Brother Me [Minsung]

13 | Senja Berganti Malam

•••

Sudah terhitung hampir seminggu Jisung menginap di tempat yang lebih tua. Satu persatu sisi lain sang kakak mulai ia ketahui. Minho yang penyayang, Minho yang konyol dan juga Minho yang nampak putus asa seperti malam itu.

Kebencian perlahan memudar, Jisung seolah kehilangan alasan untuk menolak sosok yang kini tengah ia pandangi dalam diam. Minho hadir, mengobati luka serta membasuh perih yang dirasakan oleh sang hati. Jadi wajar saja bukan jika saat ini mereka sudah bisa bertingkah layaknya sepasang saudara?

"Udah siap Ji?" lelaki tampan itu bertanya, mengalihkan perhatikan ketika merasa Jisung sudah keluar dari kamar.

Mengangguk dengan pandangan yang masih terpaku diam, si tupai lantas melangkahkan tungkai mungilnya untuk menghampiri sulung keluarga Lee yang tengah duduk di sofa ruang tengah.

Bangkit sembari mengulas senyum indah, Minho lantas menghadiahkan sebuah tepukan lembut pada pucuk kepala yang lebih muda. Pundak sempit itu ia rangkul pelan, mulai menuntun adiknya untuk keluar dari apartement.

"Kamu manis."

Pujian yang biasa di hari yang biasa pula. Jisung mendengus pelan, mengalihkan pandangan ke arah lain sembari terkekeh pelan.

"Kak Minho juga ganteng."

Kini kedua pemuda tersebut sudah siap berjalan jalan menikmati malam minggu seperti yang kebanyakan orang lakukan.

━━━━━━━━━ ⍣⍣ ━━━━━━━━━━
b r o t h e r  m e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Mobil toyota yaris putihnya terparkir apik di area khusus yang disediakan untuk kendaraan beroda empat. Minho serta Jisung segera keluar dari sana, mengedarkan pandangan ke sekitar lalu beringsut mendekat setelahnya.

Kaos putih polos dilapisi jaket jeans cukup besar. Kaki rampingnya terbalut celana yang cukup mencetak betis serta ikan pinggang hitam yang dibiarkan menjuntai ke bawah. Sebuah kalung menjadi pelengkap dari penampilan Jisung kini.