30

232 31 55
                                    

⚠️remember the warning on description of this story first ⚠️
⚠️be wise please⚠️

7 tahun kemudian : 2028

Sehun berdiri menyandarkan tubuh pada mobil hitam miliknya, menyesap rokok yang sudah berkurang separuh. Matanya menatap kosong pagar gedung bernuansa lucu dihadapannya, menunggu seseorang bertubuh mungil keluar dari sana.

Denting bel khas bubar sekolah membuat Sehun bangkit dari sandaran. Ia buang putung rokok yang tinggal ujungnya itu.

Sosok mungil berambut hitam cepak yang mirip dengan miliknya keluar dari sana, berjalan setengah lari membuat Sehun khawatir dan berseru memerintahkannya untuk berhati-hati.

"Papaaa!" Seru bocah dengan tinggi sepahanya itu kepadanya.

Sehun segera menangkap bocah itu, membawanya ke gendongan. "Hari ini jagoan papa belajar apa?"

Bocah berumur 4 tahun itu tersenyum lebar, mengangkat jarinya keatas sambil berseru. "Mengeja!"

"Dapet nilai berapa?" Tanya Sehun lagi. Ia menurunkan bocah yang diberi nama Jaemin Oh olehnya 4 tahun silam. Bocah itu segera masuk ke kursi belakang, menceritakan pengalamannya di sekolah baru.

"Kita jadi jemput mama kan pa?"

Sehun mengangguk dibalik kemudinya, mengarahkan mobil ke salah satu gedung milik pemerintah kota yang tak jauh dari sekolah sang anak.

Sosok perempuan dengan rambut tergulung cantik tersenyum melihat mobil yang sedari tadi ia tunggu berhenti tepat dihadapannya.

"Halo mama!" Seru Jaemin melihat sang ibu mengambil tempat duduk di kursi penumpang bagian depan.

"Hello baby boy, can i get a kiss?" Perempuan itu menunjuk pipi kanannya, meminta ciuman Jaemin.

Jaemin menurut, mencium mama nya yang masih wangi dan rapi di siang bolong itu.

"Tadi Jaemin belajar mengeja dapet bintang lima loh, Ma!" Mata bocah berusia 4 tahun itu membulat, seruannya sangat keras. Berbangga hati mendapat nilai sempurna.

"Masa?"

Merasa digoda mamanya, Jaemin memajukan bibir cemberut.

"M-O Mo, B-I-L Bil. Mobil!" Eja Jaemin tanpa disuruh. Ia ingin membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa mereka mempunyai anak yang pintar.

"Ye itu mah palingan kamu bisa gara-gara udah hafal pas di sekolah." Goda sang mama tidak mau kalah. Sehun tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Coba eja nama papa!" Sehun berseru, masuk kedalam obrolan.

"S-E Se, H-U-N Hun. Sehun!"

"Kalo nama mama?" Tantang Sehun kembali.

"D-A Da, H-U-N Hun. Dahun."

Kedua orang tua yang berada di bangku depan tertawa bersamaan. Jaemin masih bingung, dimana letak kesalahannya?

"Nama mama itu Dahyun sayang. Bukan Dahun." Dahyun membelai lembut putra anaknya yang tampak kecewa karena melakukan kesalahan. "Coba pelan-pelan ya. D-A Da, H-Y-U-N Hyun. Dahyun."

Jaemin mengikuti ajaran sang mama. "D-A Da, H-Y-U-N Hyun. Dahyun?"

Sehun melirik sepion kabin, menatap anaknya bangga. "Uh, pinternya anak papa."

🍊🍊🍊

2021, D day.

Mata Sehun menggelap, tubuhnya terpental. Ia merasakan sakit pada tulang punggungnya. Ia perlahan membuka mata, kembali tertarik kedalam realita.

SQUICLE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang