Tubuh Sadewa terlempar hingga menghantam tumpukan kursi di belakangnya. Ia meringis kesakitan, melirik si pelaku.
"Itu buat lo karena mutusin Abel," ujar Gibran. Dia mengikis jarak di antara mereka, menarik kerah baju Sadewa hingga anak itu berdiri kembali.
"Masih ada satu lagi."
BUGH!
Lagi-lagi Sadewa terhantam, tubuhnya tergeletak di tanah. Belum sempat ia menyadarkan diri, pukulan lain sudah datang bersama kawan-kawannya.
Gibran melakukan semuanya tanpa membuka suara, ia tak peduli berapa banyak tenaga yang sudah ia habiskan untuk memukuli manusia satu ini.
Pukulan terakhir Gibran berikan dengan segala tenaganya yang tersisa. Ia memperbaiki posisinya, berdiri dengan napas tersengal tak jauh dari tubuh Sadewa yang masih tergeletak di tanah.
"Itu buat lo karena nyakitin Arjuna." Sadewa batuk berulang kali, berusaha mengatur napasnya yang tak karuwan.
"Beresin luka lo, jagoan kok bonyok." Gibran merapihkan dasinya dan berlalu pergi dari sana dengan gestur santai seakan dia bukanlah orang yang membuat Sadewa nampak seperti pasien sekarat.
⊱ ────── {⋆⌘⋆} ────── ⊰
Tubuh Arjuna ditarik paksa keluar kelas ketika bel istirahat berbunyi, entah dibawa ke mana, dia sendiri tak bisa mendeteksi jalan yang ia lalui sangking kencangnya tarikan dari orang di depannya.
Tubuhnya sudah tak lagi ditarik melainkan dibanting hingga membentur tumpukan kursi dan sialnya salah satu dari sekian banyak kursi itu jatuh menghantam kepalanya.
"LIAT NIH!" Arjuna terkesiap mendengar bentakan keras dari Sadewa. "LIAT MUKA GUE! GARA-GARA LO ANJING!" Sadewa menunjuk-nunjuk setiap sudut wajahnya yang penuh dengan lebam dan darah yang mengering.
"Gue mau bikin lo ngerasain apa yang gue rasain!" ujar Sadewa sembari menjambak rambut Arjuna agar kepalanya terangkat.
Tangan Arjuna bergetar hebat, dia tidak tau kenapa Sadewa bilang bahwa dia adalah penyebab dari banyaknya luka lebam di wajah Sadewa padahal dari pagi Arjuna hanya diam di kelas.
"BERDIRI LO!" Sadewa menarik rambut Arjuna hingga anak itu turut berdiri agar rasa sakit di kepalanya tidak semakin parah.
BUGH!
Arjuna terbatuk, rambut sudah tak lagi dijambak oleh Sadewa karena tubuhnya terhentak ke belakang selepas Sadewa memberi tinju pada perutnya.
"Baru di perut udah meleyot, belom gue kasih di muka loh, gimana dong?" kata Sadewa dengan nada meledeknya.
Kini Sadewa mendekatkan wajahnya pada Arjuna, tersenyum licik, dan langsung menyerang wajah Arjuna habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Rumah || 00l Dream-Treasure (+1)
Ficción GeneralHanya ingin berbagi kisah keseharian delapan bersaudara yang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi saudara kandung. Hidup dalam satu atap, harus saling berbagi dan menjaga, kalau masalah rasa sayang sudah pasti ada secara alami. Kalian bisa ikut merasakan...