~• Airu Miyamizu Side •~
Ketegangan memenuhi seluruh siswa di dalam ruangan itu, Koro Sensei hanya membalik badannya memunggungi para muridnya menatap tembok. Walau tak bicara apapun, kami tau alien itu tampaknya sedih. Ya, siapa tau gurita kuning itu juga punya hati sama seperti manusia. Oke, aku mulai meragukan jika dia benar-benar alien yang sudah menghancurkan sebagian dari bulan hingga sekarang membentuk sabit permanen.
Nagisa dan Kayano saling berpandangan, sedangkan Kataoka juga Isokai tampak menatap lembar ujian mereka dengan tatapan yang sulit di artikan. Terasaka dengan kelompoknya hanya bersikap tak peduli, Okajima dan Maehara yang terkenal berisik saja sampai tutup mulut.
Singkatnya, semua orang di dalam kelas tak ada yang berani angkat suara.
Tiba-tiba, setan merah di sampingku melemparkan pisau khusus kepada Sensei yang langsung di hindari oleh sang target. Wajah Koro Sensei tampak merah, bertanda ia marah dengan perlakuan yang karma berikan, tapi bukannya membalas ucapan wali kelasnya. Laki-laki dengan nama keluarga Akabane itu bangkit dari duduknya, mengambil semua kertas ujian di atas para meja. Termasuk juga milikku, meletakkan nya di atas meja guru sambil berucap.
" 19 siswa masuk ke dalam peringkat 50 dan 6 lainnya ada dalam kategori ranking 10 besar angkatan, untuk apa kau bersedih Sensei? "
Koro Sensei tampak tercengang mendengar apa yang baru saja Karma katakan, tentakel-tentakelnya mengambil satu persatu kertas ujian dan mengeceknya secara langsung.
Okuda di rank 5, Nakamura masuk ke dalam peringkat 7, Kanzaki yang memperoleh rank 8 serta Nagisa masuk ke dalam peringkat 6. Karma tampaknya sudah bisa menduga jika ia sama sekali tak mengalami kenaikan atau kemunduran karena ia masih setia memperoleh ranking 2 sedangkan tampaknya aku berhasil mengalahkan si ranking satu yang sudah pemuda Akabane itu coba saingi. Ya, aku berada di ranking puncak seangkatan SMA Kunugigaoka.
Untuk siswa yang lain, mereka berada di gap antara ranking 15-35 tetapi bagi geng Terasaka. Manusia-manusia itu tak masuk ke dalam 50 besar, ku pikir ini karena mereka tak tertarik dengan nilai dan lebih memilih membunuh dari pada belajar. Aku sendiri tak ambil pusing, saat Rinka mengajak mereka seminggu yang lalu untuk belajar bersama kami. Orang-orang itu menolak mentah-mentah dan berkata nilai itu tak berguna.
Koro Sensei tampak menangis, kami hanya tertawa melihat ekspresinya yang tampak aneh. Seorang guru yang bangga terhadap anak didiknya? Mungkin ini yang di rasakan alien itu.
" Kalau begitu, apa kami bisa menembak Sensei sekarang? Koro Sensei sudah berjanji untuk memberikan tentakel mu bagi yang masuk 10 besar bukan? " Ucap Nakamura sambil mengeluarkan pistol khusus nya.
" Dan yaa, bagi yang berhasil mendapatkan kan peringkat di dalam 50 besar angkatan akan di berikan fasilitas liburan musim panas. Koro Sensei, ingat kan? " Kini, Takebayashi serta Sugino mengingatkan janji yang sudah sang wali kelas ucapkan tempo hari lalu.
Koro Sensei kelabakan, ia gemetar karena merasa bingung dan senang di sisi lain. Bagaimana bisa ia memberikan 2 janji itu tanpa pikir panjang?! Batin sang alien gurita sambil menggaruk kepala bulat kuningnya, peluh membanjiri lantai kelas.
" Koro Sensei, apakah anda takut? " Aku berdiri dari kursi dan mengeluarkan sekaleng minuman coklat manis.
" Kau bisa minum ini terlebih dahulu, aku pernah membaca suatu artikel yang menyatakan bahwa ada beberapa manusia yang phobia di bunuh. Apakah itu juga berlaku untuk alien sepertimu? " Ucapku sambil setengah meledek, ah. Airu Miyamizu baka! Tentu saja semua orang takut di bunuh, artikel sesat memang.
Tentakelnya meraih minuman di tanganku, baru saja ia menggenggamnya. Benda elastis kuning itu meledak dan terkapar di atas lantai, Koro Sensei tersentak saat menyadari jika aku menyunggingkan senyum padanya.
Ya, ia terjebak lagi.
Karma memanfaatkan kondisi itu dengan menebaskan pisau yang ia sembunyikan di dalam outer hitam ke arah 1 tentakel lainnya. Siswa yang masuk ke jajaran 10 besar juga tak diam saja, mereka segera melakukan penyerangan namun hanya Nakamura serta Nagisa yang berhasil memutuskan tentakel Koro Sensei. Anak-anak di kelas itu segera menghujani alien kuning itu dengan peluru BB, tapi Koro Sensei berhasil melindungi dirinya dengan menjadi cair.
" Hutang Sensei pada kalian sudah lunas, Okuda-San harus berlatih sedikit lebih keras lagi. Siapa tau, suatu saat nanti kau punya kesempatan untuk menghancurkan salah satu tentakel Sensei, dan untuk kalian semua. Semoga berhasil membunuh Sensei di trip musim panas Minggu depan, nyurufufufu~ " Ujar Koro Sensei yang langsung menghilang dengan kecepatan 20 Mach.
Semua murid di kelas itu bersorak gembira, selama 6 bulan berlalu. Pembunuhan Koro Sensei tampaknya baru di rasakan berhasil kali ini, walau memang alien itu tidak lenyap. Setidaknya ini memberikan harapan bagi mereka semua untuk berusaha berlatih dan memberi semangat baru untuk segera membunuh sang penghancur bulan ketika waktu liburan setelah ujian.
" Woah, aku merasa berambisi sekali untuk membunuh Koro Sensei di Kyoto nanti! Apa kalian juga sama? " Tanya Kayano dengan semangat, para murid yang mendengarnya mengangguk dengan antusias.
Karma kembali lagi ke kursinya, meletakan pisau itu di atas meja dan duduk sambil bersidekap tangan. Menatapku yang sudah merapihkan buku untuk jam pelajaran ketiga, setan merah itu melemparkan satu kotak susu strawberry ke atas meja belajar ku.
" Itu sebagai tanda terimakasih karena sudah membuat mereka senang " Ucapnya sambil menatapku.
Aku mengerti maksudnya, sebelum Koro Sensei masuk ke kelas pagi ini. Aku sudah memberi rencana kepada teman-teman yang lain untuk melukainya dan mungkin membuat Koro Sensei terjebak di dalam pikiran nya sendiri dengan monolog yang di lakukan Karma, Nakamura, Takebayashi serta Sugino. Dengan begitu, prestase keberhasilannya akan meningkat. Mungkin itu juga yang membuat para siswa dan siswi senang, mereka merasa keberhasilan percobaan pembunuhan ini meningkat dengan rencana yang ku buat.
" Mereka melakukan tugasnya, aku hanya melakukan apa yang bisa di lakukan... " Menggenggam susu kotak itu dan menusukan sedotan ke salah satu lubangnya, meminumnya tapi dalam sepersekian detik segera memuntahkannya ke luar jendela.
" Ya! Bakarma! Apa yang kau masukan ke dalam minuman itu, hah?! " Teriakku kesal sambil melempar kotak susu itu kembali kepada pemberinya.
Si setan merah itu hanya tertawa, mengatakan gomen sebanyak 3 kali dan berucap tanpa dosa.
" Memasukan ekstrak wasabi dan pasta cabai dengan menyuntikannya, apakah sepedas itu? Atau kurang? "
Dasar, orang ini benar-benar iblis!
Aku hanya mengatur nafas ku, harusnya aku sadar sejak awal. Kenapa bisa makhluk menyebalkan sepertinya secara tiba-tiba bersikap baik dengan memberikan minuman? Aku mungkin menjadi ikutan bodoh berada di kelas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •
Fanfiction" Jika membunuh dapat menyelesaikan masalah, maka seluruh tanah di muka bumi sudah menjadi makam para pecundang " - Miyamizu Airu