O8 | Makan Malam Keluarga

974 219 27
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Diselimuti oleh kubah raksasa berhias taburan bintang serta beberapa awan yang berhembus tertiup angin, suasana malam perkotaan nampak padat seperti biasa. Lampu lampu jalan, pusat perbelanjaan dengan banyak neon warna warni, kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya serta beberapa orang yang melangkah menyusuri trotoar.

Tak ada satu pun yang berhasil mengalihkan perhatian, sepiring steak kelas tinggi yang tersaji di atas meja tentu terasa jauh lebih menarik untuk saat ini.

Acara makan bersama nampak berjalan dengan baik, keluarga Lee maupun keluarga Shin sama sama menikmati hidangan serta obrolan mereka di restoran bintang lima pusat kota. Perbincangan mengenai perusahaan dan juga kehidupan pribadi telah dibahas, sang kepala keluarga terlihat begitu akrab karena memang pada dasarnya mereka merupakan seorang teman dekat.

Tentu hal itu pula lah yang membuat ketiga mahasiswa dari kampus yang sama itu menjadi cukup akrab. Mereka bertiga memang lumayan sering bertemu sejak dulu, lalu karena keperibadian Jiyoon yang menyenangkan membuat Minho serta Jisung memutuskan untuk menganggap sosok imut itu sebagai adik mereka.

Ayah Jiyoon adalah sosok yang selalu membantu Junhui untuk mengembangkan bisnis dari nol hingga berhasil masuk dalam predikat sebagai top ten perusahaan bursa efek terbesar. Tentu bukan hal yang mengherankan lagi kenapa tuan Lee justru mengundang keluarga Shin untuk makan malam bersama di tempat semahal ini.

"Ah ya gimana kuliahnya kalian? Jiyoon ditawarin jadi model di website kampus." Tuan Shin kembali membuka percakapan, memandang sang anak dengan senyum bangga sebelum akhirnya melemparkan tatapan ke arah Minho serta Jisung.

"Kalau Minho dapat IP sempurna." Junhui berucap dengan cukup lantang, seolah ingin memberitahu dunia mengenai kehebatan sang putra.

Minho sendiri hanya mengulas senyum tipis, mata tajamnya bergulir guna memandang si tupai yang nampak resah saat ini. Pemuda tampan tersebut tentu paham betul dengan situasi kini.

"Kalau kamu Jisung?" itu suara ibu Jiyoon, membuat seluruh perhatian mengarah pada lelaki berpipi gembil tersebut.

Raut khawatir tersirat di wajah Minho serta Jiyoon, bahkan gadis tersebut turut merasa canggung saat ini.

Mencoba mengangkat pandangan meski rasanya begitu sulit, Jisung hendak menjawab, namun sayangnya sang ayah sudah menyela terlebih dahulu.

Hela nafas terdengar, "Jisung tetap seperti itu, gak bisa diharapkan. Dia gak pernah bisa mengikuti jejak kakaknya."

Tangan terkepal, meremat garpu serta pisau steak di genggaman. Kaki si mungil bergerak gelisah, Jisung benar benar ingin meninggalkan tempat itu secepatnya.

Merasa getaran pada tungkainya semakin keras, bungsu keluarga Lee lantas meletakkan alat makan di atas piring lalu membawa lengan kurus tersebut untuk memukul paha dengan cukup kuat.

Brother Me [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang