11 : [ Piano dan Masa Lalu ]

380 54 1
                                    

Tuk! Tuk! Tuk!

Airu menoleh pada jendela di kamarnya, terlihat sebuah tentakel gurita yang mengetukannya berulang kali membuat sang gadis hanya bisa menghela nafas panjang dan bangkit dari tidurnya.

" Apa yang anda lakukan dengan datang malam-malam ke sini, Koro Sensei? "

" Sensei hanya mau menanyakan sesuatu, apakah Ai-San sudah menemukan alat musik yang sesuai untuk perlombaan 4 hari lagi? "

Airu menggeleng, ia menutup jendela karena udara malam jauh lebih dingin dengan angin yang bertiup kencang. Suhu pendingin ruangan nya juga masih menyala, ia tak mau kamarnya akan menjadi replika nyata kutub Utara dengan dirinya yang pagi-pagi demam di sebabkan hipotermia.

" Aku tak tau, aku belum menentukannya... " Lirih Airu, dirinya merasa kosong saat mengatakan kata-kata itu.

Koro Sensei menepuk rambutnya lembut, kepalanya mengeluarkan cahaya yang mirip lampu tidur. Ia dapat melihat kehampaan dalam diri anak didiknya ini, padahal beberapa hari yang lalu. Dirinya melihat Airu penuh semangat dan senyuman.

" Kau sudah menentukannya, tapi kau hanya tak bisa memainkannya. Apa benda itu menyimpan kenangan buruk untukmu, Ai-Chan? Apa yang ku katakan, benar? " Ucapan Koro Sensei membuat gadis itu mungkin saja terbelak kaget, tapi seperti sosok Airu Miyamizu yang melekat padanya. Gadis itu hanya berusaha menutupi keterkejutan.

" Bagaimana, Sensei tau? "

" Waktu pembagian alat musik, Sensei menyembutkan piano kemudian ekspresi mu langsung berubah. Seolah kau benar-benar menghindari benda itu "

" Ya, aku memang sangat membenci nya. Tapi di sisi lain hanya alat musik itu yang bisa ku mainkan, aku bingung pada diriku sendiri "

" Aku mengerti... " Tentakel-tentakelnya kuningnya mengangkat, memasukan tubuh sang gadis ke dalam jubahnya. Airu ingin berteriak dan bertanya mengenai maksudnya, tetapi ia urungkan niat karena yang tinggal di mansion ini tak hanya dirinya. Melainkan juga ada Irina.

Airu hanya mengikuti alur yang di buat wali kelasnya, lagipula jika si Alien mesum itu bertindak macam-macam. Ia sudah menyiapkan pisau khusus di dalam baju tidurnya, terserahlah Koro Sensei mau membawanya kemana. Lagipula, berada di kamar hanya membuatnya mengingat kejadian itu berulang kali.

Tubuh mereka melesat keluar dari kamar, kecepatan 20 Mach memang benar-benar menganggumkan. Airu bisa melihat semuanya dari atas langit, rasanya seperti menaiki pesawat tapi kali ini tanpa pilot atau pramugari, tanpa kaca juga tanpa sayap serta mesin pendorong jet yang mirip baling-baling kipas.

Koro Sensei menceritakan banyak hal, gurita itu bilang jika dirinya sudah menonton pembukaan film premier di Hawaii bersama Nagisa serta Karma. Lalu, mengajar matematika di rumah beberapa siswa kelas 3-E dan kini, dirinya ingin membawa Airu untuk menemukan jawaban mengenai ketidakpastian mengenai pilihan nya.

Mereka mendarat di sebuah gedung pertunjukan musikal, orang-orang tampak begitu ramai di pintu masuk. Setelah mengganti penyamaran nya, kedua makhluk berbeda yang bernotabe murid-guru itu melangkahkan kaki memasuki aula pertunjukan.

" Koro Sensei, apa maksudnya? Kenapa kau membawaku ke sini? " Tanya sang wanita tanpa melepaskan genggaman tangannya dari salah satu tentakel Koro Sensei.

" Nyufufu, Airu-san sudah tidak sabar ya. Sebenarnya, Karasuma Sensei yang memberikan rekomendasi tempat ini untuk menikmati pertunjukan musik. Karena kau belum menentukan alat musik yang mau di pilih, maka Sensei mengajakmu ke sini untuk mencoba melihat mereka memainkannya "

Airu menurut, ia diam selama konser musikal itu berlangsung. Walau hatinya merasa rindu akan alunan melodi itu, tapi otaknya terus memberi ingatan jika sampai kapanpun ia akan membencinya. piano. Airu benci ketika orang-orang di sana memberi tepuk tangan setelah mendengarkan permainannya, atau mungkin di ruangan tersebut hanya dirinya yang membenci suara dari benda yang memiliki banyak tuts itu?

Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang