(26) Mengomel

1K 121 1
                                    

Setelah menidurkan Takashi, (Name) membereskan mainan yang berserakan di ruang tamu, beberes rumah, kemudian dia mengecek keadaan Yamaguchi yang sedari tadi tertidur. (Name) terduduk di kasur tepat di samping Yamaguchi.

Tangannya terulur mengambil kain di dahinya dan mengecek suhu pria itu.

"Sepertinya panasnya belum turun," gumam (Name).

Dia melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul dua siang, ini sudah waktunya untuk minum obat sekaligus mengecek suhu tubuh Yamaguchi.

"Tada-kun," panggil lembut menepuk pundak Yamaguchi.

(Name) mendekatkan wajahnya, "Bunny, bangun dulu yuk, sekarang waktunya minum obat."

Yamaguchi menggeliat kecil, matanya perlahan terbuka. (Name) membuka selimutnya.

"Yuk duduk dulu." (Name) membantu Yamaguchi duduk.

(Name) menelisik wajah pria itu yang tampak lesu.

"Mau minum dulu?" tawarnya menyodorkan segelas air putih.

Yamaguchi meraihnya, "Arigatou."

"Minum obat dulu ya," (Name) membuka satu kapsul paracetamol dan memberikannya pada Yamaguchi.

Setelahnya, pria itu menyerahkan gelas yang sudah kosong.

"Cek suhu dulu ya."

Dengan nurut, pria itu mengikuti ucapan (Name). Selama menunggu, Yamaguchi terus menatap (Name), membuat wanita itu salah tingkah.

"Ada sesuatu di wajahku?"

Yamaguchi menggeleng.

"Lalu?"

"Cantik."

"Apa?"

"Kau cantik." Yamaguchi tersenyum kecil.

Beep

Bunyi thermometer itu mengalihkan (Name) yang sedang salah tingkah. Dengan cepat dia mengambil dan melihat benda tersebut.

"Syukurlah, suhunya tidak naik. Kau masih pusing?"

"Iya."

"Banget?"

"Iya. Makanya temani aku."

(Name) cukup terkejut.

"Aku mau cuddle, bunny. Kau ini tidak peka dari tadi pagi!" tuturnya dengan suara pelan.

Mata (Name) membelalak.

Pantas saja tadi pagi dia bersikap seperti itu, tutur batin (Name).

"Aku gak peka banget ya? Maaf ya, Tada-kun," ucapnya yang merasa bersalah.

Tanpa basa-basi, (Name) langsung berbaring di samping suaminya itu. Lalu Yamaguchi membawa (Name) ke dalam pelukannya. Tangan pria itu mengusap rambut (Name)

"Kau panas dan juga bau," ujar (Name) terkekeh dalam pelukannya.

"Ini definisi dari pria hot, bunny." Yamaguchi ikut terkekeh.

"Hahaha. Iya benar. Hot daddy aku."

Yamaguchi terkekeh, namun tidak membalas, mata pria itu mulai terpejam. (Name) mengangkat kepalanya dan menatap suaminya.

"Tadi pagi pasti kau nangis ya?" tanya (Name).

Yamaguchi membuka matanya, "Tidak."

"Biasanya kau jadi cengeng kalau lagi sakit begini, apalagi tadi pagi aku tinggal begitu aja."

Pria itu mengelak, "Ketahuan ya?"

"Jadi benar kau menangis?"

"Gak tau!"

(Name) tertawa kecil, wanita itu ingin mencium Yamaguchi, namun ditahan oleh pria itu.

"Jangan, nanti kau tertular." Pria itu menutup mulut (Name).

"Yahh, yaudah aku gak cium bibirmu."

Setelahnya Yamaguchi melepas tangannya. "Baiklah."

Tangan (Name) meraih wajah suaminya, wajahnya mendekat ke dahi pria itu. Dengan cepat (Name) mengubah arah.

Cup

Wanita itu mencium tepat di bibir Yamaguchi, menyesapnya lembut, membuat Yamaguchi terbelalak dan berusaha mendorong wajah (Name).

"Aww," seru pria itu tatkala bibir bawahnya ketarik.

"Gomen, tidak berdarah kan?" tanya (Name) menyentuh bibir bawahnya.

"Kau ini! Sudah kubilang jangan cium di sini, nanti kau tertular!" omel pria itu menepuk dahi (Name).

"Sakit!"

"Aku juga sakit!" tukas Yamaguchi

"Ish aku kan cuman cium doang. Lagi pula hari ini kita belum berciuman."

"Karena aku lagi sakit."

"Tapi aku pengen."

"Gak boleh!"

"Aahh," rengek (Name).

Yamaguchi langsung membawa (Name) ke dalam pelukannya. Dia tidak menggubris (Name) yang terus saja merengek meminta ciuman sekali lagi.

"Aku ingin tidur lagi, kepalaku pusing, bunny."

"Baiklah. I love you."

"Love you more, bunny."

(Name) memeluk Yamaguchi erat, menenggelamkan kepalanya di dada suaminya itu.

"Kalau sudah sembuh, ayo kita berciuman sepuasnya," bisik (Name).

Ya ampun wanita ini, batin Yamaguchi.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Yamaguchi Tadashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang