22. Jealous?

242 49 26
                                    

Dahyun tersenyum ketir, menundukkan kepala sambil menggeleng pelan. Ia tidak mau memori tak menyenangkaan itu kembali menggerogoti otaknya dan berputar seperti kaset kusut.

"Maafin gue." Lagi-lagi kalimat itu terucap dari bibir Hanbin.

🍊🍊🍊

"Pagi!"

Sejeong bergidik ngeri menatap Sehun yang tiba-tiba menyergahnya ketika ia membuka pintu kamar. "Anjir aneh banget lo, geli."

Perempuan itu berlalu melewati Sehun kearah kamar mandi untuk mencuci muka. Ia buru-buru menutup pintu setelah sampai disana dan menyandarkan punggungnya. Kedua tangannya ia tangkupkan di depan dadanya yang bergemuruh. "Dih ganteng banget kenapa si?"

Setelah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, Sejeong segera keluar dan menuju ruang makan. Tidak lupa ia menguncir rambutnya, ia masih ingat banyak kejadian dimana Sehun menyuruhnya mengikat rambut seperti kesetanan.

"Rambutnya jangan diiket!"

Hadeh apalagi ini.

"Sewot amat si. Kemarin-kemarin lo nyuruh ngiket, sekarang jangan?" Sejeong tidak mempedulikan Sehun, ia menarik salah satu kursi dan duduk disana.

Sehun menghampirinya, menarik tali rambut berwarna hitam itu dari rambut Sejeong dan mengenakannya di pergelangan tangan. "Cantikan kalo digerai."

"Ya terus kemarin-kemarin ngapain ga boleh digerai kalo gue cantik?"

"Karena itu di tempat umum."

Sejeong mendengus. "Ya terus kenapa jamal?"

"Ya cantiknya elo cuma boleh buat gue doang."

Sejeong ingin tersenyum. Demi konspirasi bumi datar, ini sungguh menggelitik tapi menyenangkan disaat yang bersamaan. Ia baru kali ini merasakannya. Asing, tapi menarik.

"YA ALLAH MASIH PAGI LOH INI?!" Suho dengan rambut yang berantakan khas bangun tidur merasa mual dengan adegan dihadapannya. Ingin rasanya ia mengangkat kursi dan melemparkannya tepat diwajah Sehun agar ia berhenti berbicara manis.

"Ya makanya gue bilang juga apa, cari pacar."

"Dibilang udah punya."

Sejeong menoleh bingung, "Bang Su punya pacar?"

Suho mengangguk. "Cantik banget huh gemes gue kalo inget. Kapan-kapan dah gue kenalin."

Sehun berjalan kearah kursinya dengan tatapan mengejek kepada Suho, "Cantikan juga pacar gue."

"EWH!" Suho berseru.

"Sehun Oh!" Timpal Sejeong geram.

🍊🍊🍊

"Beneran kak lo udah ngomong sama Sejeong?"

Pukul dua siang, dengan tak sengaja dua manusia yang dulu berpura-pura homo ini bertemu di kantin fakultas dan memutuskan untuk makan bersama.

"Iya."

"Anjir kak. Gue masih heran beneran kok bisa lo suka sama modelan kek Sejeong?"

Sehun melepas pandangan dari makanannya dan menatap Chanyeol datar maksud modelan kek Sejeong itu gimana?

Mengerti bahwa redaksinya salah, Chanyeol segera membetulkan. "Ga gitu kak. Kan Sejeong galak kek preman gitu, kok lo ga takut. He he." Chanyeol tertawa canggung.

Sehunpun mengedikkan bahu. Ia juga tidak tahu mengapa tiba-tiba seleranya banting setir dan  keluar jalur.

"Tanggepan Sejeongnya gimana?" Tanya Chanyeol sambil menyuapkan pentol ke mulutnya.

SQUICLE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang