┏━━━━━━━━━━━━━━━━━┓
• WARN •INCEST CONTENT
SEMI BAKU
REPUBLISH┗━━━━━━━━━━━━━━━━━┛
Family, love or life?
___________________________________________
Mata bulatnya memandang tajam lengkap dengan alis yang bertaut samar. Satu decihan kecil lolos dari bilah plum milik si manis, ia sama sekali tak puas dengan apa yang dilihat saat ini.
Selembar kertas diremat kuat bahkan permukaannya menjadi sedikit lecek akibat genggaman kasar dari jari mungil tersebut, kartu hasil studi itu hampir sempurnya- jika saja satu nilai AB tak menghiasi mata kuliah ekonomika publik.
"Untuk semester ini peringkat pertama kembali diraih oleh Lee Jisung dengan IP semester yang mencapai angka 3.95. Silahkan beri tepuk tangan." ucapan dari Pak Choi selaku wali dosennya mengawali riuh tepuk tangan yang terdengar di ruang tertutup tersebut.
Menghela nafas sekilas, Jisung lantas berdiri kemudian sedikit membungkukkan tubuh sebagai bentuk sopan santun. Pak Choi nampak tersenyum bangga, pemuda kelahiran September itu memang menjadi anak emas jurusan bisnis internasional angkatan tahun ini.
"Terimakasih." menarik sudut bibir membentuk senyum simpul yang nampak menawan, Jisung kembali mendudukkan diri pada kursi citos miliknya, mengambil KHS yang tadi sudah dibagikan kemudian memasukkan asal ke dalam tas berada di bangku samping, tempat itu kebetulan kosong.
"Baiklah cukup untuk hari ini, sampai bertemu bulan depan di semester empat." Pak Choi menutup kelas, mengambil tas yang selalu ia bawa kemana mana sebelum akhirnya melangkah keluar dengan ketukan sepatu yang tak terlalu nyaring.
Bersamaan dengan sosok dewasa tersebut yang menghilang di balik pintu, sekitar dua puluh lima mahasiswa dan mahasiswi itu segera bangkit, berhamburan keluar guna melanjutkan kegiatan mereka. Entah kembali ke rumah, menghadiri ekstrakulikuler, mencari dosen untuk memperbaiki nilai yang anjlok atau sekedar pergi ke kantin guna mengisi perut.
Kaki ramping terbalut jeans longgar serta sneakers putihnya melangkah menjauh, meninggalkan jejak debu pada ubin yang tak terlalu bersih. Jisung berjalan menyusuri lorong panjang guna keluar dari gedung fakultas tempatnya mendapat kelas tadi.
Termenung entah memikirkan apa, pemuda serupa tupai itu akhirnya berhenti sejenak kala mendengar suara sepatu dan lantai yang beradu dengan cukup keras. Menoleh ke belakang, dapat Jisung lihat seseorang yang tengah berlari mendekat ke arahnya.
Benar benar rusuh, surai kecoklatannya bergerak naik turun dengan lucu, gendongan tas yang sudah berjatuhan ke lengan serta pakaian casual yang sedikit berantakan. Jisung masih asik memperhatikan dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Me [Minsung]
FanfictionBanyak orang mengatakan bahwa tak ada yang salah dengan cinta. Hanya saja, kepada siapa dan untuk apa perasaan itu bermuara- maka cinta bisa saja dikatakan sebagai sebuah dosa. "Hidup emang lucu, tapi hal itu gak bisa ngebuat aku ketawa. Terlebih s...