(6) Take this serious

1.3K 173 19
                                    

"(Name)! Aku berbicara denganmu!"

Yamaguchi memojokkan (Name) di dinding dekat tangga kantor yang sepi. Mata coklat itu menatap (Name) dengan amarah.

"Apa sih! Lepasin!"

Raut wajah Yamaguchi mengeras. Tangannya menahan pukulan (Name).

"Kau bosan denganku?" tanya Yamaguchi dengan tatapan nanar.

(Name) berhenti memberontak, dia menatap mata coklat itu.

"Apakah diammu ini adalah iya?"

(Name) terdiam sejenak. "Sepertinya hubungan kita tidak akan berhasil."

Suara (Name) seperti menusuk jantung Yamaguchi, pria itu sudah terlanjur mencintai wanita ini dengan sepenuh hatinya.

"Kenapa?"

Suara Yamaguchi melunak.

"Aku tidak tau. Kau pria berhati lembut, pemalu, aku merasa kepribadian kita tidak cocok."

Yamaguchi mengepalkan tangannya di dinding, pria itu menghela napas kasar.

"Hanya karena itu?"

(Name) cukup terkejut dengan tatapan Yamaguchi yang mengintimidasi. Baru kali ini pria itu menatapnya seperti ini.

"Aku tidak tau, Tada-san."

(Name) menunduk.

Pria itu menghela napas panjang lagi. Dia mengangkat wajahnya ke atas, menahan sesuatu untuk keluar. Hening pun melanda beberapa menit. Keduanya saling memalingkan pandangan.

"Please. Please, bunny."

Suara Yamaguchi terdengar gemetar dan frustasi.

"Katakan kau ingin aku seperti apa. Aku akan lakukan. Tapi tolong jangan pergi dariku, hmm?" tutur Yamaguchi menatap (Name) yang sedari tadi menunduk.

Tangannya mengangkat wajah wanita itu. Di tatapnya iris mata hitam itu.

"Please, I love you. I don't want to lose you, bunny. Please," mohon Yamaguchi yang putus asa.

(Name) menatapnya. Pria itu sudah menangis ternyata, hatinya berdenyut sakit mendengar perkataan Yamaguchi tadi. Dia merasa telah menyakiti pacarnya itu. Tapi (Name) tidak tahu harus berbuat apa, dia memang mudah bosan dengan suatu hal.

"Bunny. Please," ucap Yamaguchi.

Deg

Hati wanita itu sakit.

"Tada-kun."

Tangan (Name) meraih wajah Yamaguchi, membalas tatapan pria itu.

"Gomen, aku memang mudah bosan. Aku tidak bermaksud menyakitimu."

"Kalau begitu apa maksudmu tadi, hah?" tukas Yamaguchi tanpa sadar meninggikan nada bicaranya.

Napas pria itu naik turun. "Aku kabulkan permintaanmu, kau ingin aku seperti apa hah? Jadi pria yang sangar? Tidak lemah?"

"Tada-kun."

"Kau ingin apa? Aku kabulkan!" Yamaguchi terisak. "Asal kau tidak meninggalkanku," ucapnya memelan.

(Name) tidak kuat melihatnya.

Aku menyakitinya, Ya Tuhan, batin (Name).

Tanpa berkata apapun, (Name) segera memeluk pria itu. Yamaguchi langsung memeluk erat (Name) seakan tidak mau melepaskan wanita itu. Pria itu membenamkan kepalanya di pundak (Name), menumpahkan rasa takutnya.

(Name) dapat merasakan pundaknya yang basah. Dia menepuk punggung Yamaguchi pelan.

"Gomen, aku menyakitimu. Tolong ke depannya sadarkan aku jika diriku bertindak menyebalkan terhadapmu." (Name) hampir saja menangis.

Yamaguchi mengangguk cepat dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku mencintaimu, (Name). Aku serius." Yamaguchi terisak.

"I know," ucap (Name). "Aku juga. Maafkan aku yang sudah membuatmu begini."

Yamaguchi melonggarkan pelukannya, menatap wajah (Name). Tangan (Name) mengusap wajah Yamaguchi yang basah dengan air mata.

"Jangan nangis. Maafkan aku."

Yamaguchi mengangguk. Pria itu tersenyum kecil sebelum membawa wanita itu pada ciuman lembutnya. Yamaguchi melumat bibir (Name) seperti ingin memakannya. Menumpahkan resah dan lega pada ciuman tersebut.

(Name) mengikuti permainan mulut prianya itu. Sungguh nikmat, dan merasa dicintai. Ya, (Name) merasa dicintai oleh Yamaguchi. Bodoh sekali jika (Name) ingin membuang pria itu. Dia akan menyesal seumur hidup jika putus dengan pria ini.

"I love you, bunny," lirihnya diikuti desahan.

Kaki (Name) melemas, dia tidak tahan dengan ciuman pria ini. Yamaguchi menahan tubuh (Name) untuk tetap berdiri.

"Me too," balas (Name).

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Yamaguchi Tadashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang