29

250 53 53
                                    

"Sasaeng kali." Sehun mencoba melontarkan candaan, berharap rasa takut dan gusar dalam hati Sejeong sedikit tersingkirkan.

"Ih kamu mah gabisa diajak serius."

Sejeong tahu ada sesuatu yang dipikirkan oleh Sehun tiap kali membahas tentang lelaki aneh bertopi baseball itu. Apalagi penuturannya barusan, bukankah ini artinya ia benar-benar sedang diawasi?

Tapi Sejeong tidak bertanya lebih lanjut karena mungkin ia akan menemukan semua jawaban dengan caranya sendiri.

"Iya aku serius. Makanya kamu harus hati-hati."

Kalimat itu terdengar seperti hati-hati, ga selamanya aku bisa selalu ada jagain kamu ditelinga Sejeong.

Perempuan itu memilih diam, melanjutkan tugasnya dan mengesampingkan perasaan gusar itu terlebih dahulu. Bisa habis dirinya jika melewati tenggat dan berakhir mengulang di semester depan.

Sehun merebahkan dirinya di ranjang, menatap kosong punggung perempuan yang amat disayanginya itu. Tubuhnya kecil, tapi ia gesit. Gerakan tangannya sangat cepat, membalik buku, mengetik, mencari jurnal. Entah mengapa hal sesederhana itu membuat Sehun terpikat.

Mengingat perasaannya, ia belum pernah ya mendapat pengakuan dari Sejeong?

"Sayang?" Panggil Sehun.

"Ya?" Jawab Sejeong tanpa berbalik badan, matanya masih fokus membaca abstrak jurnal.

"Eh kok mau dipanggil sayang? Biasanya langsung pasang muka jutek sambil bilang Sehun Oh! Gitu." Persis sekali Sehun menirukan gaya bicara Sejeong, membuat perempuan itu memutar tubuhnya.

"Ya emang."

"Emang apa?" Pancing Sehun, berharap perempuan itu mengatakan kalimat yang sangat ingin ia dengar.

"Apanya?" Tanya Sejeong balik. Ia mengerti maksud Sehun, tapi ia memilih untuk berpura-pura saja.

"Ih gimana sih kok muter muter?" Sehun mulai kesal. "Apa susahnya sih bilang iya aku sayang kamu. Atau aku cinta kok sama kamu. Atau yang mau lebih geli lagi cuma kamu satu-satunya di dunia ini." Lanjut Sehun kemudian.

Sebenarnya bukannya tidak mau, tapi Sejeong malu. Ia tidak tahu bagaimana cara mengatakan kalimat itu dengan baik.

"Awas aja nanti kalo aku diambil orang lain." Ancam Sehun sambil menarik selimutnya sampai menutupi kepala.

"Yaudah sono noh, sama orang lain aja."

"Yaudah nanti aku nikah sama orang lain aja kalo kamu gamau." Sehun kembali menutup selimutnya.

"Yaudah."

"Yaudah."

Keduanya tersenyum sendiri, percakapan bodoh macam apa ini?

Sejeong kembali fokus dengan pekerjaannya, sedangkan Sehun yang menyelimuti diri menjadi semakin ngantuk. "Kalo kamu udah selesai bangunin aku, nanti aku anterin pulang."

"Hm." Jawab Sejeong singkat sebelum kembali tenggelam kedalam tugas, dan um tulisan cantiknya tentang lelaki yang sedang terbaring itu.

🍊🍊🍊

"Dahyun!" Seseorang mengetuk pintu kamar Dahyun, membuat perempuan yang baru mengganti pakaiannya dengan piyama itu bangkit dari tempat duduk dan membuka pintu. "Dicariin tuh." Lanjutnya sambil menunjuk kearah gerbang.

Dahyun segera memakai sendal jepit miliknya dan berjalan menuju pagar. Sedikit kaget ia melihat ada Hanbin disana. Menunduk sambil menggesekkan kaki kirinya ke tanah.

SQUICLE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang