•••
"Apa apaan ini Lee Jisung?!" Junhui bertanya murka ketika mendapati nilai B yang tertulis di sudut kanan atas kertas tugas milik anaknya.Malam hari sepulang kerja, bukannya mendapati secangkir kopi, pria dewasa itu justru mendapat laporan jika sang anak lagi lagi berulah.
Jisung sendiri masih duduk diam di sofa hitam keluarga mereka, menundukkan kepala dengan pikiran kosong kala dirinya dimarahi habis habisan oleh sang papa.
"Kenapa makin hari nilai kamu makin buruk? Papa udah nguliahin kamu mahal mahal, apalagi yang kurang?"
Begitu banyak kalimat menyakitkan yang terucap, si manis sudah tak terlalu peduli. Bagus atau tidak nilainya, semua hanya akan berakhir dengan luka yang dilontarkan oleh tuan Lee.
Kali ini Minho masih berada di kampus, sibuk mengurus kehidupannya sendiri sehingga tak bisa menyelamatkan sang adik seperti yang biasa ia lakukan.
Sejujurnya Jisung memang salah kali ini, dia mengerjakan tugas tersebut secara asal asalan sehingga hasilnya pun tak bisa maksimal. Tetapi, pemuda berpipi gembil itu memiliki satu dan lain alasan.
"Jawab Jisung! Kenapa kamu mendadak bisu?!" nada suaranya masih tinggi, wajah Junhui bahkan nampak memerah karena menahan amarah.
Sungguh, jangankan menjadi seperti anak pertamanya, kian hari Jisung bahkan makin jauh dari harapan. Jika sudah seperti ini, ia tak akan bisa mewariskan perusahaan kepada si bungsu, Junhui tak yakin jika anak itu sanggup.
Mendongkak perlahan disertai dengan pandangan dingin menusuk, yang lebih muda masih setia bungkam dalam tatapan penuh kebenciannya.
"Jangan pandangan papa seperti itu!" tuan Lee semakin tersulut emosi, Jisung benar benar menguji kesabaran, terlebih lagi sekarang sosok tersebut tak mau menurutinya.
"Kenapa gak minta selingkuhan papa aja buat ngebenerin nilaiku? Toh dia yang megang matkulnya."
Seketika atmosfir ruang tengah berubah suram, sayang sekali tak ada Minho yang bisa memperbaiki suasana.
Suaranya terdengar penuh tekanan, urat urat bahkan menonjol di lengan Junhui karena mencoba menahan diri supaya tak menampar anaknya detik itu juga, "Jaga bicara kamu Jisung, Jessica itu bibimu!"
"AKU GAK PEDULI, MAMA DI RUMAH SAKIT DROP DAN PAPA MALAH SELINGKUH-"
PLAKK-
Pukulannya begitu keras, membuat wajah Jisung sampai tertoleh ke samping lengkap dengan kepala yang berdenyut pusing. Air mata seketika menggenangi, melemparkan tatapan penuh kebencian pada sosok dewasa tersebut.
"DASAR ANAK GAK TAU SOPAN SANTUN!!"
Baru saja satu tamparan lain akan mendarat, namun secepat itu pula gerakan tersebut terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Me [Minsung]
FanfictionBanyak orang mengatakan bahwa tak ada yang salah dengan cinta. Hanya saja, kepada siapa dan untuk apa perasaan itu bermuara- maka cinta bisa saja dikatakan sebagai sebuah dosa. "Hidup emang lucu, tapi hal itu gak bisa ngebuat aku ketawa. Terlebih s...