2.

8.4K 343 15
                                    


" Kamu bawa bekal apa Rin" Ratna teman sebangku Rindu mencolek sahabatnya yang sedang melamun.

" Em itu _ itu aku nggak bawa . Aku beli roti saja nanti di kantin" jawabnya kaget terbangun dari lamunannya.
Memang pikiran Rindu sedang kacau akhir-akhir ini ,ditambah perutnya kosong belum terisi , pikirannya malah berkelana kemana-mana.
Sedari pagi Rindu tidak sarapan dan siang ini karena dia tadi pagi tidak membantu memasak jadi buliknya tidak memperbolehkan membawa bekal.

Dia merogoh uang di kantong bajunya. Uang pemberian pakliknya tadi pagi akan dia pakai untuk membeli roti sisir di kantin nanti . Lumayan untuk mengganjal lapar ,sedang sisa uangnya bisa untuk beli bensin dan sebagian dia tabung.
Rindu sedang mengumpulkan uang untuk membeli handphone ,karena handphone lamanya sudah mulai bermasalah.
Beberapa waktu ini jika ibunya sedang menelfon dari luar negri handphone itu sering tiba-tiba mati sendiri .
Maka dari itu sebisa mungkin dia harus bisa menabung agar bulan depan bisa terbeli handphone baru dengan harga murah.

" Rin 'makan bareng aku yuk" Tegar lelaki yang membuat Sinta menuduhnya Ciblek datang ke bangkunya.

" Em___ " melirik arah bangku Sinta yang sedang melotot sinis ke arahnya Rindu buru- buru membuang muka.

" Em itu aku tidak makan' Gar" jawabnya menunduk. Padahal kalau boleh jujur lambungnya sudah meronta ingin di isi.

" Lho bukannya tadi kamu bilang mau beli roti di kantin ya 'Rin" Ratna menimpali disampingnya.

"Em iya aku lupa tadi kalo lagi puasa" jawabnya bohong.
Terlihat raut kecewa di mata Tegar. Tapi apa boleh buat ini Rindu lakukan agar sepupunya tidak makin semena-mena terhadapnya.

" Ya udah aku ke kantin dulu kalo gitu" ucap lelaki tampan itu menyingkir dari bangku Rindu sambil memasukkan tangan ke kantong celananya.

" Kamu menghindari Tegar ya Rin?"

" Em__ em. Enggak 'Rat" Rindu memalingkan muka tangannya saling meremas di bawah meja, merasa takut Ratna bisa membaca sorot kebohongan dari matanya.

" Kamu bohongi dia kan. Kamu sedang tidak puasa kan. Bukannya kita jadwal mens nya barengan"
Rindu gelagapan lalu menunduk ketahuan bohong. Ya hari ini dia benar sedang berhalangan.

" Ayo makan bareng aku. Ibuku tadi masak banyak. Kita makan berdua saja"

" Em_iya . Terimakasih" jawab Rindu merasa tidak enak hati.

**

Pukul tiga sore selepas Rindu pulang sekolah dan makan siang di rumah pakliknya dia bersiap berangkat ke minimarket.
Baru membuka pintu pagar untuk mengeluarkan motor matic dari dalam halaman tiba-tiba suara motor besar membuatnya terhenti dan mengernyit heran.
Motor itu berhenti tepat di luar pintu pagar rumah lalu sang pengemudi membuka helm fullfacenya .
Lelaki tinggi usia sekitar pertengahan dua puluhan dengan tindik di telinganya dan celana jeans belel robek sana sini dengan rambut gondrong seleher tengah mematung di atas motornya.

" Hey,cantik"

" Em__ada apa ya Mas?" Rindu berusaha bersikap sopan ,meskipun menurutnya lelaki di depannya seperti seorang berandalan.
Apalagi lelaki itu mulutnya tak henti mengunyah permen karet yang sengaja ia tiup di depan mukanya .
Sungguh tidak sopan untuk ukuran lelaki dewasa .

" Nama kamu siapa? Kenalan dulu lah"
Dia turun dari motornya lalu mengulurkan tangan.
Rindu mundur menjauh,dirinya merasa lelaki ini sedang tidak beres apalagi Rindu sempat mencium bau aneh dari badannya seperti bau menyengat minuman keras.

" Maaf Mas" ucapnya mundur , berlari ke pagar lalu menutup dan menguncinya dengan terburu.

" Kenapa sih??? Jangan menggoda aku lah cantik" mendekati pintu pagar yang lumayan tinggi sambil menggoncang dengan kasar.
Rindu ketakutan dia berlari ke dalam rumah secepat mungkin.
Tapi baru sampai ambang pintu Sinta marah-marah karena hampir tertabrak oleh Rindu.

Rindu yang Salah(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang