6 : [ Liburan Musim Panas ]

554 63 1
                                    


Seluruh siswa kelas 3-E mempersiapkan liburan mereka ke Kyoto, ketika sibuk berbincang mengenai cara pembunuhan apa yang akan mereka lakukan di sana. Koro Sensei datang dengan membawa tumpukan buku tebal yang di katakan sebagai " Buku paduan wisata " yang tebalnya sampai 3000 lembar dan beratnya mencapai 6 kilogram.

Para siswa mengeluh karena buku itu wajib di bawa selama perjalanan, Koro Sensei mengatakan bahwa ia menyusun buku itu semalaman. Di dalamnya juga terdapat banyak penjelasan mengenai lokasi liburan, peta kota Kyoto lengkap dengan rute jalan tersembunyi hingga jalur airnya, pusat oleh-oleh hingga tepat strategis wisata dengan banyak pertokoan yang menjual makanan khas Kyoto seperti Dango Manis.

Saat sampai di stasiun, kelas 3-E di ledek karena selalu menaiki kereta ekonomi. Bahkan ada 2 pemuda yang terus bicara sambil menghina Nagisa, Airu datang dan segera meminta Nagisa untuk masuk ke dalam kereta serta tak udah mempedulikan perkataan bodoh dari kedua orang itu. Mereka bertanya apakah Airu adalah orang yang mendapat peringkat 1 di ujian kemarin mereka juga bertanya kenapa Airu di tempatkan di kelas dengan orang-orang bodoh. Airu dengan sarkasme hanya menjawab jika ia tak ingin bergabung dengan kelas yang suka menindas orang lain karena ia benci diskriminasi. Airu juga menyadari jika Gakushu Asano ( Anak dari kepala sekolah ) memperhatikannya dari pintu masuk gerbong kereta ekseklusif, Airu berucap.

" Apakah di gedung utama, toleransi dan etika tak di ajarkan oleh para guru? Semua orang itu cerdas di bidangnya masing-masing, kalau semua orang hanya mengandalkan nilai maka tidak akan ada teknologi karena mereka tak akan mau membuang tenaga. Jadi, siapa yang bodoh di sini? "

Nagisa dan Airu segera memutuskan untuk masuk ke kereta mereka, tanpa peduli ocehan kedua orang menyebalkan yang sialnya masih terdengar.

Sesampainya di Kyoto, para murid hanya bisa menatap nanar para siswa kelas A sampai D yang masuk ke sebuah hotel mewah, ya. Sekolah hanya menyediakan fasilitas itu kecuali untuk kelas 3-E, namun karena punya janji. koro Sensei menyewa sebuah hotel tradisional murah untuk anak muridnya, semua tampak tak masalah dengan hal itu. Selama mereka punya tempat untuk beristirahat maka tak apa.

Di malam harinya, mereka memutuskan untuk makan bersama. Hanya saja, Airu tak bisa hadir karena sakit. Semua orang tampak khawatir dan ingin menjaga gadis itu, namun Koro Sensei hanya menunjuk Karma. Terlebih lagi pria itu juga mengajukan dirinya sendiri.

Suhu tubuh Airu benar-benar panas, wajahnya sama pucatnya dengan bibir. Matanya terpejam dengan kantung mata menghitam, pipinya tirus membuat Karma berfikir ' Apakah dia tak tidur semalaman? ' gadis itu bangun setelah karma menepuk kepalanya lembut, bermaksud untuk memberikan obat dan makan malam.

Airu bertanya kenapa Karma mau merawatnya, tapi pemuda itu berbohong dengan mengatakan bahwa ia di minta oleh Koro Sensei. Airu sendiri tak habis pikir, bagaimana iblis ini bisa menjaganya? Apakah di dalam obat itu ada racun yang karma selipkan? Ia tak bisa menebak dan tak pernah tau jalan pikir setan seperti apa.

Karma tampaknya menyadari jika Airu menaruh kecurigaan pada obat di tangannya, salah satu obat itu ia minum di depan sang gadis. Walau ia benci rasa pahit yang meluncur melintasi tenggorokannya, ia hanya mau meyakinkan bahwa untuk saat ini dirinya tak akan bersikap jail.

Setelahnya, Karma menemani Airu. Mereka membicarakan mengenai usaha yang akan mereka lakukan besok untuk membunuh wali kelas gurita kuning itu, terlebih lagi mereka berdua akan di tempatkan di satu kelompok yang sama.

" Tidur lah di kamarmu, ini sudah malam " ujar wanita Miyamizu itu bangkit dari duduknya. Ia ingin pergi ke toilet dan mencuci muka sebelum terlelap.

" Koro Sensei memintaku untuk menjagamu, kau mengusirku? "

" Jangan jadikan Alien itu sebagai alasan, Akabane Karma. Aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, kau bisa kembali ke ruanganmu karena aku tak mau berhutang Budi dengan menjadi babu yang menjagamu jika kau sakit besok " jawab Airu berterus terang, Karma hanya tertawa mendengarnya.

Ya, pria itu memutuskan untuk menurut. Ia berdiri dan mulai melangkah mendekati sang gadis. Mengeluarkan sebuah jepit rambut merah yang ia beli saat keluar dari stasiun Kyoto.

" Kau terlihat lebih manis dan Innocent dengan benda itu, anggap saja itu sebagai tawaran kerja sama untuk membunuh Koro Sensei besok. Selamat malam. " Ucapnya sambil tersenyum lalu keluar dari ruangan, Airu hanya terdiam di posisinya sambil memegang jepit yang sudah terpasang di rambutnya.

Astaga, ada apa dengan iblis yang satu itu?

•••
[ Assasination Classroom: The Battle Past ]
•••

Pemuda Akabane itu memasuki salah satu ruangan saat mendengar suara berisik teman-teman pria di dalam, kehadirannya di sambut beberapa pertanyaan dari Okajima dan Sugaya.

" Aku tak punya pacar " jawab Karma sambil mencari posisi yang pas untuk duduk mendengarkan.

" Tapi, apakah ada gadis yang Karma-Kun suka? Atau mungkin setidaknya tertarik " Tanya Nagisa menyatu dalam pertanyaan para pemuda.

Pria berambut merah itu diam merenung, suka? tertarik?

" Mungkin, Airu. Dia cukup unik "

" Hee? Benarkah?? Ku pikir kau menyukai si kacamata itu " ucap Terasaka membuat Karma mengerit.

Kacamata? Apa maksudnya Okuda?

" Nakamura dan Megu pernah bilang kalau Okuda-San menganggumi Karma lho! Wajar saja sih, kan cuma dia laki-laki yang paling cerdas di kelas " Tambah Kimura memperkuat alibi Terasaka.

Karma sendiri hanya bersikap tak peduli, ia memainkan ponselnya. Sebuah notifkasi muncul, Asano Gakushu mengirimkan sebuah pesan kepadanya untuk datang ke ballroom hotel yang kini di tempati kelas A hingga D.

Asano Gakushu
Besok datang ke ballroom hotel
Ada yang ingin ku bicarakan

Akabane Karma
Tidak

Asano Gakushu
Kau tak bisa menolaknya
Ingat, aku bisa meminta si kepala sekolah
Untuk mengeluarkan mu jika kau menolak?

Akabane Karma
Ya
Kalau tak ada hal merepotkan besok

Asano Gakushu
Oke
Aku akan menunggumu
Adik kesayangan ku!

" Cih, menggelikan... " Gumam Karma lalu mematikan ponselnya begitu saja.

Ia membayangkan, apa yang akan terjadi kepadanya besok. Gakushu si anak kepala sekolah yang punya segudang ide gila di otaknya benar-benar membuat Karma berfikir jika manusia berambut oranye itu lebih pantas masuk ke rumah sakit jiwa.

Tidak hanya pemuda Asano itu, Ayah kandung juga ibunya mungkin bisa menemani kakak tirinya itu mendekam dan menjadi penghuni tetap di sana. Semua orang yang berada di dekat Karma benar-benar sudah gila, tak waras untuk tetap menjadi manusia.

" Kalau bukan karena perintah wanita jalang itu, mungkin aku tak akan pernah mau menginjakkan kaki di Kunugigaoka" batinnya lalu izin pada yang lain untuk tidur lebih dulu.

Ia butuh waktu untuk menenangkan diri.

Assassination Classroom : [ The Battle Past ] • Tahap Revisi •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang