Kapten Keluarga

707 95 4
                                    

Di sini lah Jian berada, berdiri tepat di sebelah Arka yang dalam kondisi tangan dilapisi gips pasca kecelakaan tunggal yang ia alami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sini lah Jian berada, berdiri tepat di sebelah Arka yang dalam kondisi tangan dilapisi gips pasca kecelakaan tunggal yang ia alami.

Jian masih diam, dia belum mau bertanya alasan kenapa Arka bisa kecelakaan tunggal padahal dia menjadi yang paling hati-hari dalam berkendara.

Arka memang biasa membawa mobil untuk pergi ke kampus, tapi khusus hari ini dia memilih untuk mengendarai motor karena tadi dia bangun kesiangan.

Di rumah memang banyak kendaraan, bahkan yang tanpa pemilik resmi pun ada, siapapun yang mau pake tinggal pake aja.

"Gak marah?" tanya Arka dengan suara pelan dibalas gelengan kepala oleh Jian. "Biar Resga aja yang marah." Arka berdecak sebal, dikira beneran gak kena marah.

Jian tertawa hingga kedua matanya nyaris hilang, ia memandangi lengan Arka, rasanya ngilu.

"Sakit itu?" Arka menggeleng singkat, "Gak tau sih sebenernya, tadi pas jatoh kan langsung gak sadar, pas bangun udah di-gips." Jian manggut-manggut.

"Maaf ya, Ka." Arka mendelik, kok jadi minta maaf?

"Harusnya tadi pagi gue nganterin lo aja, tapi gue malah nyuruh lo berangkat sendiri...."

Arka tersenyum, "Gak pa-pa, emang jalannya begini."

"Gue nanti ke Resga dulu ya kalau Harsa Abel udah balik." Arka mengangguk, toh Jian gak perlu izin juga gak masalah sebenernya.

Pucuk dicinta ulang pun tiba, Harsa dan Abel mulai terlihat dari ambang pintu, suara mereka agak berisik, kayaknya sih abis debat.

"Jangan berisik, ini rumah sakit." Peringatan dari Jian gak pernah gagal bikin adik-adiknya nurut, buktinya sekarang Harsa sama Abel langsung jalan anteng deketin nakas di sebelah brangkar Arka buat naruh makanan.

"Gue ke Resga ya? Harsa, jagain kakak lo." Dua jempol Harsa berikan pada Jian sebelum abangnya itu pergi keluar dari kamar inap Arka.

Dia beralih ke kamar Arjuna karena Resga ada di sana. "Ga, keluar bentar, biar Ajun sama Jenan aja."

Resga segera mematikan ponsel yang sedang ia gunakan untuk bertukar kabar dengan Ratu, lalu mengikuti jejak Jian keluar.

Kini mereka berdua duduk bersama di kantin rumah sakit dengan segelas lemon tea milik Jian dan roti coklat milik Resga.

"Akhir-akhir ini kenapa ya?" lirih Jian, kedua matanya hanya memandang kosong ke arah gelas yang berembun.

Resga pun hanya menggeleng, dia sendiri tak tau apa jawaban pastinya. "Lo gak kasih tau papa mama kan?"

[✔️] Rumah || 00l Dream-Treasure (+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang