Hari ini cuaca sangat bagus untuk berolahraga dan oleh karena itu Arjuna atau yang biasa dipanggil Ajun oleh keluarganya kini sedang menidurkan dirinya di sofa ruang keluarga sembari mengipaskan tangannya karena udara terasa sedikit panas.
"Jun!! Bantuin gue Jun! Adek lo nih astaga!!" Arjuna berdecak sebal, kenapa setiap dia ingin leha-leha, selalu saja ada yang menganggu? Seperti sekarang, Harsa lari mengelilingi rumah dengan Abel mengejar di belakangnya sambil membawa sapu lidi.
"Lo apain lagi si Abel? Gak mungkin dia ngejar lo kalau lo gak ada salah, mas." Harsa berhenti berlari, ia bertumpu pada lututnya dengan napas tersengal, "Gue cuman ngambil satu ayam goreng punya dia, lagian pelilt banget gak mau bagi-bagi." Abel melotot marah dan membalas dengan penuh emosi, "Ya mas ngambil satu tapi kan ayamku cuman satu! Jadinya abis dong!"
"Ada apa sih? Gue lagi nugas, jangan berisik, nanti otak gue keluar mau tanggung jawab lo?" kata Jenan keluar dari kamarnya, pantesan mukanya lusuh, lagi ngerjain tugas ternyata. "Bang, marahin tuh si mas Harsa, dia gangguin Abel lagi."
"Kenapa gak ada yang di pihak gue sih!? Menderita banget gue," keluh Harsa tak tau diri, orang dia yang salah kok malah dia yang marah, akhlaknya udah hilang digondol kucing punya Resga kayaknya.
Iya, Resga punya kucing, satu doang sih soalnya sebenernya mama gak dibolehin anak-anaknya buat melihara hewan di rumah. Nama kucingnya Matcha, tadinya mau dinamain Kemoceng sama Jenan katanya karena bulunya mirip kemoceng, ya jelas gak dibolehin lah sama Resga. Tapi nama kucingnya Matcha bukan karena bulunya warna hijau ya, tapi karena Resga suka Matcha makanya jadi dinamain itu.
Oke, ayo kembali ke topik awal.
Arjuna sekarang udah ganti posisi jadi duduk, dia narik pergelangan tangan Abel supaya kembarannya yang lebih muda tiga menit itu duduk di sebelahnya, "Duduk aja, nanti juga mas Harsa abis sama Bang Jenan," bisiknya sambil senyum-senyum meledek Harsa yang sekarang lagi panik karena Jenan mulai jalan deketin dia.
"Bang, gak lagi-lagi bang serius deh! Tadi tuh gue laper banget, mau minta ayamnya si Abel, eh gak dikasih sama dia!"
"Ya kalau gak dikasih jangan ngambil dong, kalong!"
"Enak aja ganteng gini dipanggil kalong!"
"Lah marah? Gue lapor papa ya!"
"Mainnya lapor-laporan! Kayak Bang Jian dong nyelesaiinnya sendiri!"
"Bel, mau beli es krim gak? Kalau di sini terus nanti bisa kena lempar panci sama Bang Jenan." Abel sontak mengangguk, abangnya yang satu itu kalau udah marah seram banget,kadang suka lempar barang, untungnya sampai sekarang belum memakan korban, dan semoga Harsa gak jadi korban pertama.
Arjuna dan Abel dengan cepat keluar dari rumah walau sambil bungkuk-bungkuk biar Harsa gak sadar terus nahan mereka. Di teras rumah mereka berdua cekikikan karena yakin pasti lagi mikirin hal yang sama, yaitu gimana nasib mas Harsa di tangan bang Jenan yang kalau ngehukum suka gak main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Rumah || 00l Dream-Treasure (+1)
General FictionHanya ingin berbagi kisah keseharian delapan bersaudara yang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi saudara kandung. Hidup dalam satu atap, harus saling berbagi dan menjaga, kalau masalah rasa sayang sudah pasti ada secara alami. Kalian bisa ikut merasakan...