7 : [ Hal dasar Assasin ]

482 61 0
                                    


      Pagi ini, setelah merasa kondisinya membaik. Airu memutuskan untuk membantu teman-teman nya melakukan pembunuhan kepada koro Sensei, Karasuma sebenarnya sudah meminta agar gadis itu beristirahat ( Pria itu bahkan sudah menelepon dokter untuk merawat Airu secara personal ) tapi tawaran itu langsung di tolak, Airu hanya mau melakukan tugasnya.

Mereka terbagi ke dalam beberapa kelompok, Nagisa, Karma, Sugino, Kaede serta Kayano, Okuda dan dirinya. Sebelumnya, Kanzaki sudah di tawari untuk ikut bergabung namun untuk membagi kekuatan kelompok agar masing-masing bisa seimbang. Wanita manis dengan rambut hitam terurai itu satu kelompok bersama Chiba dan Hinano.

Beberapa cara sudah coba mereka lakukan, tapi Koro Sensei selalu bisa menghindar. Bahkan ketika kelompok-kelompok mereka bekerja sama untuk mengalihkan perhatian sang guru agar bisa di tembak oleh sniper pilihan Karasuma yang sudah mengawasi mereka setibanya di Kyoto, itu masih belum berhasil.

" Bukankah kita harus menghancurkan tentakel-tentakelnya? Di bandingkan dengan langsung memfokuskan sasaran pada jantungnya. Dengan kita memutuskan tangan-tangan kuning itu, kecepatannya akan berkurang hanya saja Point minus nya tentakel itu bisa beregerenasi. Jadi harus di lakukan secara cepat dan tepat " ujar Airu sambil membaca buku paduan wisata buatan Koro Sensei.

Mereka semua tampak setuju, Karma mengusulkan untuk mencari sebuah tempat yang bisa di gunakan dalam mengeksekusi Koro Sensei. Setelah mencari di peta, kelompok itu menemukan sebuah gang buntu yang cukup terpencil di kota Kyoto.

" Bagaimana jika kita menelepon koro Sensei sekarang? Kita bisa memintanya ke sini untuk menghabisinya. Dengan ruang sempit begini, akan sulit untuk melakukan hindaran dengan kecepatan 20 Mach " ujar Okuda sembari mengeluarkan ponsel dan mulai mencari kontak wali kelas mereka.

Belum saja, Okuda menekan tombol panggilan. Sekelompok lelaki dengan badan besar dan tinggi menghadang mereka, tidak ada jalan keluar karena mereka sudah memblokade nya. Nagisa bertanya apa yang akan mereka lakukan dan salah satu dari orang-orang itu menjawab jika mereka punya urusan dengan Airu Miyamizu.

Karma melakukan perlawanan, berhasil memukul mundur telak 4 orang di hadapannya. Suasana semakin mencekam ketika orang-orang aneh itu mulai menyerang Okuda juga Kayano, Airu segera melakukan penyerangan tanpa senjata. Membanting mereka dengan teknik bela dirinya, Terdengar pukulan beruntun dari belakangnya. Nagisa dan Sugino sudah terkapar, Karma di banting oleh mereka sedangkan Kayano mencoba membantu Nagisa dan teman-temannya yang lain untuk bangkit. Seseorang mendorongnya ke hadapan salah satu penjahat itu, dengan jarak mereka yang terlalu dekat orang itu menembakan peluru handgun nya ke Airu. Suara tembakan itu seolah-olah menghentikan semua pergerakan mereka yang berada di sana, Okuda tersentak dan jantungnya berdegup kencang sama seperti yang teman-temannya rasakan. Airu tergeletak dengan memegang bagian perutnya, Karma yang akan menyelamatkan Airu justru di tendang oleh mereka, Nagisa dan Kayano serta Okuda juga Sugino ingin melindungi Airu tapi orang-orang itu melemparkan sebuah gas dan tak butuh waktu lama. Airu di bawa memasuki mobil Van, sedangkan teman-temannya yang lain sudah tergeletak tak sadarkan diri.

Airu tersadar di sebuah ruangan kosong, mata sayunya bahkan masih terasa berat untuk tetap terjaga. Di hadapannya ada para penjahat yang sudah tertawa-tawa, mengatakan jika mereka berhasil mengamankan seorang pembunuh negara ternama. The Lady Die. Sosok gadis yang sudah membunuh bos mereka 2 tahun lalu.

" Kalian pengecut... " Ucap Airu pada mereka yang menatapnya dengan amarah dan bingung.

" Kami hanya ada 6 orang dan kalian ada 15. Selain itu, bukankah kalian hanya punya masalah denganku. Lalu kenapa harus menyakiti mereka? Bukankah kalian pengecut jika begitu " gumamnya untuk menarik emosi, dan tampaknya berhasil.

Orang-orang yang mengelilinginya mulai memberikan pukulan, tapi di mata Airu mereka hanya seperti sosok nyamuk yang siap menghisap darahnya. Sekarang yang gadis itu harus lakukan adalah menepuk hama itu dan membuat mereka mati. Mata lemah nya kini berganti dengan pancaran membunuh, dia mematahkan tulang mereka dan tak segan-segan untuk menyayat kulit-kulit mereka menggunakan jepit rambut yang tak sengaja terbawa di dalam kantung baju seragam sekolahnya.

" Kalian salah bermain-main denganku " gadis itu berbisik di telinga salah satu orang yang masih hidup, lalu berjalan ke arah pintu keluar.

Airu sedikit terkejut namun kembali menormalkan raut wajahnya, teman-teman kelompoknya beserta Koro Sensei tampak memperhatikan semua kejadian itu sejak awal. Niat mereka untuk menyelamatkan Airu tampaknya tak terwujud.

" Sugoi, Ai-Chan!! " Ujar Kayano dengan semangat, ia bahkan bertepuk tangan.

Nagisa memperhatikan seragam sekolah milik Airu, tak ada satupun bercak darah di sana. Sedangkan Okuda dan Sugino masih diam tak bergeming, tampak speacless dengan apa yang baru saja mereka lihat. Sedangkan karma hanya menyadarkan punggungnya pada tembok.

" Bagaimana kau bisa melawan mereka semua? Bukankah kau tertembak, Profesor Miyamizu? " Tanya si Akabane dengan suara khasnya yang menyebalkan.

Airu mengeluarkan buku tebal dari dalam seragam sekolahnya, Buku trip wisata yang di buat koro Sensei tampak berlubang di bagian tengah. Jika di amati, ada sebuah benda lonjong dengan panjang 4 cm berwarna metal.

" Di halaman 1005 buku ini, cara untuk melindungi diri dari peluru senapan adalah melapisi tubuh dengan benda setebal 10 cm. Karena buku ini lebih tebal dari ketentuan yang tertera, maka aku menggunakannya di saat-saat terakhir. Aku tak bisa melakukan perlawanan dengan jarak sedekat itu, jadi aku hanya mencoba peruntungan waktu dengan melakukan self defense. Itu adalah hal dasar yang bisa di lakukan Assasin untuk menyelamatkan diri. Kalian, baik-baik saja kan? " Tanya Airu, mereka semua mengangguk.

" Nagisa bilang, mereka memiliki urusan denganmu. Apakah ini berkaitan dengan pekerjaan mu, Airu-san? " Tanya Koro Sensei.

Airu mengangguk, menjelaskan jika ia sudah membunuh bos mereka 2 tahun yang lalu atas perintah dari pemerintah. Entah bagaimana bisa mereka melacak keberadaan Airu di Kyoto.

" Kalau begitu, mari kita pulang! Tapi...bagaimana dengan mayat-mayat itu? " Tanya Sugino melihat tumpukan manusia yang sudah tak bernyawa.

Airu hanya tersenyum tipis, mengambil ponselnya dan mengubungi Karasuma untuk mengirimkan timnya membersihkan tempat kejadian perkara.

" Sudah ada yang akan mengurus, kalau begitu ayo kita kembali ke penginapan. Aku benar-benar lelah dan lapar " Ucap Airu sambil merenggangkan punggungnya yang terasa kaku.

•••
[ Assassination Classroom: The Battle Past ]
•••

~• Akabane Karma Side •~

   Lagi-lagi, gadis ini penuh dengan kejutan. Untuk yang kesekian kalinya dia berhasil membuatku terpukau dengan tingkahnya, aku bahkan bisa melihat si gurita kuning itu terpukau dengan apa yang terlihat.

Seorang anak SMA kelas tiga dengan tinggi 160 centimeter melawan para lelaki berotot juga berwajah sangar.

Setelah semua itu terjadi, Si Profesor itu juga tak terlihat seperti habis melakukan pembunuhan brutal / Walau caranya cukup liar dan bar-bar / aku akui, untuk menjadi rekan pembunuhan mungkin kami akan sangat sempurna.

Saat kami keluar dari ruangan itu, aku bisa merasakan angin sore menerpa wajahku. Rasa segar dan bau-bau jajanan pinggir jalan kota Kyoto tampaknya menyambut kami, aku sesekali mencoba menusuk Koro Sensei dengan pisau tapi gurita ini terus menghindar.

" Tunggu sebentar, aku mau membeli sesuatu di toko itu " ucapku langsung melangkah menyebrangi jalan tanpa menunggu izin dari Koro Sensei.

Di dalam tempat itu, banyak tersaji makanan dan juga beberapa permen serta Dango aneka warna. Ku putuskan untuk memilih 4 kotak nasi kepiting untuk Nagisa, Sugino, Okuda serta Kayano sedangkan 1 bungkus Dango untuk si gurita juga 2 cup teh gingseng untuk ku minum dan di berikan kepada Airu.

Ya, gadis itu baru saja sembuh. Dan dia sudah harus mengeluarkan tenaga yang besar dalam menghabisi puluhan penjahat, anggap saja ini sebagai permintaan maaf karena pernah memberi susu kotak rasa wasabi kepadanya.

Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang