~delapan~

2.4K 248 3
                                    







= Selamat Membaca =

**************************




-ketika kamu menikmati proses nya, maka perlahan kamu akan merasakan betapa luar biasanya rasa yang kuberikan-





Waktu berjalan dengan cepat, kini Shani dan Gracia semakin sering berbalas pesan, melakukan panggilan telpon bahkan Video Call.

Tanpa Shani sadari kini perasaan nya semakin sering tak karuan, ia menjadi lebih sering mengingat Gracia, merindukan Gracia, bahkan hati kecil nya kini berteriak bahwa ia ingin selalu berada dekat dengan Gracia.

Apalagi saat Gracia dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia mencintai Shani. Padahal Gracia tau dengan pasti, bahwa ada Vino di hidup Shani.

Hal itu membuat Shani bungkam seketika.

Entah apa maksud sang waktu hingga mempertemukan Shani dan Gracia di muka bumi ini, padahal Shani bukan seseorang yg terlalu peduli akan sekitarnya. Dan entah apa tujuan takdir atas ini semua, karena dari sekian miliar manusia kenapa Shani harus bertemu dengan Gracia?

Gadis dengan predikat pakgirl itu kini menjadi salah satu orang yang selalu berputar di fikiran Shani. Shani seolah hampir gila, bahkan hanya dengan membayangkan nya saja.

Tidak ingin menyalahkan siapapun atau apapun itu, hanya saja Shani mencoba menikmati setiap tetes darah kenyamanan yang ada dan yang sedang berlangsung.

Dulu Shani pernah meminta kepada Tuhan agar memberikan Shani salah satu makhlukNya untuk menemani dalam relung sepi yang memang sudah ada sejak Shani dilahirkan. Shani sangat berterima kasih karena Gracia telah hadir sebagai permintaan Shani kepada Tuhan.

Tuhan tau apa yang Shani rasakan dan Shani sendiri tidak akan pernah bisa Menebak jalan fikiran Tuhan, namun setiap detik kebersamaan yg terjalin, setiap pesan yang terkirim, Shani menikmati kesalahan termanis yang di alaminya saat ini.

Mungkin Shani hanya manusia tak bermoral yang tidak tau apa itu rasa bersyukur, yang selalu menginginkan lebih akan segalanya. Namun kembali lagi, Shani hanya manusia biasa, dan bisa kapan saja berubah perasaan nya.

Biarlah seperti ini, cukup seperti ini, jalanin saja seperti biasanya, kalimat biasa yang selalu Gracia ucapkan sebagai penenang hati. Kalimat pamungkas yang selalu membuat Shani merasa baik-baik saja saat bersama Gracia. Kalimat-kalimat yang seolah bisa membuat Shani dengan tenang menerima semua sikap, perhatian, dan perlakuan Gracia padanya.

Tapi sampai kapan obat itu akan bertahan? Sampai kapan obat itu akan bekerja dengan baik? Apa efek yang akan di timbulkan jika Shani terus-menerus menggunakan obat tersebut? Apakah lebih baik atau malah sebalik nya?

Shani bahkan tidak mengetahuinya.

Bukankah semakin lama Shani dan Gracia seperti ini malah akan membuat semakin kuat perasaan yang ada?

Bukankah Shani terlalu munafik? Mulut tak pernah berucap Cinta, jari sangat jarang mengetik tentang rasa, tapi tindakan, sikap, dan perhatian yang diberikan mencerminkan itu semua. Apalah daya Shani hanya manusia yang kadang merasakan tidak pernah cukup dengan keadaan.

Shani ingatkan sekali lagi bahwa ada Vino di hidup Shani, laki-laki yang dijodohkan dengan dirinya sejak 3 tahun lalu. Tapi mengapa seolah Gracia tidak pernah keberatan akan hal itu? Sikap Gracia mencerminkan seolah-olah tidak ada Vino di hidup Shani.

Gadis itu terlalu santai dan memandang mudah segala sesuatu nya.

Lupakan sejenak dilema besar Shani.

Let The Love ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang