= Selamat Membaca =
__________________________Malam datang menjelang, semilir angin berhembus kencang.
Gadis bernama Ara berhenti di depan pintu kamar sahabat nya, Gracia. beberapa kali ia hendak mengetuk pintu namun ia urungkan. Rasanya tidak enak jika harus perang dingin seperti ini, apalagi dengan sahabat sendiri.
Harusnya Ara bisa bersikap seperti Gracia, selalu ada, selalu siap mendukung Ara bagaimanapun kondisinya, bukan malah jadi pengecut seperti ini.
Ara harus minta maaf sekarang juga pada Gracia.
Dengan keyakinan yang penuh, tangan Ara mulai bergerak terangkat, mengetuk pintu dua kali sebelum meraih handle dan memutarnya.
"Kenapa Ra..?" tanya Gracia saat melihat Ara di ambang pintu, sementara dirinya sedang berbalas pesan dengan Shani dengan posisi berbaring di kasur.
"gue mau ngomong" ucap Ara lalu melangkah masuk, menutup pintu dan menghampiri Gracia.
Gracia mengangguk, merubah posisi menjadi duduk lalu menyimpan Handphone nya setelah mengirim ucapan selamat malam untuk sang pujaan hati, Shani Indira.
"Ada apa..tumben?" tanya Gracia setelah Ara duduk di hadapan Gracia.
Ara menarik nafas dalam lalu menghembuskannya "Gue liat loe boncengan sama Cewek tadi" ucap Ara membuka percakapan membuat Gracia menaikkan sebelah alisnya sambil bertanya..."terus?"
"Gue yakin itu Shani"
Gracia mengangguk meng-iyakan. lalu kembali bertanya "Lalu?"
Ara mengusap tengkuknya pelan, tidak biasanya ia secanggung ini, tidak biasanya Ara kesulitan mencari kalimat saat berbicara dengan Gracia.
"Gue mau minta maaf buat sikap gue selama ini, gue harus nya dukung apapun yang bikin loe bahagia. Bukan malah menentangnya"
Gracia mendengar dengan seksama apa yang dikatakan sahabatnya ini, tersenyum tipis saat menyadari bahwa Ara tak lagi menentang dirinya yang sedang mendekati Shani.
"Gue seneng kalo loe seneng, Gue dukung apapun yang loe mau. Dan gue bakal tetep ada buat loe, apapun yang terjadi nanti"
Gracia tidak menjawab, ia malah terkekeh lalu melempar bantal ke wajah Ara.
"Jelek banget muka loe haha"
Ara mendengus sambil mengembalikan bantal yang di lempar Gracia, tentunya dengan lemparan juga.
"Sopan pisan maneh" Ucap Ara
"Gue selalu maafin loe, gue tau loe kawatir. Tapi loe tenang aja, gue bakal baik-baik aja selama loe masih jadi sahabat gue. Gue tau perjuangin Shani itu gak mudah, dan gue pasti butuh bantuan loe nanti nya"
Ara mengangguk semangat, tersenyum sambil merasakan perasaan lega karena Gracia tak marah padanya.
"Maafin gue juga kalo gue orang nya keras kepala" lanjut Gracia
"emang batu sih !" canda Ara membuat keduanya tertawa
"jadi.. kemaren loe liat gue dimana?" tanya Gracia berusaha mengalihkan topik dan mencairkan suasana.
"Di lampu merah, gue sama Chika mau nonton kemaren"
"Cieee ngedate" ledek Gracia "gitu dong perjuangin, pelan-pelan aja gak usah langsung di gas. Batu yang keras aja lama-lama ancur kok kalo kena tetesan air terus-menerus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let The Love Choose
FanfictionKawasan GXG, Harap Bijak dengan segala sesuatu nya. Terimakasih