2. Penolakan

3.4K 292 7
                                    

Note: Jangan lupa kasih bintang yang banyak buat momo ✨

🍃🍃🍃

Seminggu sudah sejak pesta ibra berakhir. Dan selama seminggu itupula ia bisa merasakan tatapan berbeda dari orang-orang. Jika dulu adara dan gengnya saja yang membullinya tapi kali ini tidak. Hampir kebanyakan gadis-gadis di sekolah menatapnya aneh. Ia yang dulu tak dikenal kini menjadi terkenal. Ini pasti karena ulah adara! Atau fans fanatik ibra lainnya. Bagaimana bisa mereka tega melakukan ini padanya. Mereka merusak fasilitas mejanya dan laptop sekolah yang digunakannya sebagai murid beasiswa. Karena ia murid beasiswa laptop itu diberikan sebagai bentuk penghargaan karena berhasil menjadi murid teladan dan berprestasi.

Lunadra sempat ditahan dewita, sebagai teman penerima beasiswa. Dewita menyarankan lunadra tidak gegabah. Tapi lunadra tidak mendengarkan. Jika di hari pertama setelah di pesta ibra, ia mendapati lokernya ada tikus mati. Lalu di hari kedua, ia terjatuh dari tangga karena ulah adara dan teman-temannya. Dia sudah melaporkan hal ini pada gurunya dan adara memabg sempat dipanggil ke ruang BK. Adara memang meminta maaf tapi dengan terpaksa itupun hanya di hadapan guru. Dan di hari ketiga, adara semakin menjadi-jadi gosip tentang asal-usulnya banyak diperbincangkan. Adara sepertinya ingin membalasnya karena melaporkannya ke guru BK. Setelah hari keempat gadis-gadis lain selain geng adara ikut-ikutan mengerjainya, jika dulu mereka hanya menggosipkanya sekarang mereka juga melakukan hal serupa seperti adara . Di setiap waktu lunadra hampir mendapat masalah karena mereka. Contohnya saat praktikum di lab, sepatu yang ia letakan di loker hilang terpaksa ia menyeker di lantai an ditertawai di penjuru sekolah. Hanya dewita yang bersimpati padanya dengan meminjamkannya sepatu olahraganya yang ia simpan di loker. Tapi tatapan kasihan dewita tak membuatnya senang, ia benci dikasihani.

Dan masih banyak lagi perbuatan mereka yang membuatnya menahan amarah. Mereka tidak tau saja jika dia marah bisa melakukan apa saja!

Seperti sekarang ia tidak mendengarkan dewita. Lunadra mendatangi kelas adara dan gadis-gadis lain yang merasa sok superior di sekolahnya. Karena sore hari itu jam sekolah sudah usai. Maka tiak ada banyak murid yang memilih tinggal di kelas. Paling mereka seperti adara ini akan mengikuti ekskul cheers nya sebentar lagi. Karena itu lunadra tidak segan mendatangi adara. Apalagi ia sedang marah. Tangannya mengepal.

"Puas kamu? Sekarang apa lagi? Memangnya kamu tidak menyukai kak ibra? Lalu apa salahnya jika aku menyukai kak ibra??".

"Ya ampun. Elu gak ngaca! Muka jelek dan status elu yang gak guna itu. Berani mimpiin ibra. Kalo kita-kita masih diperbolehin mimpiin si ibra".
Adara menanggapi dengan nada santai.

"Gimana udah sadar diri belum? Kalau belum elu mau kita bantuin?" Kekeh malika di sebelah adara.

Lunadra tidak terima, jika bukan karena beasiswa ia akan menjambak rambut mereka. Masalahnya bukan hanya nilai akademiknya yang membuatnya menduduki rangking tiga besar di sekolahnya, tapi attitudenya juga.

Karena kesal pipinya memerah. Siap melemparkan kata-kata yang tepat untuk membalas adara dan gengnya. Matanya melirik tas keluaran terbaru milik adara yang tergeletak di meja. Tadi pagi ia sempat dengar jika tas yang katanya branded itu hadiah dari mamanya. Setau lunadra, adara punya ibu yang sangat cerewet dan dddde. Secepat kilat tangannya menyambar tas itu.

"Kembaliin tas gue". Adara kalah cepat dengan lunadra yang mengambil tas adara.

"Dasar pencuri".

"Aku tidak butuh tas jelek ini. Dari wajahmu sepertinya kamu takut jika tas ini aku...

Lunadra menggantung kalimatnya tersenyum tipis ketika matanya menangkap raut horor mereka.

... aku rusak".

LUNADRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang