Saat jam istirahat tiba, para murid berkumpul di meja Airu dengan segudang pertanyaan. Para wanita memperkenalkan diri dengan ramah sedangkan yang laki-laki sibuk menggodanya dan juga memuji kemampuan Airu dalam melawan Koro Sensei seusai memperkenalkan diri." Kau tau, Di kelas ini yang baru bisa melukai Koro Sensei hanya Ai-Chan serta Karma-Kun lho! Apakah kami bisa belajar teknik yang tadi kau lakukan? " Tanya seorang siswi berambut hijau yang sebelumnya telah memperkenalkan diri dengan nama Kayano.
Airu menoleh ke sosok yang duduk di samping kursinya, pemuda dengan outer hitam yang sedang tertidur dengan menyilangkan kedua tangan.
" Akabane Karma? Si kepala merah ini? " Tanya Airu dengan suara yang tak ada pelan-pelannya sama sekali, Nagisa hanya terkekeh pelan sedangkan yang lain justru tertawa dengan julukan itu.
Kepala merah? Boleh juga.
" Iya, Kejadian mu barusan juga tak jauh berbeda dengan saat Karma-Kun memperkenalkan diri untuk pertama kalinya. Ia bisa menghancurkan salah satu tentakel Koro Sensei saat berjabat tangan, kami bahkan sangat terkejut " Kini, seorang lainnya yang menggunakan kacamata berucap dengan semangat.
Setelah mendengarnya, Airu kini jauh lebih penasaran dengan kehebatan sosok Akabane Karma yang di bicarakan anak-anak satu kelas. Dirinya hanya setengah tak percaya saja, pemuda di sampingnya terlihat bermalas-malasan sejak jam pertama dan hanya memainkan bolpoin selama pelajaran. Lalu tidur ketika waktu istirahat dan mungkin saja akan membolos di mata pelajaran selanjutnya.
" Mungkin jika Ai-San bekerja sama dengan Karma-Kun maka kesempatan untuk Koro Sensei terbunuh akan semakin besar. Lalu uangnya bisa kita bagi rata " Seseorang yang duduk di bangku pojok belakang berujar dengan ringannya, mereka semua yang mendengar hanya mendesis kesal sambil berlirih. ' Terasakabaka ' di dalam kalimatnya.
" Kalau kalian tertarik membunuh nya dan mendapatkan uang 10 juta Yen itu maka bekerjasama lah. Jangan mengharapkan aku untuk melakukannya semudah itu " Gumam Airu sambil mengeluarkan boks kotak berukuran sedang dari dalam tas nya, terlihat makaroni manis dengan berbagai warna terekspose.
" Ini untuk siapa, Ai-Chan? " Tanya Okuda penasaran.
" Koro Sensei, aku mau meminta maaf kepadanya karena sudah berbohong tadi dan juga menyampaikan tanda perang, mungkin? "
Mereka menatap Airu bingung seolah-olah pandang mata mereka mengatakan bahwa gadis bermarga Miyamizu itu tidak melakukan kesalahan. Tapi kini, Airu sudah beranjak dari kursinya dan pergi. Tetapi sebelum benar-benar menghilang dari pandangan ia berucap singkat.
" Ada satu boks makaron dari kolong mejaku, makanlah jika kalian memang mau "
•••
[ Assasination Classroom: The Battle Past ]
•••" Apakah ini untuk, Sensei? "
Gadis dengan rambut yang di ikat ekor kuda itu mengangguk, meletakan kotak berisi makanan lezat di atas meja kerja Koro Sensei.
" Ku dengar, Sensei menyukai makanan manis. Jadi tidak masalah kan? "
" Airu-San tidak memasukan racun ke dalamnya kan? Mengingat Kejadian... "
Airu membuka boks makaron itu dan mengambil satu untuknya makan, ia mengunyah dengan cepat dan menelannya.
" Lihat? Apakah aku mati setelah memakannya? Aku memang di tugaskan untuk membunuhmu tapi untuk saat ini aku masih belum berminat melakukan hal itu " Ujarnya sambil menatap tumpukan soal ujian, sepertinya wali kelas Alien itu baru saja mengkoreksi nilai-nilai para siswa kelas 3-E sebelum ia datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •
Fanfiction" Jika membunuh dapat menyelesaikan masalah, maka seluruh tanah di muka bumi sudah menjadi makam para pecundang " - Miyamizu Airu