Ayo Bahagia

952 100 8
                                    

"GIBRAN!" Gibran langsung berlari menuruni tangga begitu mendengar teriakan mamanya, "Kenapa!?" sahut Gibran panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GIBRAN!" Gibran langsung berlari menuruni tangga begitu mendengar teriakan mamanya, "Kenapa!?" sahut Gibran panik. "Tolong jagain Devan dulu, mama mau cek bawaan yang lain."

Gibran menghela napas singkat lalu ikut duduk di lantai, mengambil salah satu mainan yang berserakan dan ia bawa ke hadapan Devan.

"MBAK RATU! MAS RESGA NGAMUK! YA ALLAH TOLONG!" Harsa lari terbirit-birit sampai hampir tersandung di tangga, "HARSA JANGAN BERISIK!" pekik Jian dari bagasi rumah.

"MBAK RATU MANA SIH!?"

"Sama mbak Tari di dapur kotor," balas Gibran. "MBAK RATU HUWAAA!!!"

"Eh! Kamu kenapa sih!?"

"Itu mas Resga marah gara-gara gue make jaketnya Ajun! TUH KAN!" Harsa langsung bersembunyi di belakang tubuh Ratu begitu melihat sosok Resga muncul dari pintu masuk dapur kotor.

"Udah gue bilang dari dulu, jangan pake-pake barangnya Ajun!"

"Ya udah sih sekali doang masa gak boleh!?"

"Enggak!" Harsa langsung cemberut, perlahan melepas jaket yang sudah terpasang di tubuhnya, dan menyerahkannya pada Resga dalam posisi siaga satu di belakang Ratu.

Tari hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Harsa yang lama-lama sudah membuatnya terbiasa. Menjadi bagian dari keluarga ini karena terikat status perkawinan dengan Jian membuat Tari mendapatkan banyak hal baru dalam hidupnya.

Begitu pun dengan Ratu. Awet dengan Resga hingga naik ke pelaminan juga membuat dirinya berada di rumah ini untuk bergabung dalam acara family gathering ala-ala.

"Itu udah? Biar aku masukin mobil sekalian," ujar Tari hendak mengambil alih rantang dari tangan Ratu. "Eh iya ini udah, sekalian deh, makasih ya!" Tari mengangguk sambil tersenyum lalu menyusul Jian ke bagasi rumah.

"Kalau udah beres langsung keluar aja, panas di sini," titah Resga pada Ratu, setelahnya ia langsung keluar dengan tatapan mematikannya pada Harsa.

"Udah mau berangkat? Belom kan?" Arka keluar dari kamar mandi sudah rapih dengan setelan baju perginya, "Udah! Lo ditinggal!"

"Ngaco!"

"Ya lagian, gak liat mbak Ratu masih di sini?" Arka mendengus sebal, ia melempar handuknya pada Harsa dan tepat mengenai wajah adiknya.

"Abel, udah beres belom!?" pekik Arka tak peduli dengan Harsa yang nyaris mengamuk karena kena handuk basah milik Arka.

"Dikit lagi! Baju Devan belum semua!"

"Kan udah kakak bilang siapin dari semalem!" Arka berjalan masuk ke kamar Abel yang cukup berantakan karena anak itu masih memasuk-masukan baju Daven.

"Kenapa gak minta tolong mama?"

"Mama lagi bantuin bang Jenan..."

"Oh... ya udah kakak bantuin." Arka duduk bersila di sebelah Abel, membantu adiknya menyiapkan baju untuk Devan, anak Abel dan Dewa.

[✔️] Rumah || 00l Dream-Treasure (+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang