36. I Love You

3.8K 185 25
                                    

Warning ada adegan Dewasa di akhir part ini. Jadi bisa diskip, yang udah Momo tandai. Kalian bisa baca part depannya yang merasa belum cukup umur.

.
.
.

Ibra cemas setengah mati. Di dalam ruang interogasi ia berteriak meminta polisi untuk membebaskannya. Jika saja tangannya tak diborgol ia pasti sudah melayangkan tinjunya pada lawan bicaranya. Tak peduli jika mereka polisi.

Ia dijebak, terkurung, tak bisa kemana-mana, dan entah bagaimana dengan nasib Luna sekarang. Berulang kali ia jelaskan, tapi percuma tak ada yang percaya. Hanya sia-sia.

Kemudian ia ditinggal sendirian di dalam ruang interogasi. Tampaknya polisi yang menginterogasinya mendapat perintah dari sang atasan. Sepeninggal polisi itu, Ibra menendang meja itu penuh emosi.

Ia berteriak putus asa.

"Setidaknya tolong pastikan keadaan Luna. Ia bisa dalam bahaya". Ibra sengaja mengarahkan wajahnya ke arah kaca gelap yang dimana dia tak bisa melihat mereka. Namun, mereka bisa melihat betapa marah dan putus asanya ia sekarang.

Ia tak peduli jika mereka menertawakannya atau mengejeknya. Yang terpenting, Luna bisa selamat. Ia tak tau apa yang akan di alami Luna nanti.

Namun, tak ada yang datang lagi selain ia terkurung di dalam ruang interogasi yang dingin.

Mungkin mereka sengaja melakukan itu agar ia mengaku perbuatan yang tak ia lakukan.

Baiklah. Tidak ada cara lain. Ia akan mengakui perbuatan yang tak ia lakukan. Ia lalu terpikirkan di mana Selena terakhir kali bersamanya. Semoga dia juga selamat.

"Baiklah. Aku akan beritahu di mana Selena. Ya. Aku penculiknya".

Pintu tiba-tiba terbuka. Namun bukan hanya polisi yang datang. Seorang pengacara yang bekerja untuk ayahnya datang.

"Dia sudah mengaku dan sejumlah bukti telah kami dapat". Seorang polisi datang menyusul memberitahu atasannya.

Pengacara suruhan ayahnya tampak mengerutkan kening. Tahu jika peluang mengeluarkan Ibra semakin kecil, akibat pengakuannya.

Sampai kemudian atasan polisi tersebut menerima telepon entah dari siapa.

Ia menatap Ibra ambigu.

.
.
.

Akhirnya Ibra bebas.

Ayahnya juga akhirnya datang.

Keberadaan ayahnya yang tiba-tiba datang entah bisa disebut anugerah atau bencana.

Ibra tak akan bertanya bagaimana papanya bisa cepat mengetahui ia bisa di jebloskan ke penjara. Bahkan sejak pengacara itu datang.

Kendatipun demikian, ia masih tertahan di penjara. Sejam kemudian ia merasa bersyukur kali ini ayahnya layaknya bersikap seperti ayah yang seharusnya. Membebaskannya dari penjara. Termasuk meminta polisi untuk melacak keberadaan Luna.

Ternyata Luna telah merencanakan sesuatu pada Gio.

Ibra kecewa dan syok mendengarnya. Kenapa Luna tak mau melibatkan dirinya? Kenapa Luna sengaja membuatnya menjauh. Jika Luna tau ia tak menculik Selena.

Namun pada akhirnya Ibra selalu berharap Luna baik-baik saja.

Meski kecewa tapi yang tak ia mengerti, Luna masih mau sebaik itu mau menyelamatkan Selena. Padahal mereka sudah menyakitinya di masa lalu.

Tak lama kemudian ia bisa sedikit bernafas lega. Luna berhasil ditemukan bahkan ia tahu Gio kini telah ditahan polisi.

Ibra bahkan menangis saat tau Luna selamat. Ia tak habis pikir bagaimana bisa Luna berani melakukan itu? Melawan gio sendirian,

LUNADRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang