~• Airu Miyamizu Side •~
Kami berlatih selama 2 Minggu penuh untuk mempersiapkan pekan olahraga Kunugigaoka yang akan di laksanakan pada tanggal 25 Mei, dalam latihan ini aku bisa melihat potensi yang di miliki beberapa siswa kelas 3-E. Mulai dari Tomohito Sugino yang unggul dalam bidang baseball atau Hinano Kurahashi yang sangat ahli dalam memberikan shot bola dalam permainan bola basket. Untuk orang-orang sepertiku yang memang jarang olahraga, berlatih pun sudah cukup. Tak perlu menjadi ahli untuk menangkan perlombaan, lagipula kami semua sudah tau alasan kenapa kelas 3-E di ikut sertakan dalam acara festival ini.
Hiburan
Di sela latihan, kami kadang tetap berlatih penyerangan dengan Karasuma. Baru-baru ini, Lovro yang merupakan guru pelatih Irina dari Perancis datang untuk membantu mendidik para murid melakukan pembunuhan terhadap Koro Sensei. Selama itu, kami menikmati semua sesi istirahat atau berlatihnya. Rasanya seperti mengenang masa lalu ketika pertama kalinya aku harus berlatih sangat keras dengan memainkan pisau tajam juga memasukan 30 peluru ke dalam shotgun hanya dalam 1 detik.
" Melelahkan sekali, apa menurutmu kita bisa menang melawan mereka? " Tanya Rinka sembari meneguk air minumnya.
" Berusaha saja untuk besok, menang atau tidaknya ya jangan terlalu berharap " Kataku sambil mengibaskan kipas ke wajah.
Siang yang panas, tak ada angin sama sekali. Sudah sejak jam 8 pagi kami tak berhenti berjemur di lapangan, untung saja siang tadi ada sesi makan siang. Setidaknya kami tak akan pingsan konyol saat sedang mengayunkan pisau atau melemparkan bola ke dalam ring basket.
" Apa kalian sudah mengecek situs SMA Kunugigaoka? Semalam ada informasi jika setelah acara Pekan Olahraga, akan ada perlombaan musik tingkat nasional di gedung utama " Ritsu muncul dari tab khusus dan memberikan data mengenai informasi yang ia jelaskan.
Semua gadis tampak berbinar, mereka mungkin sangat menyukai acara itu. Terlebih lagi, Kayano serta Hinata yang ingin ikut serta karena mereka berdua dapat memainkan beberapa alat musik.
" Tapi kan, Kelas 3-E tidak akan di perbolehkan untuk mengikuti acara itu... " Ujar Okuda sambil menunduk, peluh menetes jatuh dari keningnya.
Suasana langsung berubah, seolah di tampar kenyataan bahwa hanya karena kelas mereka maka semua murid yang berada di sana tak memiliki kesempatan yang sama dengan murid di gedung utama.
Koro Sensei datang, alien gurita itu seakan-akan sudah mengawasi kami sedari tadi. Berdiri di antara Kirara dan Nakamura yang hanya menatap sendu bangunan tinggi utama sekolah yang terbangun di bawah bukit kelas mereka.
" Sensei bisa meminta Karasuma Sensei untuk mengajukan kalian mengikuti lomba itu, tapi mungkin akan ada syarat yang harus di penuhi "
" Syarat? Apa kami harus bisa memenangkan perlombaan di pekan olahraga maka bisa mendaftar di acara musik itu? "
" Benar sekali, Airu-San! Kepala sekolah sepertinya sudah tau jika kalian ingin mengikuti perlombaan itu, jadi beliau mengajukan syarat itu kalau kalian semua berminat mengikuti kompetisi musik " Ucap Koro Sensei membenarkan ujaranku.
" Kalau begitu, kita harus memenangkan lomba Basket putri dan Baseball Laki-laki untuk bisa mendaftar. Kita pasti bisa Mina! " Kini, Kanzaki memberi semangat pada semuanya.
Aku melihat mata-mata hampa itu kini berisi dengan semangat. Sekali lagi, ku tatap Koro Sensei yang hanya tertawa sambil memberi motivasi kepada yang lain.
Kami pasti bisa menang, kan?
•••
[ Assasination Classroom: The Battle Past ]
•••Acara pekan olahraga telah tiba, kami semua mempersiapkan diri di lokasi yang terpisah. Untuk arena Basket akan di laksanakan pada gedung indoor sedangkan Baseball berada di lapangan gedung utama SMA Kunugigaoka.
" Kalian pasti bisa menang! " Maehara menunjukan kedua jempol tangannya, bertanda menaruh harap pada tim wanita dalam perlombaan mereka." Kalian sudah berlatih dengan sangat baik, pasti kalian semua bisa melakukannya " ucap Isogai si Ketua kelas.
Para Tim Baseball pria memberi dukungan untuk kami, begitu juga sebaliknya. Ku lihat Karma yang hanya diam, tapi ketika aku hendak melangkahkan kaki untuk beranjak pergi setan merah itu justru memanggil namaku.
" Kau memang pendek, tapi aku yakin kau bisa memasukan bola nya ke dalam ring. Kalau tim kami selesai lebih dulu, kami akan melihat pertandingan kalian di gedung indoor " ucapnya lalu menepuk bahuku.
Aku tersenyum, rasanya aku sudah siap untuk mulai bertarung di arena perlombaan. Setelah tim kami benar-benar terpisah, seluruh siswi kelas 3-E bersama Irina yang berperan sebagai pelatih ( Walau sebenarnya yang mengajari kami justru Karasuma ) pembunuh yang sudah bisa di katakan senior itu mengucapkan kata-kata dukungannya sambil memuji kami untuk percaya diri di saat sedang bertanding.
Tim kami sudah memenangkan 3 set secara berturut-turut, aku bahkan sampai tidak percaya dengan gap yang di peroleh. 20 - 4 bukanlah angka yang dekat, kami memadukan semua latihan yang sudah di pelajari dan mengaplikasikan nya pada saat melempar bola atau mengiring nya menuju ring. Saat berusaha melindungi bola dari tim lawan, secara tak sadar kami melakukan hindaran yang sama persis dalam latihan pembunuhan.
" Set ke 4! Pertandingan terakhir "
Oke, ini adalah saat-saat terakhir kami untuk bisa memperoleh pengakuan juga piala yang terpajang di atas podium. Para lelaki di kelas kami sudah datang sambil memegang piala, sepertinya mereka berhasil memenangkan perlombaan. Melihat itu, keteguhan muncul begitu saja.
Kami harus bisa menang!
Pertandingan terakhir berlangsung, bola basket kini berada di bawah kendali Manami Okuda. Gadis itu kini di hadang oleh 3 tim putri lawan, akan sangat sulit untuk tetap membawa bola dengan melakukan hindaran. Jadi satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah melempar bola ke salah satu dari kami.
Karena jarak ku dengannya tak cukup jauh, dia akhirnya melempar bola itu kepadaku. Tapi aku merasakan ada hal yang berbeda dengan caranya memberi, ada kekuatan berlebih di sana.
Aku mungkin saja bisa terjatuh jika tidak cukup kuat menerima bola darinya, untuk menutup perlombaan ini. Lemparan OverHead pass ku lakukan, bunyi peluit setelahnya menandakan pertandingan telah berakhir.
Ku tatap Okuda yang tak menunjukan raut bahagia, ia pergi begitu saja keluar dari garis dan menghilang di antara kerumunan.
Setelah penyerahan piala, tim kami di hampiri oleh tim pria kelas 3-E. Kami saling memberi ucapan selamat, bahkan Koro Sensei dengan penyamaran nya datang dan berfoto bersama.
" Kita bisa mengikuti lomba musik itu! Akhirnya aku senang sekali kita bisa memenangkan pertandingan ini " Kayano berteriak dengan girang, Nagisa tersenyum tipis.
" Aku akan menungunjungi website sekolah sepulang acara ini, aku tak mau kehabisan formulir. Apa kalian semua akan ikut? " Tanya Hinata pada semuanya.
" Aku akan melihat terlebih dahulu alat musik yang di perbolehkan dalam acara itu, mungkin setelahnya kita semua bisa sama-sama mendaftar. Bagaimana dengan regu tim musik antar kelas? " Ucap Sugaya.
" Kalau tak salah, satu kelas harus mengikuti minimal 2 kategori. Apa betul, Ritsu? " Kimura bertanya pada tab yang di bawa oleh Irina.
" Ha'i! Di antaranya ada, Tim Musik Kelas, Perform musik solo, cipta lagu serta cipta instrumen. Acara itu akan di awasi dan di nilai oleh ahli musik terkemuka dari Jerman serta Italia dan Korea, waktu pelaksanaan 10 Mei dengan lokasi gedung utama pertemuan SMA Kunugigaoka" jelas gadis virtual itu memberi penjabaran.
Untuk merayakan kemenangan ini, Koro Sensei memberikan kami kesempatan untuk menyerangnya di kelas 3-E. Gurita alien itu berjanji tidak akan tiba-tiba menghilang dengan kecepatan 20 Mach, dan semua murid setuju sambil tersenyum misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •
Fanfiction" Jika membunuh dapat menyelesaikan masalah, maka seluruh tanah di muka bumi sudah menjadi makam para pecundang " - Miyamizu Airu