26. Irene

197 51 33
                                    

Mereka bertiga duduk di ruang tengah dengan suasana yang aneh. Sejeong masih tidak bisa berpikir bagaimana Irene bisa mengenal Suho. Saking bingungnya, marahnya kepada Suho beberapa saat lalu menguap begitu saja.

"Jadi ini adek kesayangan kamu yang kamu ceritain?" Tanya Irene kepada Suho dengan hati-hati.

Suho mengangguk semangat. Ia tidak mengerti hubungan jenis apa diantara dua perempuan yang disayanginya ini.

Sebenarnya hubungan Sejeong dan Irene tak begitu buruk. Hanya saja mereka tidak begitu dekat untuk saling menyapa. Ditambah keduanyan adalah penulis terbaik perusahaan, menjadikan jiwa saing dalam ego mereka tinggi.

"Kok kalian bisa saling kenal sih?" Tanya Sejeong tak mengerti.

"Kan kita sama-sama AIESEC."

Sejeong mengangguk atas jawaban sang kakak. Ia sempat lupa bahwa keduanya tergabung kedalam organisasi besar itu.

"Nah kalian sendiri kenapa bisa saling kenal?" Tanya Suho kali ini.

"Ah kita temen satu penerbitan." Irene mewakili, ditimpali aanggukan oleh Sejeong.

Ketiganya membahas banyak hal, Sejeong semangat sekali ketika menceritakan bagaimana tengilnya Suho kepadanya dulu. Disini ia dan Irene sama-sama sadar, masing-masing tidak seburuk itu.

"Btw malem ini Irene tidur sini ya."

"Di kamar lo bang? Mau lihat kupu-kupu?" Sejeong mengejek. Pipi abangnya bersemu merah.

"Nggak lah. Dia tidur sama lo aja."

Sejeong mengangguk. Ia harus balas budi kan ke abangnya karena selama inipun pacarnya menumpang tidur dikamar Suho.

Pacarnya.

"Kamar lo rapi juga." Puji irene ketika baru pertama kali menjejakkan kakinya kedalam kamar Sejeong.

"Wangi lagi." Timpal Sejeong dengan percaya diri membalas pujian Irene. Perempuan berkulit pucat itu tertawa.

"Btw, gimana novel lo?" Irene duduk diujung kasur melihat Sejeong yang mulai membuka laptopnya.

"Novel BL?" Tanya Sejeong balik.

"Iyalah. Mau novel yang mana lagi."

Oh iya Sejeong lupa, tulisan cantiknya mengenai Sehun kan konsumsi pribadinya, bukan sebuah project untuk di komersilkan.

"its good. Hampir selesai."

Irene mengangguk.

Sejeong memutar kursinya menghadap Irene. "Novel lo gimana?"

"Kemarin konsul final."

"Gimana hasilnya?" Tanya Sejeong lagi.

Irene tertawa kecil memikirkan hal yang hampir selalu terjadi dalam setiap penulisan novelnya. "Biasa. Mirip sama tulisan Sejeong ya." Irene menirukan gaya berkomentar Heechul yang menyebalkan.

Sejeong tertawa. Ia juga sering kali mendapat komentar seperti itu.

"Lo tau, Rene. Dulu gue pernah di giniin.." Sejeong berdehem sebelum melanjutkan kalimatnya, "Aduh mirip banget nih sama tulisan Irene, untung kalian dibawah perusahaan yang sama. Coba kalo engga, udah dituduh plagiat lo."

Kali ini Irene yang tertawa mendengar penuturan Sejeong. "Anjir sakit banget."

Sejeong memegang dadanya dramatis. "Iyakan? Duh gue kesumat banget pas itu." Sejeong mengeram. "Apa kita collab aja sekalian ya biar dia mingkem?!" Lanjut Sejeong asal yang malah disetujui oleh Irene dengan semangat.

SQUICLE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang