakhir meninggalkan pemakaman menuju tempat yang ia menjadi tujuannya.

~•~

Terduduk di sebuah kursi dalam ruangan yang sering disebut kantor tempat para tahanan berada. Jennie sibuk mengecek dokumen-dokumen yang harus ia tanda tangani, sebelum bertemu dengan klien pertamanya.

"Kwan, Apa kau bisa memasak?" Tanya salah satu pria bertubuh besar, pada Kwan yang sedang berdiri menjaga pintu. "Tidak, para Istril-lah yang memasak." Jawab Kwan.

"Lebih baik kau mulai belajar sekarang, wanita mulai melakukan pekerjaan lelaki. Kita takkan tahu ketika harus tidur pada waktu perut kosong." Sindir Daesim pada Jennie yang masih sibuk menandatangani sebuah kertas.

Sindiran itu sering kali Jennie dengar, di negaranya memang jarang sekali ada seorang wanita yang melakukan pekerjaan. Wanita hanya diam, terduduk manis menunggu suaminya pulang. Memasak, mengurus anak, dan lain-nya. Tidak dengan Jennie yang sibuk mengejar cita-citanya sedari kecil.

"Sekarang bisakah aku menemui tahanan dari Selatan itu?" Tanya Jennie saat telah selesai dengan dokumen-dokumen-nya. Tentu tanpa menghiraukan sindiran pria gemuk itu.

"Pasti! Sekarang kamu memiliki hak untuk itu, Nona pengacara. Ayo! aku akan mengantarmu." Tutur Daeshim saat mengambil kertas pernyataan hak untuk pembelaan terhadap seorang tahanan yang tertandatangani oleh Jennie.

Jennie beranjak dari duduknya, Daeshim selaku seorang penjaga para tahanan mengantar Jennie ke arah tujuan. Menelusuri lorong yang sangat sedikit cahaya.

"Permisi Nona, tapi kau membuang-buang waktumu. Tahanan ini berada di sini selama 19 tahun, tapi tak ada yang mendengar ia mengucapkan satu kata pun. Kami pikir dia seorang yang tidak pernah berkelahi. Tampaknya ia tidak ingin bebas." Ujar Daeshim, memberi tahu tentang tahanan yang akan menjadi kasus pertama Jennie.

"Kebebasan adalah hak asasi setiap manusia dan itu tugasku untuk melihat dia mendapatkannya. Kau melakukan tugasmu dan biarkan aku melakukan tugasku." Tegas Jennie berjalan lebih dulu. Membuat Daeshim terdiam saat mendengar perkataan dari Jennie, wanita ini sungguh-sungguh dengan pekerjaannya.

Ting-tong!

Daeshim memukul tongkat yang ia bawa, pada sel besi yang di dalamnya adalah seorang tahanan yang menjadi klien Jennie.

Di dalam sangat minim cahaya, Jennie merasa sedikit sedih melihat pria itu.

Ruangan yang bernuansa dinding abu-abu, dan celah kecil di tengah atas dinding itu. Ruangan yang luasnya sekitar 4 meter persegi, tahanan yang di pisah dari tahanan-tahanan yang lain.

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang