26. Tersesat

1.2K 119 6
                                    

Note : Seperti biasa jangan lupa di vote ya guys...
Terimakasih...

Setelah mematikan ponselnya dan tersesat di tempat asing. Luna akhirnya memutuskan turun dari bis, meskipun ia tidak tau ia berada di mana.

Luna mendesah kesal. Ia kebingungan ia tidak bisa berbahasa Jepang selain mengucapkan arigatou, ohayou, dan itadakimashu. Luna memang bisa menggunakan bahasa inggris, tapi sekarang ia berhadapan dengan seorang wanita tua yang usianya Luna perkirakan seusia nenek Asyari. Dengan kerutan di dahi serta mata yang menghakimi menegur Luna dalam bahasa Jepang. Padahal Luna sudah memberinya kode ia tidak bisa berbahasa Jepang.

Ini salahnya memang, ia tak sengaja melempar bekas kaleng minumannya ke jalanan. Tadi saat turun Luna merasa haus dan menemukan vending machine setelah kebingungan menentukan aea tempatnya turun. Luna meminum hingga tandas minuman kalengnya dan meremasnya kuat lalu melemparnya sembarangan.

Nenek tua ini sedang menegurnya karena membuang sampah sembarangan. Lihatlah tatapan dan caranya yang bicara sedang mengomelinya. Hingga Luna memungut sampah kaleng minumannya dan membuangnya ke tempat sampah. Luna juga hampir salah memasukan sampahnya ke jenis sampah organik.

Lagi-lagi suara tua itu mengomelinya. Luna tak tahan lagi ia balik mengomeli nenek tua yang mengomelinya, tentunya dengan bahasa indonesia. Sampai wanita tua itu terkejut dan terheran saat Luna berjongkok setelah balik mengomelinya, gadis muda yang ia lihat menangis. Nenek tua itu akhirnya pergi sendiri. Setelah Luna memberi kode agar nenek itu mengerti ia tidak ingin di ganggu.

Entah berapa lama Luna berjongkok di tepi jalan dengan sesenggukan. Luna mulai merasa kakinya kesemutan dan menegadahkan kepalanya. Luna bisa melihat satu-dua orang yang lewat melihatnya dengan aneh dan juga tatapan iba.

Luna bangkit dan menghapus air matanya.

"Kenapa? Kalian tidak pernah melihat orang lain menangis?".

"Nenek itu juga sembarangan memarahiku. Dia tidak tau aku artis besar di negaraku".

Luna merasa ia memang sensitif belakangan ini. Ia mengamati penampilannya.

"Pantas saja penampilanku seperti ini. Mereka tidak tau siapa aku".

Luna mengamati sekitar dan menemukan gedung pusat perbelanjaan jika jalan kaki mungkin agak jauh tapi Luna memutuskan berjalan kaki saja. Luna memutuskan pergi ke sana, berbelanja sepuasnya menghilangkan penat.
Namun setelah berjam-jam di dalam mal Luna merasa, perasaannya belum membaik. Ia membawa kantung tas belanjaannya dan keluar. Ia juga tak ingin langsung menginap di hotel. Pasti ia juga tak akan bisa tidur.

Ia putuskan untuk menghangatkan tubuhnya dengan mandi di pemandian onsen ala jepang. Ide itu terlintas begitu saja saat ketika ia keluar dari pusat perbelanjaan, Luna mendengar lima orang turis yang memutuskan pergi ke onsen. Mereka mengajaknya dan tentu saja Luna tertarik.

Dan di sinilah ia berada. Semua barang belanjaannya ia simpan di loker. Hampir tidak muat tapi Luna paksakan masuk.

Bertemu orang asing setidaknya tidak terlalu buruk. Mereka berasal dari Inggris. Luna menjamin mereka tidak mengenalinya juga.

Pemandian onsen yang mereka tuju ternyata menyediakan tempat pemandian bersama dan Luna merasa risih mandi  bersama mereka. Meskipun jika itu sesama wanita. Lagipula ia butuh waktu sendiri.

Namun salah seorang turis laki-laki sedikit ngotot agar mereka bergabung saja. Mungkin menyamakannya dengan negaranya. Tentu saja Luna menolak. Dan sekarang di sinilah ia berada. Luna sengaja menyewa tempat pemandian yang tertutup dan hanya ia penghuninya. Itu artinya ia harus membayar lebih dan itu tidak masalah untuknya.

LUNADRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang