" Kau bisa membunuhnya, bukan? "Gadis itu menoleh, menatap seorang menteri pertahanan yang baru saja memberikan pernyataan atau lebih tepatnya sebuah pertanyaan.
" Kau meragukanku, Tadaomi Karasuma? "
" Sama sekali tidak, aku hanya mau memastikan semangat membunuhmu masih ada. Terakhir kali di misi ke 145 kau melemparkan granat ke rekan tim mu, bukankah begitu? "
" Aku punya alasan kenapa aku melemparkan nya kepada mereka, semua orang di tim itu adalah penghianat. Kalaupun mati mungkin akan menguntungkan ku karena mereka hanya menjadi beban tugas " jawab Airu sambil meminum Frappuccino yang sudah ia pesan 30 menit lalu.
Karasuma hanya diam mendengarkan, ya. Gadis di hadapannya ini benar-benar mengerikan dan juga sadis di saat yang bersamaan, namun dengan ikat rambut kepang juga Hoodie putih berkarakter Mikey mouse serta sepatu kets dan kacamata bulat tak akan ada yang menyadari jejak kelamnya.
Ya, setidaknya sampai saat ini.
" Aku sudah biasa membunuh manusia, tapi mendengar jika tugasku selanjutnya adalah membunuh alien itu terdengar tak masuk akal. Apa dia sungguhan, alien? "
" Seperti yang sudah kau dengar dari presiden saat rapat kemarin, dia alien dan telah mengaku menghancurkan 70% bulan dengan kekuatannya. Dia Monster yang harus segera di musnahkan "
" Dia harusnya menghancurkan bumi saja, lagipula pekerjaan Nasa akan menjadi kenyataan dengan memindahkan sisa manusia yang selamat ke planet baru. Mereka selalu membicarakan itu di televisi, aku percaya jika Alien yang kau bilang ada hubungannya dengan mereka "
" Ini bukan konspirasi, Nona Miyamizu.. " Ujar Karasuma dengan tegas.
Airu hanya menghela nafas gusar, ia padahal hanya bercanda. Kenapa manusia ini tak bisa memahami candaan nya? Apa ia salah konteks? Lalu model guyonan apa yang seorang Tadaomi Karasuma suka?
" Aku hanya mencoba mencairkan suasana, kau terlalu tegang. Memangnya kita punya waktu berapa hari untuk melenyapkan makhluk itu? " Tanya Airu.
Karasuma memberikan sebuah map coklat berisi sesuatu, Airu mengambilnya dan sedikit mengintip isi di dalamnya.
Ada pistol beserta peluru serta pisau hijau.
" Di dalamnya ada perlengkapan untukmu membunuh Alien itu, karena dia tak bisa mati dengan senjata biasa. Di dalamnya juga ada surat dari departemen pertahanan, kau bisa memberikannya pada kepala sekolah SMA Kunugigaoka di hari pertama masuk "
" Aku sudah sejak lama mau masuk ke sekolah itu, tapi malah baru punya kesempatannya justru setelah lulus kuliah di Kairo dan menghadapi pemberontak di Rusia. Kau menyuruhku untuk menjadi anak sekolahan lagi? "
" Alien itu menjadi guru di SMA Kunugigaoka lebih tepatnya pada sebuah kelas khusus. 3-E yang di kenal berisi anak-anak terbelakang dalam nilai akademis dan menjadi kelas contoh diskriminasi untuk kelas di gedung utama "
" Wah, kalau kau memintaku untuk membunuh kepala sekolah nya juga maka aku bisa melakukannya Karasuma. " Gumam Airu dengan suara yang tak pelan karena cukup menarik perhatian beberapa pengunjung di sekitar mereka.
Karasuma langsung mengomeli gadis itu karena hampir membuat identitas mereka terkuak, padahal baju yang di pakai Karasuma saja sudah menarik perhatian sejak awal. Airu hanya benci bentuk diskriminasi dan dia harus di tempatkan pada sebuah kelas percontohan bentuk bullying?
" Waktu mu untuk membunuhnya hanya selama satu tahun, jika kau berhasil maka pemerintah akan memberikanmu uang sebesar 10 juta Yen. Semakin cepat kau menghabisinya, maka nominalnya akan semakin besar "
" Aku tak tertarik dengan uang-uang itu, aku bisa mengerjakannya secara gratis jika kau mau. Cha! Kalau begitu, aku harus pergi dan mempersiapkan buku pelajaran ku besok dan juga seragam sekolah yang sudah kau kirimkan kemarin " Gadis itu bangkit dari duduknya, meletakan beberapa uang Yen di atas meja lalu melambaikan tangan dan pergi. Meninggalkan Karasuma yang hanya menatap sisa Frapuccino di dalam gelas kaca milik Airu.
Ya, besok akan jadi hari yang menyenangkan baginya. Airu Miyamizu hanya tak mau melewatkan kesempatan ini begitu saja.
•••
[ Assassination Classroom: The Battle Past ]
•••" Namaku, Airu Miyamizu. Teman-teman bisa memanggilku Ai " gadis itu membungkuk hormat dan memperkenalkan diri di hadapan para murid, wajah manis juga bibir yang pucat tampak menarik perhatian para kaum lelaki di kelas itu.
Alien yang di katakan Karasuma sebagai guru di kelas itu memperkenalkan dirinya juga kepada Airu, wajah Koro Sensei seperti yang di katakan dalam surat pemberian Departemen Pertahanan memang terbilang unik. Bulat dan berwarna kuning, tapi yang kini Airu lihat justru berbeda.
Kenapa warna kepalanya jadi Pink? Lalu kenapa si Alien ini tertawa sambil meliriknya sesekali? Firasat Airu buruk sejak ia menginjakan kaki memasuki ruangan dan mulai bicara.
" Aku Koro Sensei yang menjadi guru dan juga wali murid di kelas 3-E, dan kau bisa duduk di salah satu bangku kosong. Tepat di sisi Akabane Karma, berusahalah dengan yang lain untuk membunuhku "
" Membunuh? Aku harus menghabisi mu dengan kedua tanganku, Sensei? " Tanya Airu seperti orang bodoh yang tak tau apa-apa dan terlihat terjebak di dalam seluruh tatapan penghuni kelas.
" Eh? Kau bukan pembunuh bayaran? Biasanya murid yang baru-baru ini di pindahkan ke kelas 3-E ini pasti untuk membunuh Koro Sensei " ucap Alien gurita berkepala kuning itu sambil menggaruk kepalanya dengan tentakel.
" Aku tak mengerti maksud, Sensei. Tapi aku akan coba mencari tau setelah pelajaran Selesai. Kalau begitu, apakah aku sudah bisa duduk sekarang? "
" Tentu, Airu-San. "
Ia mulai melangkah menjauh menuju sebuah kursi kosong yang sebelumnya telah wali kelasnya itu beri tau, tapi itu bukanlah rencana utamanya.
Airu yang baru berjalan satu tapak langsung berbalik badan mengeluarkan pistol di balik seragamnya. Namun Koro Sensei jauh lebih cepat seakan sudah mengetahui apa yang akan gadis itu lakukan, tapi kali ini. Sang The Mary Die punya kejutan khusus.
Sebuah pisau yang sudah Airu sembunyikan di balik lengan baju seragamnya segera beraksi dengan memanfaatkan waktu juga kesempatan. Tak butuh waktu 5 detik baginya untuk membuat salah satu tentakel Koro Sensei terpotong dan menggeliat di atas lantai kayu tempat nya kini berpijak.
" Anggap saja itu sebagi kejutan dariku, Dan maaf jika aku sebelumnya membual dengan mengatakan tak tau apapun mengenai kelas Assasin ini. " Ucap Airu dan kali ini ia benar-benar melangkah menjauh menghampiri bangku kelas nya.
Tatapan kagum juga terkejut kini menyelimutinya, Ia tak bisa menyembunyikan fakta bahwa Airu cukup senang rencananya berhasil. Ya, ini masih permulaan dan gadis itu masih punya banyak waktu untuk mencari cara melenyapkan Koro Sensei.
Tak harus terburu-buru, aku akan mengikuti alur cerita di kelas ini.
Itu yang Airu pikirkan sambil menatap sang wali kelas yang kini telah berbalik badan dan mengajar matematika.
____
Update 2 new chapter setiap seminggu sekali
Jadwal publish : Sabtu, pukul 20:00 PM WIB
Terinspirasi atas karya Ansatsu Kyoushitsu
Original story by Yusei Matsui
Di kembangkan ulang oleh Parkaca_
Vote and Coment^
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •
Fanfiction" Jika membunuh dapat menyelesaikan masalah, maka seluruh tanah di muka bumi sudah menjadi makam para pecundang " - Miyamizu Airu