12 : [ Takut Kehilangan ]

364 57 1
                                    

~• Airu Miyamizu Side •~

Aku memainkan benda itu dengan sedikit menekan rasa sakit yang terasa, melepaskan semua yang membelengguku lebih dari 10 tahun ini bersamaan dengan berakhirnya permainan dan sambutan tepuk tangan yang ku terima.

" Aku tak tau kalau, Ai-Chan bisa memainkan piano dengan sangat baik. Kenapa Ai-Chan tidak menerima pilihan Koro Sensei waktu pembagian alat musik saat itu? " Tanya Yada yang ku balas dengan sunggingan senyum.

" Ada yang harus ku pikirkan waktu itu, tapi setelah berfikir sekali lagi. Mungkin aku bisa memainkannya untuk mengiringi lagu kelas di perlombaan nanti "

" Jadi, Ai-San akan ikut. Kan? "

" Tentu, aku akan ikut berjuang bersama kalian di perlombaan musik " jawabku pada Maehara membuat satu kelas bersorak gembira.

Aku menatap Koro Sensei yang memperhatikan kami sambil tertawa khas, alien itu mengintip dari balik jendela sambil memakan ice Cream nya.

Untuk kali ini, aku tak akan lari lagi.

Semua murid berusaha untuk menghafal bagian lirik masing-masing, kelas kami memilih Tim musik kelas serta Cipta Instrumen yang akan di wakili oleh Hinano serta Kayano.

Banyak ide yang kita bagi bersama, mulai dari memilih tema hingga jenis gendre nada pengiring yang kira-kira sesuai dengan keinginan semuanya. Bagaimanapun juga kami tak ingin memperoleh kekalahan, hal itu wajar karena semua orang tentu saja ingin merasakan kemenangan.

Sugino akan memainkan harpa, Karma yang sudah memilih Gitar, lalu Chiba dan Okajima dengan saksofon. Fuwa, Nakamura juga Kataoka yang mendapat bagian biola, Terasaka dengan drum sedangkan sisanya yang lain akan menjadi pengisi paduan suara.

" Besok adalah saatnya, kita pasti bisa membuat juri-juri itu terkesan. Lagipula sekolah tak akan bisa melakukan kecurangan sekecil apapun karena para tim penilai orang-orang yang profesional dan sudah terkenal akan kualitasnya " Rinka berucap sambil meletakan salah satu tangannya di tengah-tengah kami, Taisei juga Takuya tertawa lalu mengikuti hal yang di lakukan Rinka.

Kami semua menyatukan tangan dan menyemangati diri, hari yang luar biasa akan segera terjadi di kelas ini.

•••
[ Assasination Classroom: The Battle Past ]
•••

Seperti yang sudah di duga, tempat ini cukup penuh dengan para penonton serta peserta yang akan tampil. Wajar saja, karena ini adalah kejuaraan tingkat nasional dan sekolah-sekolah lain di luar Kunugigaoka pasti mengirimkan tim mereka.

" Astaga, aku gugup sekali... " Batinku menatap 3 juri yang sudah mulai menilai salah satu penampilan dari kelas 3-A.

Karma datang entah dari mana, tangan kirinya memegang gitar yang akan ia mainkan nanti. Pemuda itu sepertinya menyadari kekhawatiran ku, tentu saja karena aku sudah sangat lama tidak memainkan piano. Tangan kanannya mengalung di antara leher dan bahuku, berucap pelan yang bisa ku dengar dengan jelas di antara keramaian.

" Kau bisa melakukannya "

" Aku hanya takut melakukan kesalahan, bagaimana jika aku salah menekan tuts piano? Atau ketika aku tak bisa menyeimbangkan nada dengan para Vocal? "

" Kau sudah membayangkan banyak hal buruk yang belum terjadi, lihat mereka semua. Apakah semuanya bisa memainkan musik sejak awal? Bahkan aku belum pernah menyentuh gitar sebelum perlombaan ini, tapi karena melihat jika ada harapan di antara mata-mata mereka. Aku berusaha untuk bisa menyamakan diri, setidaknya kita sama-sama berusaha untuk bisa tampil hari ini " Ia mengelus rambutku, aku mengikuti arah pandangnya.

Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang