35. Kembali ke Awal

2.5K 160 4
                                    

Mungkin akan ada yang tidak suka dengan part ini. Juga part kemarin karena votenya yang menurun. Tapi terima kasih sudah mendukung sampai sejauh ini.

.
.
.

🥀🥀🥀

Semuanya menjadi tidak mudah. Nenek Asyari mengerjap seketika mendapati suara gaduh yang cucunya timbulkan. Kegiatannya meminum teh terhenti. Luna menjadi penyebab kegaduhan di malam hari.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok cucunya yang selamat dari maut. Luna, cucu yang tak berani ia buat kecewa lagi. Namun, sosoknya yang datang dengan raut wajah pias dengan mata yang biasanya menatap angkuh kini tak ada lagi. Yang ada adalah tatapan kebingungan dan ketakpercayaan terpancar dari matanya. Oh, jangan lagi ada hal buruk menimpa cucunya.

"Duduklah sayang". Ucapnya lembut.

"Nenek. Katakan semua yang nenek tau! Apa ada lagi yang tak ku tahu? Jangan berpura-pura".

Luna menggigit bibirnya menahan suara lain yang akan tercipta jika ia bahkan tak mampu mengontrol ketakutan di dasar hatinya.

Hatinya tak mampu mengabaikan semuanya. Benci karena selama ini ia merasa dibohongi tapi lebih tak percaya karena ia merasa Ibra tak mungkin mampu menculik Selena.

"Lun-

"Jangan sembunyikan apapun lagi. Aku sudah cukup benci dengan semua ini. Apa benar Gio- dia yang menghamili Selena? Lalu Ibra?Nenek katakan padaku, lalu Gio-dia ba-bagaimana bisa?!".

"Dia mencintai Selena". Ucapan terakhirnya seperti gumaman pada dirinya sendiri.

Nenek Asyari belum sepenuhnya mengerti titik permasalahannya sekarang. Sejauh mana Luna sudah tau? Tangannya mendingin akibat aliran darahnya yang mungkin telah berkumpul di jantungnya. Jangan sampai ia terkena serangan jantung. Ia menengadah menatap cucunya yang biasanya tampak cantik, angkuh dan keras kini tampak rapuh.

"Luna". Suaranya mengiba.

"Nenek tau bukan saatnya untuk memberi alasan padaku. Jangan tunjukan wajah kasihan itu".

Luna menampik tangan neneknya yang berusaha menggapai wajahnya.

"Kamu benar. Tapi bagaimana bisa kamu tau? Apa Ibra yang memberi tau. Apa dia belum puas menyakitimu?Apa dia masih mengganggumu? Ya Tuhan".

"Bukan. Gio yang memberitahuku".
Luna menjawab jujur apa yang ia dengar dari Gio.

"Gio? Dia menghubungimu? Katakan apa saja yang dia katakan? Sekarang dia ada di mana? Jangan pergi kemana-mana. Biar nenek hubungi papamu". Ucap neneknya cemas.

"Ternyata benar. Ada lagi yang nenek sembunyikan?".

"Luna. Tidak ada waktu menjelaskan. Kita harus beritahu papamu. Di mana keberadaan Gio. Anak itu-

"Lagi. Nenek tak peduli dengan perasaanku. Apa sebegitu tidak pentingnya aku, nenek tidak mau memberitahu alasannya. Sekarang aku marah dan kecewa dengan rahasia yang selama bertahun-tahun nenek sembunyikan".

Nenek Asyari terdiam. Mulutnya membuka tanpa mampu menjelaskan.

"Ya nenek tau Gio yang menghamili Selena dan bukan Ibra. Nenek tau itu setelah kalian resmi bercerai.  Kemudian Nenek secara tidak sengaja tau begitu saja. Entah Tuhan sedang menghukum nenek atau sedang berbaik hati menunjukan kebenarannya. Nenek tidak tau apa yang harus dilakukan. Nenek menyesal tidak bisa mencegah kepergianmu Luna. Sedari awal nenek tidak berharap kamu pergi. Seandainya nenek tau lebih awal, kamu tidak akan pergi dan Gio tidak akan sekacau ini. Bahkan sekarang demi menebus rasa bersalah nenek akan lakukan apapun agar kamu bahagia".

LUNADRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang