4.

6.5K 346 14
                                    


Pukul 18.00 Asih pamit pulang pada Rindu. Ibu satu anak itu sudah mencangklong tas dan meneteng satu plastik besar kue ulang tahun yang ia beli di toko sebelah.

" Kamu nanti pulangnya hati-hati lho Rin, ingat lewat jalan yang biasanya saja sedikit terang dan ramai jalannya!! "

" Iya mbak" jawabnya sambil mengulum senyum mendengar perhatian Asih , seperti mendapat perhatian dari seorang kakak.
Sahabatnya ini terlalu khawatir pada Rindu karena biasanya mereka akan selalu pulang bersama setiap hari.

Untuk sampai ke Minimarket ada dua jalan yang biasa Rindu lewati.
Jika berangkat dia akan lewat jalan persawahan yang memungkinkan dia lebih cepat sampai ke minimarket tapi jika sudah tiba waktunya pulang Rindu dan Asih biasa lewat jalan besar yang ramai dan lumayan lebih jauh dari jalan yang pertama karena jika kondisinya malam hari jalan persawahan sangat lengang dan jarang ada yang mau lewat jalan itu.

Sepeninggal Asih pelanggan yang datang tak kunjung usai . Satu meja kasir dengan puluhan orang yang berbelanja membuatnya kelelahan.
Apalagi sesekali dia harus memantau layar monitor kamera CCTV toko untuk menghindari tindak kejahatan.
Maklum kalau lagi tanggal muda seperti ini pelanggan minimarket memang membludak ,selain karena minimarket ini adalah toko terbesar di kampung ini harganya juga lumayan lebih miring jika di bandingkan toko yang lain .

Kira-kira pukul 19.00 pelanggan mulai sepi ,mungkin karena memang suasana kampung kalau sudah lewat jam tujuh malam aktifitas warga mulai berkurang .

Satu jam lagi Rindu akan pulang dia berjalan ke rak demi rak merapikan dagangan ,lalu menulis pembukuan hari ini.

Setelah selesai Rindu mengambil air minum lalu menenggaknya dengan rakus karena dia terlalu letih dan kehausan .

Gadis itu duduk dan menyandarkan badannya pada kursi , memukul - mukul kakinya yang cukup pegal karena lelah berdiri di depan meja kasir lalu satu tangannya merogoh handphone di saku tas selempang yang ia letakkan di bawah rak .
Handphone itu sedari tadi selalu berbunyi tapi dia tidak sempat untuk membukanya.

Puluhan panggilan dan pesan dari Rama .

Mau apa Lelaki itu?

Rindu membuka dan membaca beberapa pesan yang di tulis oleh Rama

'jam 8 aku tunggu di persimpangan kantor pos kita langsung nonton!!'

Ternyata penolakan Rindu tadi siang tak di gubris oleh Rama.

'aku tidak terima penolakan. Aku bisa nekat !! Ingat itu !!! '

Selalu mengancam itulah sifat Rama.
Rindu malas menanggapi pesan tak penting dari sepupunya dan dia langsung menghapus pesan Rama.
Namun dia bingung bagaimana dia akan pulang dan menghindar jika Rama sudah menunggunya di persimpangan kantor pos? Itu artinya Rama menunggu di jalan besar .

Andai dia lewat jalan lain??
Lewat jalan sawah?

Tapi Rindu terlalu takut lewat jalan itu saat malam hari.
Selain jalan gelap sepi dan sepanjang jalan hanya ada hamparan sawah yang luas tanpa pemukiman warga , di tempat itu juga konon katanya angker karena melewati kuburan jadi jarang warga yang mau lewat jalan itu saat malam hari.

Ah Rindu berpikir lagi.
Tapi mending melihat hantu dari pada ketemu dengan Rama.

Setelah dia timbang -timbang mungkin memang benar dia harus lewat jalan sepi itu.
Di hitung dari kecepatan waktu juga lebih cepat sampai rumah,dan lagi dia tidak perlu takut pada preman - begal dan sebagainya karena tidak pernah terjadi tindak kriminal selama Rindu tinggal di kampung ini.

Benar Rindu sudah membulatkan tekat.

Saat jam delapan tepat Rindu mematikan lampu minimarket dan mengunci sekaligus menggembok pintu rolling dor.
Bergegas menuju motor dan meletakkan tas selempang nya dalam jok.

Rindu yang Salah(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang