36. Give you my heart

754 89 5
                                    

Jangan lupa musiknya diputar biar feel-nya makin dapat.

.
.
.

Semenjak An pergi Will tiba-tiba datang mendekati Dave.

"Are you alright?"

"Ehm...yes..."

Will menatap sedih sahabatnya yang sedikit bodoh ini. "Kamu seharusnya tidak melakukan ini Dave,"

Dave menggeleng. "Ini keputusanku, aku berhasil membuatnya membenciku,"

Melihat kondisi Dave membuat Will prihatin terhadapnya. Dave terjatuh diatas rumputan taman.

"Aku berhasil membuatnya membenciku tetapi kenapa rasanya begitu sakit Will?" Tangan Dave memukul-mukul tanah.

Will yang mendengar itu tidak tau harus merespon apa, dia hanya memilih menepuk-nepuk punggung Dave yang mulai bergetar.

"Anna ku...dia membenciku...aku harusnya senang tetapi aku merasa kesakitan sekarang, dadaku begitu sesak, jauh lebih sesak dibanding ketika aku merasa sakit itu,"

"Dia mengatakan aku jahat, aku memang jahat kepadanya, Anna tidak akan memaafkan ku, aku..."

Bruk!!

"Dave? Bro...Dave! Wake up bro!"

Will mulai panik ketika darah keluar dari hidung Dave. "Damn!!"

Pria itu segera membawanya ke mobil dan menyetir ke rumah sakit. Disana para dokter dan suster berlari untuk membawa Dave keruang UGD. Perasaan Will menjadi tidak enak semenjak Dave masuk keruangan itu.

Will menelpon kedua orangtua Dave dan juga Anna, tetapi rupanya Anna tidak menjawabnya. Dia mengerti, Anna sedang butuh waktu sendiri karena gadis itu sedang sakit hati.

Tidak butuh waktu lama kedua orangtua Dave datang dengan wajah panik.

"Apa yang terjadi son?"

"Dave tiba-tiba terjatuh dan darah keluar dari hidungnya uncle, maafkan aku yang tidak bisa menjaganya,"

"No no...ini memang sudah kehendak Tuhan,"

Seorang dokter keluar. Mama Dave segera mendekatinya dan menuntut penjelasan.

"Bagaimana kondisi anak saya dok?"

"Operasi berhasil, tetapi anak Anda mengalami koma,"

Bagaikan terkena petir di malam hari. Kedua orangtua Dave merasa sedih akan itu. Semalaman Will menemani Dave, dia menyesal telah menuruti permintaan pria ini untuk membantunya membuat An membenci dirinya sendiri.

Paginya Will datang ke rumah An. Sesampainya disana dia mendekati An yang duduk melamun.

"An,"

An menoleh.

"Dave..."

An memalingkan wajahnya. "Jangan menyebut nama pria itu di depanku,"

Will menghela nafasnya. "Dengar An,"

"Aku tidak ingin mendengarnya,"

"Dia koma,"

Deg!

"Jangan bercanda, semalam bahkan dia baik-baik saja ketika bersamaku,"

"Aku tidak bercanda An,"

Our New Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang