Siapa?

2.4K 492 19
                                    

Hari ini seperti hari biasa yang sudah berlalu, Kau bekerja di restoran cepat saji seperti biasa. Tak banyak pilihan pekerjaan karena kau sendiri tak ingin mencolok perhatian. Bekerja dari pagi buta hingga sore hari tak melelahkanmu sedikitpun. Kau berjalan pelan dari area Restoran, Kau berencana untuk membeli 3 butir telur dan 3 butir sosis sebagai lauk makan malam hari ini, cukup untuk Kau, Pochita, dan juga Denji serta beberapa Pain killer untuk Denji, hm keadaan anak itu cukup menkhawatirkan. Penyakit turunan Ibunya mulai menyerang, kemarin saja ia muntah darah. Kau bisa saja mengabaikan Denji agar mati begitu saja, namun demi Pochita dan rencanamu, Kau harus memastikan Denji agar tetap hidup.

Kau berjalan pulang pelan, membawa kantung plastik berisi belanjaanmu. Langkahmu terhenti ketika sebuah mobil yang kau tahu itu milik siapa parkir didepanmenuju rumah Denji. Pria Tua yang kau Tau itu siapa, menyadari keberadaanmu dan menoleh,"Apa?" tanya mu tak tertarik dengan apapun yang Yakuza kotor itu akan lakukan.

"Kau, ikut juga." Tunjuk nya kearahmu, Ketua Yakuza yang merupakan pria tua ringkih bau tanah yang menjijikan, kau berkata dalam hati kenapa pria brengsek ini tak segera mati saja. Keberadaannya benar-benar mengganggu."Ayo."

Dan Kau masuk kedalam mobil itu, setelah menaruh belanjaan di dalam rumah, Perjalanan yang membosankan dengan Denji yang sesekali menggerutu "aku mau tidur.." Kau hanya diam tak berkomentar. Beberapa menit kemudian kalian tiba di sebuah pabrik bekas yang terlihat sangat sepi namun itu hanya alibi, didalamnya penuh sekali dengan manusia yang dikendalikan oleh iblis. Kau menoleh kearah Ketua yakuza yang memimpin jalan,'orang ini sudah berkontrak dengan iblis rendahan rupanya'

"Ada iblis disini?" Tanya Denji, oh ada Denji, dan beberapa manusia rendahan pula, jawabmu dalam hati.

"Denji, kami berterimakasih padamu,"

"Uhh yah,"

"Patuh seperti anjing, senang bekerja dan dibayar murah seperti anjing juga"

"Apa?" Kau terdiam terus mendengarkan perkataan Pria itu, walaupun sadar betul apa yang ia rencanakan sebenarnya.

"Tapi aku benci bau dari anjing sialan sepertimu."

Dan tiba-tiba saja seseorang menusuk Denji dan Pochita, Kau hanya memandang serangan kejutan itu dengan datar, Kau merasakan seseorang juga menusukmu dibagian perut.

"Kami Yakuza ingin menjadi lebih kuat untuk mendapat lebih banyak uang, maka dari itu kami membuat kontrak dengan Iblis sama seperti apa yang kau lakukan,"

"Apa yang aku cari adalah kekuatan iblis,"

Iblis muncul dari balik Ketua Yakuza itu, bentuknya aneh dan mengerikan,"Dan apa yang aku cari adalah pemburu Iblis.." ucap Iblis itu,

"MATI!"

dan Kau merasakan tusukan lagi di dada sebelah kananmu, seluruh tempat ini dipenuhi oleh manusia yang iblis itu kendalikan."KALIAN SEMUA POTONG MEREKA BERDUA" Denji berusaha menghindar, namun naas tak sempat dan tubuhnya tercabik-cabik. Kau menghela nafas pelan, kalau begini jadinya Kau terpaksa menggunakan kekuatanmu, tanpa mengeluarkan aura mu tentu saja.

Ekor matamu melihat Makhluk itu membuang Denji ke tempat sampah, menyisakanmu yang terlihat tak peduli dengan luka yang Kau dapat. Matamu menatap makhluk itu bosan,"K-kau Kenapa TIDAK MATI!?" Teriak Iblis itu, melihat luka di perut dan dadamu beregenerasi, Kau yakin 100% Denji akan hidup kembali, jadi kau putuskan untuk membunuh setengah dari pasukan Iblis ini.

Kau hanya diam tak menjawab meskipun Iblis itu terus meneriakimu, Tanganmu terangkat, bergerak dengan cepat. Tersenyum, kau menebas kepala pasukan itu dengan mudah dengan sekali gerakan tangan. Kau tak bergerak sedikitpun, seolah sesuatu melakukannya atas perintahmu, Iblis itu menatapmu kaget. Tak cukup sampai situ, Denji bangkit dengan wujud Hybird nya, Iblis itu semakin ketakutan, melihat Denji yang sudah baik-baik saja kau memutuskan untuk tak ikut campur lagi.

"K-kau-" Tak sempat menyelesaikan kalimatnya, Denji menyerang dengan membabi buta, ah ya Dia bisa menyelesaikan ini dengan mudah tertawa seperti maniak,

.

.

.

Kau terduduk disebelah Denji yang tak sadarkan diri, meskipun Kau sudah memberikannya sedikit darah namun ia tak kunjung bangun ataupun menunjukan tanda-tanda kehidupan. Kau menghela nafas pelan, Kau tak khawatir sedikit pun terhadap Denji maupun Pochita, ya, Pochita, meskipun Iblis itu sudah menjadi jantung Denji namun Kau masih bisa merasakan kehadirannya melalui aura yang Ia pancarkan.

Yang artinya keduanya masih hidup.

"Seseorang mendahului kita." Matamu menangkap 3 figur aneh yang berada di pintu masuk, berpakaian seperti pekerja kantoran yang mana cukup aneh. Seorang wanita menghampirimu dan Denji,"Kau yang menyelesaikan ini?"

Kau menggeleng,"Anak ini yang melakukannya." Jarimu menunjuk Denji yang tak sadarkan diri akibat perubahannya yang memakan banyak darah dan mungkin saja saat ini ia terkena anemia?

"Oh, Hmm Bau anak ini berbeda dari Iblis ataupun manusia yang pernah Ku temui, Begitu pun denganmu Nona."

Kau hanya mengangkat Bahu,"Lebih baik Kau cepat bawa dia ke Rumah sakit sebelum Dia kehabisan darah."

"Aku tak bisa, Dia adalah Iblis, aku harus mengeksekusi nya."

"Kau pikir Dia iblis setelah mempertaruhkan nyawanya seperti ini?"

"Ya."

Kau hanya menghela nafas pelan menghadapi wanita asing dihadapanmu itu, Jelas-jelas Denji bukan iblis meskipun dia mengikat kontrak dengan Pochita hingga menjadi Hybird.

"Anak ini, menyelamatkanku tadi, bukankah itu sudah menjadi alasan yang cukup?"

Wanita itu terdiam sejenak, Ia melihat kearah 2 rekannya yang berada dibelakangnya."Baiklah, Aku anggap dia menjadi pemburu Iblis, ah kita bahas saja lebih lanjut didalam mobil."

"Kalian berdua, tolong bawa Anak laki-laki itu ke dalam mobil, Aku ingin berbicara sebentar dengan Wanita ini."

Dan rekannya berlalu dengan Denji yang dibawa, menyisakan Dirimu dengan Wanita asing.

"Kau, membunuh separuh dari tumpukan sampah ini kan?"

Kau mendongak keatas, mengingat Wanita itu hanya berdiri tak bergeming sedari tadi, meskipun saat melihat kondisi Denji yang babak belur seperti itu.

"Bisa dibilang seperti itu,"

"Kau mengikat kontrak dengan iblis apa?"

"Tidak sopan sekali, Aku bahkan tak mengenalmu."

Wanita itu terdiam sejenak,"Benar juga. Perkenalkan namaku Makima, dari organisasi Keamanan Publik yang mengurus segala hal tentang Iblis dan pemburu Iblis." Makima, Nama wanita asing berambut merah itu. Kau memandangnya dari atas kebawah, lalu tersenyum.

"Namaku (y/n) (l/n) aku mengikat kontrak dengan iblis yang tidak bisa kuberitahu padamu Makima-san."

they tell me i am a god Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang